PHRI Gali Pemikiran Pariwisata Bangli
BANGLI, NusaBali
Setelah sebelumnya menggali pemikiran Made Subrata, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Bangli menggali pemikiran Sang Nyoman Sedana Arta.
Pokok-pokok pemikiran soal pengembangan pariwisata Bangli itu digali langsung pada dua sosok yang bakal menjadi pemimpin Kabupaten Bangli periode 2021-2026.
Di hadapan para pelaku pariwisata Bangli, Sedana Arta memperlihatkan semangat pengembangan sektor pariwisata Bangli yang selama ini belum terlalu digarap.
Persoalan lain diakui ada pada pendapatan asli daerah (PAD) Bangli yang hanya Rp 119 miliar, jauh di bawah Kabupaten Gianyar misalnya, yang menembus Rp 1,2 triliun.
“Karena itu kita akan lakukan terobosan besar, perubahan yang revolusioner. Sebab potensi Bangli sangat besar dan ini bisa mendatangkan pendapatan besar pula bagi masyarakat dan daerah,” jelas Sedana Arta dalam pertemuan yang dilangsungkan di Toya Devasya Kintamani pada Senin (26/10).
Sementara itu Ketua BPC PHRI Bangli Ketut Mardjana mengapresiasi kesediaan calon Bupati Bangli Sang Nyoman Sedana Arta melakukan ‘brainstorming’ dengan komponen pariwisata Bangli. “Kami sambut positif karena dari kalangan pariwisata bisa menyampaikan harapan dan saran apa yang bisa dilakukan Bupati ke depan untuk memajukan pariwisata dan mensejahterakan masyarakat Bangli,” ujar Mardjana.
Sebelumnya jajaran PHRI Bangli pada 10 Oktober 2020, juga sempat berbagi masukan dengan calon Bupati Bangli Made Subrata dan pasangannya Ngakan Kutha Negara di De Klumpu Tembuku. “Jadi siapapun nantinya bupati terpilih, harapan kami bisa memajukan pariwisata serta potensi alam lainnya yang selama ini menjadi salah satu andalan perekonomian masyarakat. Sebab dengan berkembangnya pariwisata akan bisa mendukung kemakmuran masyarakatnya,” ujar mantan Dirut PT Pos Indonesia itu yang juga GM Toya Devasya ini.
Dalam pertemuan empat jam lebih itu, berbagai masukan disampaikan para tokoh dan pelaku pariwisata di antaranya menyangkut regulasi, konsistensi, masalah infrastruktur ekonomi seperti jalan, jaringan telekomunikasi, termasuk digitalisasi yang saat ini menjadi kebutuhan mendasar dalam dunia usaha khususnya. *mao
1
Komentar