Paduan Kopi dan Arak Bali Siap Masuk Pasar
Kopi Liqueur
DENPASAR,NusaBali
Bali siap memproduksi minuman beralkohol yang merupakan kombinasi antara kopi dengan arak.
Diharapkan produk inovasi berpangkal pada kearifan lokal, bisa mengisi ceruk pasar yang selama ini didominasi produk impor. Ujungnya inovasi baru ini dapat mengangkat potensi ekonomi Bali terutama sektor usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang bergerak dalam usaha kopi dan pembuatan arak.
Inovasi minuman kopi dengan arak tersebut berpangkal pada kebiasaan minum kopi dan mengonsumsi arak untuk menghangatkan tubuh, yang dilakoni kalangan krama Bali pada zaman dulu.
Berangkat dari itulah I Wayan Suantara, perajin arak dari Desa/Kecamatan Manggis, Karangasem berkolaborasi dengan I Wayan Terima, petani kopi dari Desa Plaga, Petang Badung, membuat produk kopi beralkohol, yang diinisasi PT Bali Sarana Ventura-salah satu perusahan pembiayaan di Bali. Produk kombinasi antara kopi dan arak tersebut dinamai Kopi Liqueur.
“Sejak dulu masyarakat di pedesaan, apalagi di pegunungan punya kebiasaan minum kopi campur arak,” ujar Terima.
Dari kebiasaan tetua minum kopi campur arak itulah muncul inspirasi membuat kopi kombinasi dengan arak.
Produksi kopi liqueur sedemikian rupa melalui proses fermentasi dan uji produk dilakukan sejak 3 bulan lalu. Dengan berbagai kendala, beberapa varian kopi liqueur telah berhasil diproduksi.
Diharapkan produk kopi alkohol atau coffee liqueur yang berasal dari permentasi kopi Bali dan arak Bali ini membuka pasar yang lebih luas. “Tidak hanya pasar lokal, tetapi juga global,” harap Suantara.
Sementara untuk mendorong dan pendampingan aspek permodalan, administrasi dan SDM, promosi , branding dan marketing dilakukan kesepakatan dengan PT Sarana Bali Ventura (PT SBV) dan PT Lumina Kaya Indonesia. Penandatanganan dilaksanakan Kamis (29/10) di Kantor PT SBV Denpasar.
“Ini sesungguhnya sudah proses lama,” ucap Dirut PT SBV I Made Gunawirawan, memaparkan proses inisiasi dan pendampingan yang dilakukan sehingga berhasil diproduksi ‘Kopi Liqueur’ tersebut.
Gunawirawan berharap minuman kopi beralkohol tersebut bisa masuk ke pasar modern, restoran, bar, kafe dan lainnya.
Sementara Direktur Utama PT Lumina Kaya Indonesia (Kaya. Id) Nita Kartikasari menyatakan produk kopi liqueur merupakan terobosan baru. Parpaduan kopi dan arak Bali tersebut diharapkan bisa menjangkau pasar yang lebih besar dan potensial.
“Ini menginspirasi karena dua UMKM menghasilkan produk baru dengan brand baru yang potensial. “Semoga ini segera masuk pasar,” ujar Nita. Lumina Kaya Indonesia (Kaya id) kata Nita, merupakan perusahan incubator bisnis UMKM. *K17
Inovasi minuman kopi dengan arak tersebut berpangkal pada kebiasaan minum kopi dan mengonsumsi arak untuk menghangatkan tubuh, yang dilakoni kalangan krama Bali pada zaman dulu.
Berangkat dari itulah I Wayan Suantara, perajin arak dari Desa/Kecamatan Manggis, Karangasem berkolaborasi dengan I Wayan Terima, petani kopi dari Desa Plaga, Petang Badung, membuat produk kopi beralkohol, yang diinisasi PT Bali Sarana Ventura-salah satu perusahan pembiayaan di Bali. Produk kombinasi antara kopi dan arak tersebut dinamai Kopi Liqueur.
“Sejak dulu masyarakat di pedesaan, apalagi di pegunungan punya kebiasaan minum kopi campur arak,” ujar Terima.
Dari kebiasaan tetua minum kopi campur arak itulah muncul inspirasi membuat kopi kombinasi dengan arak.
Produksi kopi liqueur sedemikian rupa melalui proses fermentasi dan uji produk dilakukan sejak 3 bulan lalu. Dengan berbagai kendala, beberapa varian kopi liqueur telah berhasil diproduksi.
Diharapkan produk kopi alkohol atau coffee liqueur yang berasal dari permentasi kopi Bali dan arak Bali ini membuka pasar yang lebih luas. “Tidak hanya pasar lokal, tetapi juga global,” harap Suantara.
Sementara untuk mendorong dan pendampingan aspek permodalan, administrasi dan SDM, promosi , branding dan marketing dilakukan kesepakatan dengan PT Sarana Bali Ventura (PT SBV) dan PT Lumina Kaya Indonesia. Penandatanganan dilaksanakan Kamis (29/10) di Kantor PT SBV Denpasar.
“Ini sesungguhnya sudah proses lama,” ucap Dirut PT SBV I Made Gunawirawan, memaparkan proses inisiasi dan pendampingan yang dilakukan sehingga berhasil diproduksi ‘Kopi Liqueur’ tersebut.
Gunawirawan berharap minuman kopi beralkohol tersebut bisa masuk ke pasar modern, restoran, bar, kafe dan lainnya.
Sementara Direktur Utama PT Lumina Kaya Indonesia (Kaya. Id) Nita Kartikasari menyatakan produk kopi liqueur merupakan terobosan baru. Parpaduan kopi dan arak Bali tersebut diharapkan bisa menjangkau pasar yang lebih besar dan potensial.
“Ini menginspirasi karena dua UMKM menghasilkan produk baru dengan brand baru yang potensial. “Semoga ini segera masuk pasar,” ujar Nita. Lumina Kaya Indonesia (Kaya id) kata Nita, merupakan perusahan incubator bisnis UMKM. *K17
Komentar