Guru SMPN 1 Selat Kunjungi Siswa di 11 Banjar
AMLAPURA, NusaBali
Guru SMPN 1 Selat, Kecamatan Selat, Karangasem menggelar kunjungan ke rumah siswa jelang penilaian akhir semester.
Sebanyak 5 guru ditugaskan melakukan kunjungan ke rumah siswa di 11 banjar. Kunjungan menyasar tempat tinggal siswa yang belum terjangkau internet. Guru memberikan pelajaran singkat saat kunjungan tersebut.
Kasek SMPN 1 Selat, I Nengah Sikiarta, mengatakan lima guru yang ditugaskan turun ke rumah siswa yakni Ni Ketut Tirta Wahyuni, I Gusti Ayu Eka, Gusti Ngurah Arjana, Ida Bagus Pula, dan Ni Made Darmini. Para siswa yang dikunjungi beralamat di Banjar Yeh, Banjar Ancut, Banjar Sogra, Banjar Pura, dan Banjar Lebih (Desa Sebudi). Banjar Muncan, Banjar Yang Api, Banjar Benekasa, Banjar Paku Dansih, dan Banjar Susut (Desa Muncan). Sedangkan di Desa Peringsari hanya di Banjar Taman Darma.
Kunjungan ke rumah-rumah siswa pada Senin (9/11), Rabu (11/11), dan Kamis (12/11). “Targetnya agar pertengahan Desember 2020, siswa telah dapat rapor hasil pembelajaran satu semester. Siswa yang tidak terjangkau internet saya sarankan datang ke sekolah mengambil tugas-tugas, lalu kerjakan di rumah. Hasil pekerjaan kembali setor ke sekolah,” jelas Nengah Sikiarta, Rabu (11/11).
Nengah Sikiarta mengatakan, kunjungan ke rumah siswa karena belum memungkinkan menggelar pembelajaran tatap muka karena masih pandemi Covid-19. Maka dewan guru menggelar rapat, keputusannya mengunjungi siswa yang tidak terjangkau internet agar bisa tatap muka. Jadi pembelajaran di SMPN 1 Selat sebagian berlangsung pembelajaran jarak jauh (PJJ) dan sebagian tatap muka dengan cara guru mendatangi rumah siswa. “Misalnya di Banjar Yeha terkendala internet, tugas-tugas guru melalui PJJ tidak bisa diterima, maka dilakukan kunjungan,” jelas Nengah Sikiarta.
Nengah Sikiarta menambahkan, kendalanya bukan saja internet, juga kondisi ekonomi keluarga siswa. Ditemukan ada siswa yang jadi buruh angkut kelapa, padahal masih di bawah umur, dan tugas-tugasnya di jam sekolah adalah belajar. Sehingga guru yang berkunjung memberikan arahan, tugas utama sebagai siswa adalah belajar, sedangkan mencari nafkah itu tugas dan tanggungjawab orang tua. “Setelah melakukan kunjungan ke rumah siswa, setiap hari, lumayan banyak siswa datang ke sekolah mengambil tugas-tugas untuk dikerjakan di rumah. Jadi anak-anak ke sekolah sambil menyetorkan tugas, juga mengambil tugas baru,” jelas kasek asal Banjar Sukaluwih, Desa Amerta Bhuana, Kecamatan Selat ini. Siwa SMPN 1 Selat sebanyak 244 siswa laki dan 236 siswa perempuan dengan jumlah tenaga pendidik 32 guru. Tercatat, daerah blank sebagain besar di lereng Gunung Agung. *k16
Kasek SMPN 1 Selat, I Nengah Sikiarta, mengatakan lima guru yang ditugaskan turun ke rumah siswa yakni Ni Ketut Tirta Wahyuni, I Gusti Ayu Eka, Gusti Ngurah Arjana, Ida Bagus Pula, dan Ni Made Darmini. Para siswa yang dikunjungi beralamat di Banjar Yeh, Banjar Ancut, Banjar Sogra, Banjar Pura, dan Banjar Lebih (Desa Sebudi). Banjar Muncan, Banjar Yang Api, Banjar Benekasa, Banjar Paku Dansih, dan Banjar Susut (Desa Muncan). Sedangkan di Desa Peringsari hanya di Banjar Taman Darma.
Kunjungan ke rumah-rumah siswa pada Senin (9/11), Rabu (11/11), dan Kamis (12/11). “Targetnya agar pertengahan Desember 2020, siswa telah dapat rapor hasil pembelajaran satu semester. Siswa yang tidak terjangkau internet saya sarankan datang ke sekolah mengambil tugas-tugas, lalu kerjakan di rumah. Hasil pekerjaan kembali setor ke sekolah,” jelas Nengah Sikiarta, Rabu (11/11).
Nengah Sikiarta mengatakan, kunjungan ke rumah siswa karena belum memungkinkan menggelar pembelajaran tatap muka karena masih pandemi Covid-19. Maka dewan guru menggelar rapat, keputusannya mengunjungi siswa yang tidak terjangkau internet agar bisa tatap muka. Jadi pembelajaran di SMPN 1 Selat sebagian berlangsung pembelajaran jarak jauh (PJJ) dan sebagian tatap muka dengan cara guru mendatangi rumah siswa. “Misalnya di Banjar Yeha terkendala internet, tugas-tugas guru melalui PJJ tidak bisa diterima, maka dilakukan kunjungan,” jelas Nengah Sikiarta.
Nengah Sikiarta menambahkan, kendalanya bukan saja internet, juga kondisi ekonomi keluarga siswa. Ditemukan ada siswa yang jadi buruh angkut kelapa, padahal masih di bawah umur, dan tugas-tugasnya di jam sekolah adalah belajar. Sehingga guru yang berkunjung memberikan arahan, tugas utama sebagai siswa adalah belajar, sedangkan mencari nafkah itu tugas dan tanggungjawab orang tua. “Setelah melakukan kunjungan ke rumah siswa, setiap hari, lumayan banyak siswa datang ke sekolah mengambil tugas-tugas untuk dikerjakan di rumah. Jadi anak-anak ke sekolah sambil menyetorkan tugas, juga mengambil tugas baru,” jelas kasek asal Banjar Sukaluwih, Desa Amerta Bhuana, Kecamatan Selat ini. Siwa SMPN 1 Selat sebanyak 244 siswa laki dan 236 siswa perempuan dengan jumlah tenaga pendidik 32 guru. Tercatat, daerah blank sebagain besar di lereng Gunung Agung. *k16
1
Komentar