Komunitas Griya Luhu, Kelola Sampah dalam Sistem Digital
GIANYAR, NusaBali
Persoalan sampah masih menjadi masalah yang belum tuntas di Bali. Di tengah persoalan ini, kini muncul cara baru pengolahan dan pemilahan sampah yang digagas Komunitas Griya Luhu. Komunitas ini juga telah merilis aplikasi Griya Luhu Apps.
Pendiri Komunitas Griya Luhu, Ida Bagus Mandhara Brasika, dalam sebuah sesi di Festival KEMBALI20, Minggu (1/11) mengatakan Griya Luhu sendiri telah berdiri sejak 2017 yang berfokus dalam hal manajemen sampah. Di situasi pandemi ini, Griya Luhu mengembangkan sebuat sistem yang bisa diaplikasikan di tengah suasana pandemi.
Aplikasi ini sendiri merupakan aplikasi yang mempermudah pengelolaan sampah secara digital. “Jadi ini adalah new normal of waste management. Jadi yang dulunya kita berpikiran mengurus sampah itu kotor, bau, jijik, orang yang miskin. Sekarang itu waktunya mengurus sampah itu sangat menyenangkan, modern dan maju,” lanjut Mandhara Brasika alias Nara.
Tiga langkah yang jelaskan oleh Nara dalam sistem bank sampah, yang pertama yaitu mengajak masyarakat untuk memilah sampah dari rumah. Setelah dipilah, sampah ini kemudian dibawa ke cabang-cabang bank sampah yang di desa-desa. Nah, jika biasanya dalam menabung sampah ini orang-orang akan mengantri, maka dengan adanya Griya Luhu Apps, masyarakat tidak perlu lagi mengantri.
“Dengan aplikasi yang saya ceritakan, yang mengantri bukan lagi manusia yang sebenarnya. Orang mungkin tetap perlu datang ke sana tetapi yang mengantri adalah sampahnya, karena kita punya sistem barcode, jadi meskipun orangnya pergi, para pengurus bisa mengetahui ini punya siapa tinggal dibaca di barcodenya. Kemudian, jika masyarakat sudah menabung, sampah tersebut tinggal diangkut ke titik gudang tempat mendaur ulang,” jelasnya.
Dengan sistem seperti ini, maka aplikasi ini memiliki sejumlah fitur, yang pertama yakni fitur waste identification dalam bentuk barcode. Kemudian ada fitur waste quality control yang memiliki sistem rating bintang lima. Fitur ini sesuai dengan tujuan utama yaitu untuk melatih kemampuan memilah sampah, sehingga jika sampah dipilah dengan baik, maka akan mendapatkan bintang lima.
Fitur selanjutnya yaitu Waste Quantification, yang secara digital menghitung jumlah sampah yang masuk hingga dikalkulasikan dalam bentuk rupiah. Fitur terakhir, yaitu fitur Waste Education. Fitur ini menyediakan akses link ke website atau YouTube yang dirasa bisa memberi informasi tambahan mengenai pengelolaan sampah. Saat jangkauan komunitas ini baru di kawasan Gianyar terutama di sekitar gudang yang terletak di Kelurahan Beng, Kecamatan Gianyar, Gianyar. *cr74
Aplikasi ini sendiri merupakan aplikasi yang mempermudah pengelolaan sampah secara digital. “Jadi ini adalah new normal of waste management. Jadi yang dulunya kita berpikiran mengurus sampah itu kotor, bau, jijik, orang yang miskin. Sekarang itu waktunya mengurus sampah itu sangat menyenangkan, modern dan maju,” lanjut Mandhara Brasika alias Nara.
Tiga langkah yang jelaskan oleh Nara dalam sistem bank sampah, yang pertama yaitu mengajak masyarakat untuk memilah sampah dari rumah. Setelah dipilah, sampah ini kemudian dibawa ke cabang-cabang bank sampah yang di desa-desa. Nah, jika biasanya dalam menabung sampah ini orang-orang akan mengantri, maka dengan adanya Griya Luhu Apps, masyarakat tidak perlu lagi mengantri.
“Dengan aplikasi yang saya ceritakan, yang mengantri bukan lagi manusia yang sebenarnya. Orang mungkin tetap perlu datang ke sana tetapi yang mengantri adalah sampahnya, karena kita punya sistem barcode, jadi meskipun orangnya pergi, para pengurus bisa mengetahui ini punya siapa tinggal dibaca di barcodenya. Kemudian, jika masyarakat sudah menabung, sampah tersebut tinggal diangkut ke titik gudang tempat mendaur ulang,” jelasnya.
Dengan sistem seperti ini, maka aplikasi ini memiliki sejumlah fitur, yang pertama yakni fitur waste identification dalam bentuk barcode. Kemudian ada fitur waste quality control yang memiliki sistem rating bintang lima. Fitur ini sesuai dengan tujuan utama yaitu untuk melatih kemampuan memilah sampah, sehingga jika sampah dipilah dengan baik, maka akan mendapatkan bintang lima.
Fitur selanjutnya yaitu Waste Quantification, yang secara digital menghitung jumlah sampah yang masuk hingga dikalkulasikan dalam bentuk rupiah. Fitur terakhir, yaitu fitur Waste Education. Fitur ini menyediakan akses link ke website atau YouTube yang dirasa bisa memberi informasi tambahan mengenai pengelolaan sampah. Saat jangkauan komunitas ini baru di kawasan Gianyar terutama di sekitar gudang yang terletak di Kelurahan Beng, Kecamatan Gianyar, Gianyar. *cr74
1
Komentar