Sudah Sebulan, Pelaku Belum Ketemu
Pihak sekolah juga telah menempuh jalur niskala. Mulai dari melakukan upacara prayascita durmanggala serta bertanya kepada orang pintar alias balian.
Hilangnya Uang Rp 521 Juta di SMKN 1 Denpasar
DENPASAR, NusaBali
Berselang sebulan pasca kasus raibnya dana sebesar Rp 521 juta di brankas SMKN 1 Denpasar, pelaku pencurian hingga kini belum berhasil ditangkap polisi. Bahkan pihak sekolah juga telah melakukan upaya niskala termasuk menanyakan ke balian (orang pintar). Sebagai bentuk perhatian dan sekaligus mempertanyakan sejauh mana penanganan kasus dan dampaknya terhadap proses belajar mengajar, jajaran Fraksi Golkar DPRD Denpasar, Kamis (27/10) kemarin, mendatangi sekolah ini.
Rombongan yang dipimpin Wakil Ketua DPRD Denpasar, Wayan Mariyana Wandhira diikuti sejumlah anggota fraksi diantaranya IB Mayun Komala Putra, Wayan Suwirya, dan Wayan Duaja. Mereka diterima sang kepala sekolah Ketut Suparsa didampingi beberapa guru dan bendahara sekolah.
Pada kesempatan tersebut, Wandhira menyampaikan kedatangannya ke sekolah tersebut tidak lain untuk mengetahui secara jelas duduk persoalan yang menimpa sekolah yang berada di Jalan Cokroaminoto tersebut. Karena tidak sedikit masyarakat yang mempertanyakan kasus tersebut kepada para wakil rakyat. “Kami ingin mengetahui secara langsung kejadian itu. Selain itu, dari mana saja sumber dana yang hilang tersebut, mengingat jumlahnya cukup banyak. Kemudian bagaimana dampaknya terhadap kegiatan sekolah,” kata Wandhira.
Mendapat pertanyaan seperti itu, Kepala SMKN 1 Denpasar Ketut Suparsa memberikan penjelasan terkait kasus yang menimpa sekolah yang dipimpinnya itu pada 28 September lalu. Dari rekaman CCTV, pencuri itu beraksi sekitar pukul 02.00 sampai 03.00 wita (dini hari). Terkait penyimpanan uang di sekolah dalam jumlah banyak, Suparsa mengatakan, karena saat itu akan ada pembayaran langsung yang harus dilakukan sekolah. Misalnya saja, membayar pasir, tenda, asuransi siswa, serta pembayaran lainnya.
Setelah kejadian itu, pihaknya sudah melaporkan kepada polisi. Bahkan, polisi sudah melakukan olah TKP. Beberapa orang juga sudah dimintai keterangan. “Kalau sudah ada hasilnya, kami akan dihubungi lagi,” katanya.
Terkait dengan dampak yang ditimbulkan, kata Suparsa, secara langsung kepada kegiatan siswa tidak ada. Karena berdasarkan saran beberapa pihak, ada kegiatan yang tidak mendesak ditunda. “Jadi untuk kegiatan siswa tidak ada pengaruhnya. Hanya kami membuat ulang RKA (Rencana Kerja Anggaran),” ujar Suparsa.
Ditambahkannya, selain menempuh jalur hukum, pihaknya juga telah menempuh jalur niskala. Mulai dari melakukan upacara prayascita durmanggala serta bertanya kepada orang pintar alias balian di wilayah Sesetan, Denpasar Selatan. "Antara percaya dan tidak, di sana kami dapat sejumlah informasi terkait siapa dan asal pelaku. Dan itu juga sudah kami sampaikan ke pihak kepolisian. Katanya uang hasil curian ini sudah dibagi-bagi," ungkap Suparsa. Bahkan dalam pawisik, pelaku punya rencana untuk kembali melakukan aksi pencurian. Untuk itu, pihaknya mengupayakan untuk meningkatkan pengamanan fisik. "Kita tambahkan personil untuk jaga malam, terutama terkait pemanfaatan sekolah oleh anak-anak yang kegiatannya sampai malam," jelasnya. nvi
DENPASAR, NusaBali
Berselang sebulan pasca kasus raibnya dana sebesar Rp 521 juta di brankas SMKN 1 Denpasar, pelaku pencurian hingga kini belum berhasil ditangkap polisi. Bahkan pihak sekolah juga telah melakukan upaya niskala termasuk menanyakan ke balian (orang pintar). Sebagai bentuk perhatian dan sekaligus mempertanyakan sejauh mana penanganan kasus dan dampaknya terhadap proses belajar mengajar, jajaran Fraksi Golkar DPRD Denpasar, Kamis (27/10) kemarin, mendatangi sekolah ini.
Rombongan yang dipimpin Wakil Ketua DPRD Denpasar, Wayan Mariyana Wandhira diikuti sejumlah anggota fraksi diantaranya IB Mayun Komala Putra, Wayan Suwirya, dan Wayan Duaja. Mereka diterima sang kepala sekolah Ketut Suparsa didampingi beberapa guru dan bendahara sekolah.
Pada kesempatan tersebut, Wandhira menyampaikan kedatangannya ke sekolah tersebut tidak lain untuk mengetahui secara jelas duduk persoalan yang menimpa sekolah yang berada di Jalan Cokroaminoto tersebut. Karena tidak sedikit masyarakat yang mempertanyakan kasus tersebut kepada para wakil rakyat. “Kami ingin mengetahui secara langsung kejadian itu. Selain itu, dari mana saja sumber dana yang hilang tersebut, mengingat jumlahnya cukup banyak. Kemudian bagaimana dampaknya terhadap kegiatan sekolah,” kata Wandhira.
Mendapat pertanyaan seperti itu, Kepala SMKN 1 Denpasar Ketut Suparsa memberikan penjelasan terkait kasus yang menimpa sekolah yang dipimpinnya itu pada 28 September lalu. Dari rekaman CCTV, pencuri itu beraksi sekitar pukul 02.00 sampai 03.00 wita (dini hari). Terkait penyimpanan uang di sekolah dalam jumlah banyak, Suparsa mengatakan, karena saat itu akan ada pembayaran langsung yang harus dilakukan sekolah. Misalnya saja, membayar pasir, tenda, asuransi siswa, serta pembayaran lainnya.
Setelah kejadian itu, pihaknya sudah melaporkan kepada polisi. Bahkan, polisi sudah melakukan olah TKP. Beberapa orang juga sudah dimintai keterangan. “Kalau sudah ada hasilnya, kami akan dihubungi lagi,” katanya.
Terkait dengan dampak yang ditimbulkan, kata Suparsa, secara langsung kepada kegiatan siswa tidak ada. Karena berdasarkan saran beberapa pihak, ada kegiatan yang tidak mendesak ditunda. “Jadi untuk kegiatan siswa tidak ada pengaruhnya. Hanya kami membuat ulang RKA (Rencana Kerja Anggaran),” ujar Suparsa.
Ditambahkannya, selain menempuh jalur hukum, pihaknya juga telah menempuh jalur niskala. Mulai dari melakukan upacara prayascita durmanggala serta bertanya kepada orang pintar alias balian di wilayah Sesetan, Denpasar Selatan. "Antara percaya dan tidak, di sana kami dapat sejumlah informasi terkait siapa dan asal pelaku. Dan itu juga sudah kami sampaikan ke pihak kepolisian. Katanya uang hasil curian ini sudah dibagi-bagi," ungkap Suparsa. Bahkan dalam pawisik, pelaku punya rencana untuk kembali melakukan aksi pencurian. Untuk itu, pihaknya mengupayakan untuk meningkatkan pengamanan fisik. "Kita tambahkan personil untuk jaga malam, terutama terkait pemanfaatan sekolah oleh anak-anak yang kegiatannya sampai malam," jelasnya. nvi
Komentar