Sebelum Dipukul, AWK Launching Koperasi Arak Semeton Bali
DENPASAR, NusaBali
Beberapa jam sebelum terjadinya aksi pemukulan dan getok kepala yang menimpa Arya Wedakarna (AWK), Rabu (28/10) siang, senator DPD RI Provinsi Bali ini lebih dulu menggelar prosesi peresmian Koperasi Arak Semeton Bali di kantor DPD RI Jalan Cok Agung Tresna, Renon, Denpasar.
Lahirnya Koperasi Arak Semeton Bali itu sendiri sudah digagas sejak beberapa bulan silam, saat para pelaku pariwisata, khususnya bartender kapal pesiar, mulai terpukul oleh dampak pandemi Covid-19. Alhasil sejak bulan Mei 2020, digulirkan bantuan bagi para pekerja pariwisata yang ingin mengangkat kearifan lokal Bali ini, dengan membantu memfasilitasi untuk pendaftaran proses di Kemenkumham, Bea Cukai dan Dinas Provinsi. “Saat itu kami mulai bantu sosialisasi dan menggandeng pihak-pihak terkait," ucap Arya Wedakarna.
Tak butuh waktu lama, Koperasi Arak Semeton Bali itu pun langsung memiliki keanggotaan mencapai 569 orang dan 900 anggota paguyuban. “Prospek penjualan arak Bali memiliki potensi nilai ekonomi yang tinggi apabila dilakukan dengan tata kelola pemasaran dengan baik, bahkan bisa menjadi sumber pendapatan baru mereka setelah kehilangan mata pencaharian terdampak pandemi Covid-19,” kata Arya Wedakarna.
Penjualan arak di Bali sendiri makin mengalami perkembangan positif, bahkan hampir menggeser minuman beralkohol pabrikan besar sejak diberlakukannya Peraturan Gubernur Bali Nomor 1 Tahun 2020 tentang tata Kelola Minuman Fermentasi dan/atau Destilasi khas Bali.
AWK pun menambahkan, saat ini tengah dikaji agar cukai arak rendah. "Pergub kita apresiasi tentang tata kelola dan mengarah ke sana, yang pasti kita ayomi agar tidak ada razia. Kami juga meyakinkan Menkeu agar bea cukai arak tidak tinggi," ungkapnya.
Lebih jauh, AWK menjelaskan, bahwa arak yang dijual koperasi ini bukanlah arak murni akan tetapi inovasi turunan olahan arak seperti produk cocktail, jamu, herbal, infused. "Terkait daftar negatif investasi, memang menjadi tantangan, tapi prinsip kami adalah mengatur lebih baik dibanding diam-diam, kalau sembunyi malah gaduh. Kita lihat di Singaraja, Karangasem sebagian besar rakyat penghasil arak, maka lebih baik dibina dan diarahkan," pungkasnya. *mao
Komentar