Demokrat Bali Panaskan Mesin Partai, Paslon 6 Kabupaten dan Kota Dikumpulkan
DENPASAR, NusaBali
Partai Demokrat Provinsi Bali mengumpulkan para pasangan calon (paslon) kepala daerah yang diusung di Pilkada di 6 Kabupaten dan Kota 2020, dalam Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) di Hotel Inna Bali Heritage, Jalan Veteran Denpasar, Selasa (3/11) siang.
Demokrat Bali pun instruksikan jajaran DPC kabupaten dan kota untuk memenangkan paslon yang diusung Partai Demokrat bersama koalisi.
Rakorda Demokrat Provinsi Bali ini dihadiri Wakil Anggota Satgas Pilkada 2020 DPP Demokrat Wilayah Bali-Lombok Agustinus T Mbapa, Ketua DPD Demokrat Bali Made Mudarta, Ketua DPC Demokrat se-Bali, Ketua Fraksi Demokrat DPRD Bali Komang Nova Sewi Putra. Sementara para paslon yang diusung Demokrat hadir Cabup Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri, Cabup Kabupaten Bangli Sang Nyoman Sedana Artha, Calon Walikota Denpasar Gede Ngurah Ambara Putra bersama tandemnya Calon Wakil Walikota Denpasar Made Bagus Kertanegara. Kemudian Cawabup Tabanan Dewa Nyoman Budiasa, Cawabup Badung Ketut Suiasa. Sementara pasangan Cabup-Cawabup Jembrana yang diusung Demokrat I Nengah Tamba-Gede Patriana Krisna tidak hadir.
Dalam Rakorda kemarin juga diisi pengarahan dari Ketua Bappilu DPD Demokrat Bali Gede Ngurah Wididana alias Pak Oles, briefing kepada Ketua DPC se-Bali untuk memenangkan Pilkada serentak 2020 oleh mantan Koordinator Pemenangan Pemilu DPP Demokrat Putu Suasta. Dalam pertemuan tertutup tersebut strategi pemenangan melalui pertarungan di akar rumput, pola pengawalan suara di TPS menjadi materi yang dibahas dengan alot.
Ketua DPD Demokrat Bali Made Mudarta saat memberikan arahan langsung support paslon dan Ketua DPC Demokrat yang bertarung di Pilkada 2020. “Ketua DPC dan jajaran kader harus kerja keras untuk memenangkan Pilkada serentak 2020. Kita punya waktu 36 hari untuk bekerja meyakinkan rakyat memilih paslon yang diusung Partai Demokrat,” kata mantan Ketua OKK DPD Demokrat Bali 2006-2011 ini.
Mudarta mengatakan keyakinan akan memenangkan Pilkada serentak 9 Desember 2020 melalui pemetaan politik dan fenomena niskala. Menurutnya dari aspek politik (sekala), soliditas kader Demokrat sangat mendukung. “Sekarang perlu kerja keras dan kekompakan yang terjaga untuk memenangkan pilkada di 6 kabupaten dan kota pada 9 Desember 2020 mendatang,” kata Mudarta.
Bukan hanya dari hitungan politik saja, menurut Mudarta, Partai Demokrat berpeluang meraih kemenangan di Pilkada serentak 9 Desember 2020 dengan kemunculan pertanda alam. Salah satunya fenomena alam yang terjadi pada Purnama Kalima, Sabtu (31/10), dimana terjadi kemunculan bulan biru mikro (blue moon). Blue moon ini fenomena alam yang terjadinya hanya 21 tahun sekali. Terakhir fenomena alam ini, kata Mudarta, terjadi pada 30 April 1999.
"Ini fenomena alam yang kami yakini menjadi pertanda Partai Demokrat bangkit dan berpeluang memenangkan Pilkada 2020,” ucap Mudarta disambut tepuk tangan hadirin.
Sementara Ketua OKK DPD Demokrat Bali I Ketua Ridet menginstruksikan para paslon dan jajaran DPC Demokrat dalam proses Pilkada serentak 9 Desember 2020 tetap kedepankan proses kompetisi yang bermartabat, mengikuti proses (protokol kesehatan) mencegah penularan Covid-19. “Kali ini pilkada serentak digelar di tengah pandemi Covid-19. Kita harus tetap kerja keras. Dan tetap berproses dengan kedepankan protokol kesehatan. Supaya jangan sampai menimbulkan klaster baru penularan Covid-19,” kata Ridet.
Kader senior Demokrat Putu Suasta kepada NusaBali di sela-sela Rakorda mengatakan pertarungan Pilkada 2020 adalah pertarungan horor. Karena Demokrat juga menghadapi incumbent di beberapa daerah. Walaupun ada juga mengusung incumbent. Kata Suasta, menghadapi incumbent Demokrat tidak bisa mengandalkan cara biasa untuk memenangkan duel pilkada.
“Strateginya memang kita harus ada garapan isu yang nyentrik. Kalau biasa-biasa dilibas kita. Kantong suara dari golongan mana saja potensial sudah kita petakan. Bagaimana caranya kita juga sudah kerahkan kekuatan,” ujar Suasta sembari menyatakan off the record apa strategi yang dimainkan paslon Demokrat di pilkada.
Pola-pola nyentrik dan isu seksi yang digarap Demokrat karena menghadapi incumbent diterapkan di Pilkada Jembrana, Pilkada Denpasar, dan Pilkada Tabanan. “Penggarapan isu dan penggarapan kantong suara, pengawalan suara di TPS menjadi penting, ini kita kerjakan dengan sisa waktu 36 hari ke depan,” tegas alumni FISIP Universitas Gadjah Mada Jogjakarta ini. *nat
Rakorda Demokrat Provinsi Bali ini dihadiri Wakil Anggota Satgas Pilkada 2020 DPP Demokrat Wilayah Bali-Lombok Agustinus T Mbapa, Ketua DPD Demokrat Bali Made Mudarta, Ketua DPC Demokrat se-Bali, Ketua Fraksi Demokrat DPRD Bali Komang Nova Sewi Putra. Sementara para paslon yang diusung Demokrat hadir Cabup Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri, Cabup Kabupaten Bangli Sang Nyoman Sedana Artha, Calon Walikota Denpasar Gede Ngurah Ambara Putra bersama tandemnya Calon Wakil Walikota Denpasar Made Bagus Kertanegara. Kemudian Cawabup Tabanan Dewa Nyoman Budiasa, Cawabup Badung Ketut Suiasa. Sementara pasangan Cabup-Cawabup Jembrana yang diusung Demokrat I Nengah Tamba-Gede Patriana Krisna tidak hadir.
Dalam Rakorda kemarin juga diisi pengarahan dari Ketua Bappilu DPD Demokrat Bali Gede Ngurah Wididana alias Pak Oles, briefing kepada Ketua DPC se-Bali untuk memenangkan Pilkada serentak 2020 oleh mantan Koordinator Pemenangan Pemilu DPP Demokrat Putu Suasta. Dalam pertemuan tertutup tersebut strategi pemenangan melalui pertarungan di akar rumput, pola pengawalan suara di TPS menjadi materi yang dibahas dengan alot.
Ketua DPD Demokrat Bali Made Mudarta saat memberikan arahan langsung support paslon dan Ketua DPC Demokrat yang bertarung di Pilkada 2020. “Ketua DPC dan jajaran kader harus kerja keras untuk memenangkan Pilkada serentak 2020. Kita punya waktu 36 hari untuk bekerja meyakinkan rakyat memilih paslon yang diusung Partai Demokrat,” kata mantan Ketua OKK DPD Demokrat Bali 2006-2011 ini.
Mudarta mengatakan keyakinan akan memenangkan Pilkada serentak 9 Desember 2020 melalui pemetaan politik dan fenomena niskala. Menurutnya dari aspek politik (sekala), soliditas kader Demokrat sangat mendukung. “Sekarang perlu kerja keras dan kekompakan yang terjaga untuk memenangkan pilkada di 6 kabupaten dan kota pada 9 Desember 2020 mendatang,” kata Mudarta.
Bukan hanya dari hitungan politik saja, menurut Mudarta, Partai Demokrat berpeluang meraih kemenangan di Pilkada serentak 9 Desember 2020 dengan kemunculan pertanda alam. Salah satunya fenomena alam yang terjadi pada Purnama Kalima, Sabtu (31/10), dimana terjadi kemunculan bulan biru mikro (blue moon). Blue moon ini fenomena alam yang terjadinya hanya 21 tahun sekali. Terakhir fenomena alam ini, kata Mudarta, terjadi pada 30 April 1999.
"Ini fenomena alam yang kami yakini menjadi pertanda Partai Demokrat bangkit dan berpeluang memenangkan Pilkada 2020,” ucap Mudarta disambut tepuk tangan hadirin.
Sementara Ketua OKK DPD Demokrat Bali I Ketua Ridet menginstruksikan para paslon dan jajaran DPC Demokrat dalam proses Pilkada serentak 9 Desember 2020 tetap kedepankan proses kompetisi yang bermartabat, mengikuti proses (protokol kesehatan) mencegah penularan Covid-19. “Kali ini pilkada serentak digelar di tengah pandemi Covid-19. Kita harus tetap kerja keras. Dan tetap berproses dengan kedepankan protokol kesehatan. Supaya jangan sampai menimbulkan klaster baru penularan Covid-19,” kata Ridet.
Kader senior Demokrat Putu Suasta kepada NusaBali di sela-sela Rakorda mengatakan pertarungan Pilkada 2020 adalah pertarungan horor. Karena Demokrat juga menghadapi incumbent di beberapa daerah. Walaupun ada juga mengusung incumbent. Kata Suasta, menghadapi incumbent Demokrat tidak bisa mengandalkan cara biasa untuk memenangkan duel pilkada.
“Strateginya memang kita harus ada garapan isu yang nyentrik. Kalau biasa-biasa dilibas kita. Kantong suara dari golongan mana saja potensial sudah kita petakan. Bagaimana caranya kita juga sudah kerahkan kekuatan,” ujar Suasta sembari menyatakan off the record apa strategi yang dimainkan paslon Demokrat di pilkada.
Pola-pola nyentrik dan isu seksi yang digarap Demokrat karena menghadapi incumbent diterapkan di Pilkada Jembrana, Pilkada Denpasar, dan Pilkada Tabanan. “Penggarapan isu dan penggarapan kantong suara, pengawalan suara di TPS menjadi penting, ini kita kerjakan dengan sisa waktu 36 hari ke depan,” tegas alumni FISIP Universitas Gadjah Mada Jogjakarta ini. *nat
Komentar