Babi Hitam Diprogram Inseminasi Buatan
Selain memenuhi kebutuhan pasar, babi hitam dinilai lebih tahan terhadap penyakit.
SINGARAJA, NusaBali
Populasi babi hitam Bali yang dibudidayakan peternak rumahan di Buleleng mulai sulit ditemukan. Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng pun berencana melakukan inseminasi buatan untuk mempercepat pertumbuhan populasi babi hitam. Program inseminasi buatan ini selain memenuhi kebutuhan pasar, juga untuk menggaungkan beternak babi hitam yang lebih tahan dari penyakit.
Kepala Dinas Pertanian Buleleng I Made Sumiarta dihubungi Minggu (25/10) menjelaskan program ini sudah masuk dalam program tahun anggaran 2021. Inseminasi buatan babi hitam akan dibantu oleh UPTD Balai Inseminasi Buatan Daerah Bali di Baturiti, Tabanan. Pada percobaan pertama, disiapkan 3 ekor indukan dan 3 ekor pejantan untuk menjalani proses pembibitan melalui inseminasi buatan.
“Babi hitam sudah kami rancang penggemukannya, tetapi cari bibitnya yang susah. Tadinya kami juga rancang untuk Kelompok Wanita Ternak (KWT) tetapi kalau 10 ekor kurang berdampak,” jelas Kadis Sumiarta.
Program pengembangan babi hitam disebut Sumiarta sudah waktunya dilakukan, karena saat ini peternak rumahan di Buleleng khususnya sudah sangat jarang yang memelihara babi hitam.
Peternak lebih memilih memelihara babi lendris karena pakannya lebih mudah dicari dan pertumbuhan lebih cepat dan lebih besar. Padahal babi hitam Bali juga memiliki peluang usaha yang cukup menjanjikan. Babi hitam hingga saat ini masih dicari masyarakat Bali untuk kebutuhan sarana upacara dan juga kebutuhan kuliner babi guling. “Jumlah populasinya sangat sedikit, seperti data kami di tahun 2019 hanya berjumlah 86 ribu per tahun. Tentu belum bisa memenuhi permintaan pasar,” jelas dia.
Jika pembibitan melalui inseminasi buatan ini berhasil, pemerintah akan kembali memasyarakatkan babi hitam sebagi ternak lokal yang memiliki keunggulan dibandingkan babi lendris. Meski perawakannya lebih kecil dan produktivitasnya rendah, babi hitam memiliki ketahanan tinggi terhadap penyakit. Keunggulan ini sangat menjanjikan, terlebih di awal tahun lalu banyak ternak babi yang mati karena virus ASF. Selain itu daging babi hitam yang dibudidayakan secara tradisional oleh peternak rumahan memiliki kandungan lemak tak jenuh.*k23
Populasi babi hitam Bali yang dibudidayakan peternak rumahan di Buleleng mulai sulit ditemukan. Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng pun berencana melakukan inseminasi buatan untuk mempercepat pertumbuhan populasi babi hitam. Program inseminasi buatan ini selain memenuhi kebutuhan pasar, juga untuk menggaungkan beternak babi hitam yang lebih tahan dari penyakit.
Kepala Dinas Pertanian Buleleng I Made Sumiarta dihubungi Minggu (25/10) menjelaskan program ini sudah masuk dalam program tahun anggaran 2021. Inseminasi buatan babi hitam akan dibantu oleh UPTD Balai Inseminasi Buatan Daerah Bali di Baturiti, Tabanan. Pada percobaan pertama, disiapkan 3 ekor indukan dan 3 ekor pejantan untuk menjalani proses pembibitan melalui inseminasi buatan.
“Babi hitam sudah kami rancang penggemukannya, tetapi cari bibitnya yang susah. Tadinya kami juga rancang untuk Kelompok Wanita Ternak (KWT) tetapi kalau 10 ekor kurang berdampak,” jelas Kadis Sumiarta.
Program pengembangan babi hitam disebut Sumiarta sudah waktunya dilakukan, karena saat ini peternak rumahan di Buleleng khususnya sudah sangat jarang yang memelihara babi hitam.
Peternak lebih memilih memelihara babi lendris karena pakannya lebih mudah dicari dan pertumbuhan lebih cepat dan lebih besar. Padahal babi hitam Bali juga memiliki peluang usaha yang cukup menjanjikan. Babi hitam hingga saat ini masih dicari masyarakat Bali untuk kebutuhan sarana upacara dan juga kebutuhan kuliner babi guling. “Jumlah populasinya sangat sedikit, seperti data kami di tahun 2019 hanya berjumlah 86 ribu per tahun. Tentu belum bisa memenuhi permintaan pasar,” jelas dia.
Jika pembibitan melalui inseminasi buatan ini berhasil, pemerintah akan kembali memasyarakatkan babi hitam sebagi ternak lokal yang memiliki keunggulan dibandingkan babi lendris. Meski perawakannya lebih kecil dan produktivitasnya rendah, babi hitam memiliki ketahanan tinggi terhadap penyakit. Keunggulan ini sangat menjanjikan, terlebih di awal tahun lalu banyak ternak babi yang mati karena virus ASF. Selain itu daging babi hitam yang dibudidayakan secara tradisional oleh peternak rumahan memiliki kandungan lemak tak jenuh.*k23
Komentar