Pusat Kebudayaan Bali 'Saingi' ITDC Nusa Dua
DENPASAR, NusaBali
Megaproyek Pusat Kebudayaan Provinsi Bali bernilai Rp 2,5 triliun yang akan dibangun di bekas Galian C Desa Gunaksa, Kecamatan Dawan, Klungkung, bukan hanya sekadar proyek monumental pelestarian kebudayaan Bali.
Proyek yang rencananya digarap dengan dana pemulihan ekonomi nasional (PEN) ini juga praktis akan menyaingi kawasan internasional Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, Badung.
Wakil Ketua DPRD Bali dari Fraksi Demokrat, Tjokorda Gede Asmara Putra Sukawati alias Tjok Asmara, mengatakan pihaknya sangat mendukung rencana pembangunan Pusat Kebudayaan Bali di Desa Gunaksa ini. "Saya ikut dalam presentasi di Rumah Jabatan. Dari presentasi Gubernur Bali Wayan Koster dengan tim ahli Pemprov Bali, jika pembangunan Pusat Kebudayaan Bali ini terwujud, sangat luar biasa. Ide yang brilian dan akan jadi monumental untuk Bali," ujar Tjok Asmara di Denpasar, Rabu (4/11).
Menurut Tjok Asmara, megaproyek yang dibiayai dengan dana pinjaman pemerintah pusat senilai Rp 2,5 triliun melalui PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI)---yang merupakan BUMN---, pembiayaan ini akan menyaingi ITDC Nusa Dua. Sebab, selain pembangunan kawasan pariwisata, museum, dan wahana pariwisata lainnya, juga yang spesial adalah miniatur pusat kebudayaan zaman keamasan pusat pemerintahan Bali di Klungkung bakal dibangun di Pusat Kebudayaan Bali ini.
"Akan ada miniatur pusat pemerintahan pada zaman keemasan Kerajaan Klungkung. Ada juga gedung pertunjukan yang menyamai kawasan ITDC Nusa Dua. Jadi, ITDC Nusa Dua akan punya pesaing," jelas Tjok Asmara.
"Jadi, ini kelebihannya. Klungkung yang selama ini daerah tertinggal, akan maju. Karena proyek ini akan membuka lapangan pekerjaan hingga 2.500 tenaga kerja. Saya salut juga dengan Pemprov Bali. Karena pelestarian kebudayaan dengan ‘Nangun Sat Kerthi Loka Bali’ dalam Visi Misi Gubernur Bali, benar-benar diwujudkan. Kita bangga-lah, karena masih ada pemimpin yang peduli dengan upaya menjaga nilai-nilai budaya kita," lanjut politisi Demokrat asal Puri Agung Ubud, Desa/Kecamatan Ubud, Gianyar yang juga dikenal sebagai praktisi pariwisata ini.
Menurut Tjok Asmara, megaproyek Pusat Kebudayaan Bali di Desa Gunaksa ini sudah klir skema pembiayaannya. Bahkan, ini sudah masuk dalam Kebijakan Umum Anggaran/Prioritas Platform Anggaran Sementara (KUA/PPAS) yang diajukan Pemprov Bali ke DPRD Bali. "Bahkan, sudah ditandatangani eksekutif dan DPRD Bali. Sekarang kan tergantung pusat, berapa realiasi dananya. Yang diajukan itu Rp 2,5 triliun," katanya.
Ketua DPC Demokrat Gianyar ini menegaskan, kalau megaproyek Pusat Kebudayaan Bali ini sudah tidak ada persoalan dari sisi pembiayaan, DPRD Bali akan memberikan dukungan penuh untuk bisa diwujudkan. "Karena dari sisi konsep, saya objektif harus akui ini bagus. Kalau tidak ada masalah dengan pembiayaan dan legalitas pengerjaan, kita akan dukung penuh dan kawal supaya pembangunan Pusat Kebudayaan Bali ini terwujud," tegas Tjok Asmara yang notabene keponakan Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace).
Sementara itu, Ketua Komisi III DPRD Bali (membidangi pembangunan, infrastruktur, transportasi, lingkungan hidup), AA Ngurah Adi Ardhana, sebelumnya mengatakan pembangunan Pusat Kebudayaan Bali rencananya akan menggunakan lahan seluas Rp 300 hektare di bekas Galian C Desa Gunaksa. Di lahan aset pemerintah itu nantinya akan dibangun Pusat Kebudayaan Bali dengan berbagai pendukungnya, sehingga bisa menjadi destinasi pariwisata baru.
"Kalau ini jalan, luar biasa dampaknya untuk Bali dan Kabupaten Klungkung. Ini akan menjadi destinasi pariwisata baru di Bali. Apalagi, nanti didukung oleh infrastruktur lainnya, berupa transportasi publik yang terkoneksi dengan Bandara Internasional Ngurah Rai (Kecamatan Kuta, Badung)," ujar Adi Ardhana di Denpasar, Selasa (3/11).
Menurut Adi Ardhana, megaproyek Pusat Kebudayaan Bali ini sudah masuk dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Bali. Perkiraan, tahun 2021 mendatang sudah mulai launching. "Pembiayaannya nanti diperkirakan dengan dua termin, yakni Rp 1,5 triliun di tahun 2021 dan Rp 1 triliun pada 2022. Perkiraan tahun 2021 sudah di-launching," beber politisi senior PDIP asal Puri Gerenceng, Desa Pemecutan Kaja, Kecamatan Denpasar Utara ini. *nat
Wakil Ketua DPRD Bali dari Fraksi Demokrat, Tjokorda Gede Asmara Putra Sukawati alias Tjok Asmara, mengatakan pihaknya sangat mendukung rencana pembangunan Pusat Kebudayaan Bali di Desa Gunaksa ini. "Saya ikut dalam presentasi di Rumah Jabatan. Dari presentasi Gubernur Bali Wayan Koster dengan tim ahli Pemprov Bali, jika pembangunan Pusat Kebudayaan Bali ini terwujud, sangat luar biasa. Ide yang brilian dan akan jadi monumental untuk Bali," ujar Tjok Asmara di Denpasar, Rabu (4/11).
Menurut Tjok Asmara, megaproyek yang dibiayai dengan dana pinjaman pemerintah pusat senilai Rp 2,5 triliun melalui PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI)---yang merupakan BUMN---, pembiayaan ini akan menyaingi ITDC Nusa Dua. Sebab, selain pembangunan kawasan pariwisata, museum, dan wahana pariwisata lainnya, juga yang spesial adalah miniatur pusat kebudayaan zaman keamasan pusat pemerintahan Bali di Klungkung bakal dibangun di Pusat Kebudayaan Bali ini.
"Akan ada miniatur pusat pemerintahan pada zaman keemasan Kerajaan Klungkung. Ada juga gedung pertunjukan yang menyamai kawasan ITDC Nusa Dua. Jadi, ITDC Nusa Dua akan punya pesaing," jelas Tjok Asmara.
"Jadi, ini kelebihannya. Klungkung yang selama ini daerah tertinggal, akan maju. Karena proyek ini akan membuka lapangan pekerjaan hingga 2.500 tenaga kerja. Saya salut juga dengan Pemprov Bali. Karena pelestarian kebudayaan dengan ‘Nangun Sat Kerthi Loka Bali’ dalam Visi Misi Gubernur Bali, benar-benar diwujudkan. Kita bangga-lah, karena masih ada pemimpin yang peduli dengan upaya menjaga nilai-nilai budaya kita," lanjut politisi Demokrat asal Puri Agung Ubud, Desa/Kecamatan Ubud, Gianyar yang juga dikenal sebagai praktisi pariwisata ini.
Menurut Tjok Asmara, megaproyek Pusat Kebudayaan Bali di Desa Gunaksa ini sudah klir skema pembiayaannya. Bahkan, ini sudah masuk dalam Kebijakan Umum Anggaran/Prioritas Platform Anggaran Sementara (KUA/PPAS) yang diajukan Pemprov Bali ke DPRD Bali. "Bahkan, sudah ditandatangani eksekutif dan DPRD Bali. Sekarang kan tergantung pusat, berapa realiasi dananya. Yang diajukan itu Rp 2,5 triliun," katanya.
Ketua DPC Demokrat Gianyar ini menegaskan, kalau megaproyek Pusat Kebudayaan Bali ini sudah tidak ada persoalan dari sisi pembiayaan, DPRD Bali akan memberikan dukungan penuh untuk bisa diwujudkan. "Karena dari sisi konsep, saya objektif harus akui ini bagus. Kalau tidak ada masalah dengan pembiayaan dan legalitas pengerjaan, kita akan dukung penuh dan kawal supaya pembangunan Pusat Kebudayaan Bali ini terwujud," tegas Tjok Asmara yang notabene keponakan Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace).
Sementara itu, Ketua Komisi III DPRD Bali (membidangi pembangunan, infrastruktur, transportasi, lingkungan hidup), AA Ngurah Adi Ardhana, sebelumnya mengatakan pembangunan Pusat Kebudayaan Bali rencananya akan menggunakan lahan seluas Rp 300 hektare di bekas Galian C Desa Gunaksa. Di lahan aset pemerintah itu nantinya akan dibangun Pusat Kebudayaan Bali dengan berbagai pendukungnya, sehingga bisa menjadi destinasi pariwisata baru.
"Kalau ini jalan, luar biasa dampaknya untuk Bali dan Kabupaten Klungkung. Ini akan menjadi destinasi pariwisata baru di Bali. Apalagi, nanti didukung oleh infrastruktur lainnya, berupa transportasi publik yang terkoneksi dengan Bandara Internasional Ngurah Rai (Kecamatan Kuta, Badung)," ujar Adi Ardhana di Denpasar, Selasa (3/11).
Menurut Adi Ardhana, megaproyek Pusat Kebudayaan Bali ini sudah masuk dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Bali. Perkiraan, tahun 2021 mendatang sudah mulai launching. "Pembiayaannya nanti diperkirakan dengan dua termin, yakni Rp 1,5 triliun di tahun 2021 dan Rp 1 triliun pada 2022. Perkiraan tahun 2021 sudah di-launching," beber politisi senior PDIP asal Puri Gerenceng, Desa Pemecutan Kaja, Kecamatan Denpasar Utara ini. *nat
Komentar