'Perlu Regulasi dan Kebijakan Berani Tangani Sampah di Denpasar'
Cawali Ambara Putra Cek TPA Suwung
DENPASAR,NusaBali
Calon Walikota Denpasar, Gede Ngurah Ambara Putra, dalam masa kampanye menyempatkan diri berkunjung ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir) Suwung, Rabu (4/11) siang kemarin.
Saat menengok dan berbincang dengan petugas di TPA Suwung yang berada di wilayah Banjar Pesanggaran, Desa Pedungan, Kecamatan Denpasar Selatan dan Banjar Suwung Batan Kendal, Desa Adat Sesetan, Kecamatan Denpasar Selatan itu, Calon Walikota Denpasar yang diusung Partai Golkar-Demokrat-NasDem ini mengatakan perlu kebijakan berani dalam penyelesaian masalah sampah di TPA Suwung.
Ngurah Ambara di sela-sela kunjungan ke TPA Suwung dengan luas total 30 hektare itu menyebutkan TPA regional yang dikenal dengan TPA Sarbagita karena selama ini menjadi tempat pembuangan sampah dari Kota Denpasar, Badung, Gianyar dan Tabanan ini harus dikelola maksimal. Karena sangat dekat dengan destinasi pariwisata di Badung selatan (Kuta dan sekitarnya). "Saat ini masalah di TPA Suwung perlu regulasi dan kebijakan yang pasti. Terutama dalam pengelolaan sampah yang makin hari makin numpuk. Harus ada kebijakan cepat dan berani dari pemerintah melalui sebuah regulasi supaya sampah di TPA Suwung tertangani maksimal. Seperti di Kota Surabaya, Jawa Timur pengelolaan sampahnya sangat bagus. Karena regulasi dan kebijakan berani," ujar Ngurah Ambara.
Menurut Ambara, dengan pasokan sampah sebanyak 1.000 sampai 1.200 ton per hari ke TPA Suwung, ada potensi mendatangkan pendapatan daerah. Selain itu kalau timbunan sampah menggunung di kawasan strategis Denpasar dan Badung itu ditangani dengan baik juga bisa menjadi kawasan menarik. Misalnya untuk urban farming atau dibuat kawasan hijau. "Kalau hemat saya alat pengolahan sampah harus diwujudkan di TPA Suwung. Sehingga tidak menumpuk dan menimbulkan masalah lingkungan," ujar Ambara Putra.
Kata pria asal Desa Sumerta, Kecamatan Denpasar Timur ini, untuk menciptakan sebuah kota yang bersih masalah sampah harus terselesaikan dulu. Untuk di TPA Suwung ini harus ada kebijakan di hulu, di mana di rumah tangga sampah itu harus dipisahkan dengan tepat. Harus ada pemisahan khusus sampah residu, organik dan an organik. "Pola ini mendatangkan keuntungan secara ekonomi. Misalnya sampah yang mudah hancur kan bisa dijadikan kompos. Kemudian plastik-plastik dan bahan daur ulang bisa bernilai ekonomi. Ini perlu kebijakan dan regulasi melakukan edukasi serius untuk masyarakat dalam pengelolaan sampah," kata mantan Calon DPD RI Dapil Bali di Pileg 2019 ini.
Kata Ambara dari dialog dengan petugas di TPA Suwung terungkap sebelumnya sampah di TPA Suwung awalnya berasal dari Kabupaten Badung, Tabanan, Denpasar dan Gianyar. Namun sekarang hanya sampah berasal dari Badung dan Denpasar. Sekarang menurut Ambara, dalam manajemen pengelolaan sampahnya perlu ada pola yang terencana. "Misalnya dalam pemisahan jenis sampah. Tidak dibuang menjadi satu campur-campur ke TPA Suwung. Harus ada pemilahan dulu. Ini memudahkan dalam pembakaran dan pengolahan. Entah jadi kompos atau jadi energi listrik," tegas Ambara.
Menurut Ambara dari 30 hektarE sebanyak 5 hektarE sudah tertangani dengan cara dibuatkan taman. "Kalau bisa dari sisa yang ada bisa dikelola sehingga menjadi kawasan hijau dan indah. Ada Pelabuhan Benoa Denpasar di sini sangat indah. Ini potensi digarap, selain juga menyelesaikan masalah lingkungan yakni bau yang mengGanggu warga sekitar," ujar Ambara Putra. *nat
Ngurah Ambara di sela-sela kunjungan ke TPA Suwung dengan luas total 30 hektare itu menyebutkan TPA regional yang dikenal dengan TPA Sarbagita karena selama ini menjadi tempat pembuangan sampah dari Kota Denpasar, Badung, Gianyar dan Tabanan ini harus dikelola maksimal. Karena sangat dekat dengan destinasi pariwisata di Badung selatan (Kuta dan sekitarnya). "Saat ini masalah di TPA Suwung perlu regulasi dan kebijakan yang pasti. Terutama dalam pengelolaan sampah yang makin hari makin numpuk. Harus ada kebijakan cepat dan berani dari pemerintah melalui sebuah regulasi supaya sampah di TPA Suwung tertangani maksimal. Seperti di Kota Surabaya, Jawa Timur pengelolaan sampahnya sangat bagus. Karena regulasi dan kebijakan berani," ujar Ngurah Ambara.
Menurut Ambara, dengan pasokan sampah sebanyak 1.000 sampai 1.200 ton per hari ke TPA Suwung, ada potensi mendatangkan pendapatan daerah. Selain itu kalau timbunan sampah menggunung di kawasan strategis Denpasar dan Badung itu ditangani dengan baik juga bisa menjadi kawasan menarik. Misalnya untuk urban farming atau dibuat kawasan hijau. "Kalau hemat saya alat pengolahan sampah harus diwujudkan di TPA Suwung. Sehingga tidak menumpuk dan menimbulkan masalah lingkungan," ujar Ambara Putra.
Kata pria asal Desa Sumerta, Kecamatan Denpasar Timur ini, untuk menciptakan sebuah kota yang bersih masalah sampah harus terselesaikan dulu. Untuk di TPA Suwung ini harus ada kebijakan di hulu, di mana di rumah tangga sampah itu harus dipisahkan dengan tepat. Harus ada pemisahan khusus sampah residu, organik dan an organik. "Pola ini mendatangkan keuntungan secara ekonomi. Misalnya sampah yang mudah hancur kan bisa dijadikan kompos. Kemudian plastik-plastik dan bahan daur ulang bisa bernilai ekonomi. Ini perlu kebijakan dan regulasi melakukan edukasi serius untuk masyarakat dalam pengelolaan sampah," kata mantan Calon DPD RI Dapil Bali di Pileg 2019 ini.
Kata Ambara dari dialog dengan petugas di TPA Suwung terungkap sebelumnya sampah di TPA Suwung awalnya berasal dari Kabupaten Badung, Tabanan, Denpasar dan Gianyar. Namun sekarang hanya sampah berasal dari Badung dan Denpasar. Sekarang menurut Ambara, dalam manajemen pengelolaan sampahnya perlu ada pola yang terencana. "Misalnya dalam pemisahan jenis sampah. Tidak dibuang menjadi satu campur-campur ke TPA Suwung. Harus ada pemilahan dulu. Ini memudahkan dalam pembakaran dan pengolahan. Entah jadi kompos atau jadi energi listrik," tegas Ambara.
Menurut Ambara dari 30 hektarE sebanyak 5 hektarE sudah tertangani dengan cara dibuatkan taman. "Kalau bisa dari sisa yang ada bisa dikelola sehingga menjadi kawasan hijau dan indah. Ada Pelabuhan Benoa Denpasar di sini sangat indah. Ini potensi digarap, selain juga menyelesaikan masalah lingkungan yakni bau yang mengGanggu warga sekitar," ujar Ambara Putra. *nat
1
Komentar