Komunitas Balawa Kumpulkan Ratusan Kilogram Sampah
SINGARAJA, NusaBali
Sejumlah relawan pegiat lingkungan yang tergabung dalam Komunitas Balawa bersemangat menjemput sampah rumah tangga yang tak lagi termanfaatkan dari rumah ke rumah, Senin (9/11).
Sampah tersebut kemudian dikumpulkan ke bank sampah setempat yang mereka kelola di Desa Pedawa, Kecamatan Banjar, Buleleng. Pembina Komunitas Balawa, Arya Kekan mengatakan, dalam satu minggu mereka mampu mengumpulkan ratusan kilogram sampah non-organik dari rumah warga. Ratusan kilogram sampah yang didominasi sampah plastik tersebut kemudian mereka setorkan ke bank sampah induk e-Darling (edukasi sadar lingkungan) setiap satu minggu sekali.
"Minggu kemarin ada 217 kilogram sampah plastik yang berhasil terkumpul kemudian kami setorkan ke bank sampah induk. Kami rutin menyetorkan sampah plastik yang berhasil kami kumpulkan
seminggu sekali. Untuk sistemnya kami jemput bola ke rumah-rumah warga namun ada juga warga yang langsung menyetorkan sampahnya ke sini," jelas dia.
Tak hanya disetorkan ke bank sampah induk, sebagian sampah tersebut juga mereka manfaatkan kembali menjadi barang-barang yang memiliki nilai guna dan juga kerajinan tangan. "Namun yang kami proses daur ulang masih sedikit, hanya sekitar 10 persennya. Karena rumah produksi baru dibentuk 3 bulan dengan alat seadanya," ujarnya.
Ia mengungkapkan, upaya ini dilakukan tak lain untuk mewujudkan Desa Pedawa bebas dari sampah plastik. Para anggota Komunitas Balawa juga aktif mengedukasi masyarakat untuk memilah sampah organik dan anorganik. Harapannya gerakan ini melahirkan kesadaran tidak membuang sampah plastik sembarangan.
Hal senada juga disampaikan Perbekel Desa Pedawa, I Putu Suarmaja. Ia mengaku akan selalu mendukung setiap program sosial dari komunitas yang membantu pemerintah desa mewujudkan desa yang bebas dari sampah plastik. "Kami komitmen untuk mewujudkan desa yang bersih dan bebas sampah plastik," ucap dia.
Suaemaja menambahkan, persoalan sampah plastik harus diselesaikan mulai dari desa mengingat letak geografis Desa Pedawa berada di hulu. Sehingga sampah yang ditimbulkan nantinya tidak berdampak pada desa-desa yang berada di hilir seperti Desa Temukus, Desa Banyuatis, hingga Desa Kalibukbuk yang merupakan kawasan pariwisata. *cr75
"Minggu kemarin ada 217 kilogram sampah plastik yang berhasil terkumpul kemudian kami setorkan ke bank sampah induk. Kami rutin menyetorkan sampah plastik yang berhasil kami kumpulkan
seminggu sekali. Untuk sistemnya kami jemput bola ke rumah-rumah warga namun ada juga warga yang langsung menyetorkan sampahnya ke sini," jelas dia.
Tak hanya disetorkan ke bank sampah induk, sebagian sampah tersebut juga mereka manfaatkan kembali menjadi barang-barang yang memiliki nilai guna dan juga kerajinan tangan. "Namun yang kami proses daur ulang masih sedikit, hanya sekitar 10 persennya. Karena rumah produksi baru dibentuk 3 bulan dengan alat seadanya," ujarnya.
Ia mengungkapkan, upaya ini dilakukan tak lain untuk mewujudkan Desa Pedawa bebas dari sampah plastik. Para anggota Komunitas Balawa juga aktif mengedukasi masyarakat untuk memilah sampah organik dan anorganik. Harapannya gerakan ini melahirkan kesadaran tidak membuang sampah plastik sembarangan.
Hal senada juga disampaikan Perbekel Desa Pedawa, I Putu Suarmaja. Ia mengaku akan selalu mendukung setiap program sosial dari komunitas yang membantu pemerintah desa mewujudkan desa yang bebas dari sampah plastik. "Kami komitmen untuk mewujudkan desa yang bersih dan bebas sampah plastik," ucap dia.
Suaemaja menambahkan, persoalan sampah plastik harus diselesaikan mulai dari desa mengingat letak geografis Desa Pedawa berada di hulu. Sehingga sampah yang ditimbulkan nantinya tidak berdampak pada desa-desa yang berada di hilir seperti Desa Temukus, Desa Banyuatis, hingga Desa Kalibukbuk yang merupakan kawasan pariwisata. *cr75
1
Komentar