Waspada, Hepatitis A Bisa Tanpa Gejala pada Anak-Anak
JAKARTA, NusaBali
Di masa pandemi Covid-19 saat ini, bukan hanya virus Corona baru perlu diantisipasi penularannya, namun penyakit menular hepatitis A harus diwaspadai.
Beberapa gejala umum penderita hepatitis A antara lain demam, kelelahan, kehilangan nafsu makan, mual, muntah dan nyeri sendi. Gejala lain adalah sakit perut yang parah dan diare serta jaundice (kulit atau mata kuning, urin gelap). “Gejala-gejala ini biasanya muncul 2 hingga 7 minggu setelah terpapar virus. Biasanya berlangsung kurang dari 2 bulan, meskipun beberapa orang bisa sampai selama 6 bulan,” kata Vaccine Medical Director GlaxoSmithKline Indonesia (GSK), dr Deliana Permatasari.
Namun demikian, lanjut Deliana, sekitar 70 persen anak-anak di bawah usia 6 tahun tidak menunjukkan gejala-gejala tersebut ketika mereka menderita hepatitis A. “Hal ini dapat menjadi sumber penularan virus kepada orang lain, apalagi virus hepatitis A mampu bertahan hidup di luar tubuh hingga berbulan-bulan,” kata Deliana mengingatkan.
Hepatitis A telah diidentifikasi sebagai penyebab utama kegagalan hati yang fulminan di sejumlah negara seperti Korea, Argentina, dan Brazil. Hepatitis A merupakan penyakit infeksi hati yang sangat menular dan biasanya bersifat jangka pendek. Berbeda dengan hepatitis B dan C yang bisa menjadi kronis, hepatitis A bersifat akut.
“Pada negara dengan endemisitas tinggi, infeksi virus hepatitis A biasanya ditemukan pada kondisi sanitasi dan sosial ekonomi yang kurang memadai. Selain mampu bertahan di suhu ekstrim 70 derajat Celcius selama 10 menit dan tingkat keasaman tinggi, virus ini juga mampu bertahan di beberapa permukaan seperti kulit manusia, makanan dan kotoran,” jelas Deliana.
Dalam rilis yang diterima NusaBali, Senin (9/11), Deliana Permatasari mengingatkan penularan virus hepatitis A dapat terjadi melalui makanan dan air yang terkontaminasi dan kontak langsung dengan pasien yang terinfeksi hepatitis A. “Makanan yang terkontaminasi dengan virus hepatitis A dapat terjadi kapan saja, mulai dari tahap pembuatan sampai setelah makanan dimasak. Kontaminasi makanan dan minuman ini seringkali dijumpai sehari-hari.”
Sayangnya lagi hingga saat ini tidak ada obat yang dapat menghilangkan virus hepatitis A. Biasanya dokter akan mengobati mereka yang terinfeksi hepatitis A hingga gejalanya hilang, dan melakukan tes kembali untuk memastikan tubuh pulih seperti sediakala. World Health Organization (WHO) merekomendasikan masuknya vaksin Hepatitis A ke dalam program imunisasi nasional bagi anak yang berusia di atas 1 tahun yang tinggal di daerah dengan perubahan endemisitas Hepatitis A sedang.
Sebelumnya Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) telah menetapkan vaksin Hepatitis A sebagai imunisasi dasar yang wajib diberikan pada anak-anak. Vaksin ini dianjurkan untuk diberikan setelah anak berusia 2 tahun dalam 2 dosis dengan selang waktu 6 bulan. “Kedua suntikan vaksin ini dibutuhkan untuk mencegah hepatitis A pada anak-anak hingga sekitar 85 persen dan dapat bertahan selama 15 hingga 20 tahun,” pungkas Deliana. *mao
Komentar