Pandemi Dorong Ekonomi Digital
Indonesia menjadi negara tercepat pertumbuhan ekonomi digitalnya. Penggunaan pembayaran digital pun terus meningkat, di masa pandemi Covid-19.
DENPASAR, NusaBali
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali (KPwBI) Bali Trisno Nugroho menyatakan di tengah pelambatan ekonomi, ekonomi digital terus tumbuh. Potensi tersebut terlihat dari adanya peningkatan transaksi tanpa tatap muka (digital payment) serta adanya peningkatan dari offline to online.
Hal tersebut disampaikan Trisno Nugroho dalam webinar Inovasi Pemasaran Bisnis di Era New Normal, Rabu (11/11). Dikatakan Trisno Nugroho pada saat ini seluruh generasi terutama generasi milenial sudah sangat akrab dengan digitalisasi. Sebut saja berbagai e-commerce lokal hingga mancanegara, aplikasi sosial media, aplikasi jasa pembayaran, aplikasi ticketing, aplikasi hiburan, aplikasi logistik, investasi, aplikasi virtual meeting hingga aplikasi jual beli barang digital lainnya sudah sangat melekat di kalangan masyarakat saat ini.
“Penggunaannya pun terus meningkat, terutama di masa pandemi Covid-19 dimana seluruh pihak berubah menjadi digital demi menjaga social distancing dan physical distancing,” ujar Trisno Nugroho.
Di Indonesia, potensi digitalisasi, kata Trisno, sangatlah tinggi bahkan sebelum pandemi Covid-19 terjadi. Indonesia adalah pasar besar dan potensial untuk menyerap arus digitalisasi, bahkan saat ini jumlah startup digital sudah sangat besar jumlahnya di Indonesia mencapai 2.196 startup dan lima di antaranya adalah unicorn.
Indonesia sendiri menurut riset McKensey disebut sebagai the fastest growing country in digital economy. Keberadaan startup digital tersebut diharapkan dapat memberikan multiplier effect pada pertumbuhan usaha UMKM yang semakin go digital.
Adapun untuk wilayah Bali, per 6 November 2020, jumlah merchant yang sudah menerapkan digitalisasi pembayaran berbasis QRIS di Provinsi Bali tercatat sebanyak 152.377 merchant, atau meningkat 499 persen bila dibandingkan dengan jumlah merchant pada akhir tahun 2019. Ekspansi jumlah merchant tersebut mampu meningkatkan penggunaan transaksi digital berbasis QRIS di masyarakat dengan jumlah transaksi lebih dari 60 ribu transaksi dengan nominal mencapai Rp 11,93 miliar pada akhir Agustus 2020 di mana 70 persen berasal dari transaksi pada usaha mikro, kecil dan menengah.
Dikatakan Trisno Nugroho saat ini wilayah Bali menjadi provinsi ke-8 dengan jumlah merchant terbesar di Indonesia “Dan hal ini saya yakini akan terus meningkat terutama dalam tatanan hidup era baru saat ini,” ujar Trisno Nugroho.
“Dengan adanya pandemi Covid-19 maka momen transformasi digital semakin tidak terbendung dan tidak terhindarkan,” ucap Trisno Nugroho. Di tengah turunnya kinerja ekonomi, pergeseran interaksi antar manusia yang mengedepankan faktor cleanliness, health and safety, justru mempercepat integrasi ekonomi berbasis digital di Indonesia secara luas. Hal ini akan menyebabkan peningkatan kebutuhan transaksi tanpa tatap muka berbasis online dan membutuhkan dukungan digital payment.
Bank Indonesia telah merespons digitalisasi sistem pembayaran sejak Agustus 2019 dengan melaunching QRIS (QR Code Indonesian Standard) dan kini mendapat penghargaan dunia sebagai inovasi sistem pembayaran terbaik tahun 2020.
Webinar diikuti Welly Yandoko, Executive Vice President of Transaction Banking Partnership Solution Development Division BCA; Malika Jiwaji, General Manager Cellular Word, sebagai narasumber Kevin Cassius, Owner Mitos Kopi, juga narasumber Perwakilan Dinas Koperasi dan UKM Provinsi dan Kabupaten se-Bali dan para Ketua Asosiasi dan lembaga UMKM Bali. *k17
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali (KPwBI) Bali Trisno Nugroho menyatakan di tengah pelambatan ekonomi, ekonomi digital terus tumbuh. Potensi tersebut terlihat dari adanya peningkatan transaksi tanpa tatap muka (digital payment) serta adanya peningkatan dari offline to online.
Hal tersebut disampaikan Trisno Nugroho dalam webinar Inovasi Pemasaran Bisnis di Era New Normal, Rabu (11/11). Dikatakan Trisno Nugroho pada saat ini seluruh generasi terutama generasi milenial sudah sangat akrab dengan digitalisasi. Sebut saja berbagai e-commerce lokal hingga mancanegara, aplikasi sosial media, aplikasi jasa pembayaran, aplikasi ticketing, aplikasi hiburan, aplikasi logistik, investasi, aplikasi virtual meeting hingga aplikasi jual beli barang digital lainnya sudah sangat melekat di kalangan masyarakat saat ini.
“Penggunaannya pun terus meningkat, terutama di masa pandemi Covid-19 dimana seluruh pihak berubah menjadi digital demi menjaga social distancing dan physical distancing,” ujar Trisno Nugroho.
Di Indonesia, potensi digitalisasi, kata Trisno, sangatlah tinggi bahkan sebelum pandemi Covid-19 terjadi. Indonesia adalah pasar besar dan potensial untuk menyerap arus digitalisasi, bahkan saat ini jumlah startup digital sudah sangat besar jumlahnya di Indonesia mencapai 2.196 startup dan lima di antaranya adalah unicorn.
Indonesia sendiri menurut riset McKensey disebut sebagai the fastest growing country in digital economy. Keberadaan startup digital tersebut diharapkan dapat memberikan multiplier effect pada pertumbuhan usaha UMKM yang semakin go digital.
Adapun untuk wilayah Bali, per 6 November 2020, jumlah merchant yang sudah menerapkan digitalisasi pembayaran berbasis QRIS di Provinsi Bali tercatat sebanyak 152.377 merchant, atau meningkat 499 persen bila dibandingkan dengan jumlah merchant pada akhir tahun 2019. Ekspansi jumlah merchant tersebut mampu meningkatkan penggunaan transaksi digital berbasis QRIS di masyarakat dengan jumlah transaksi lebih dari 60 ribu transaksi dengan nominal mencapai Rp 11,93 miliar pada akhir Agustus 2020 di mana 70 persen berasal dari transaksi pada usaha mikro, kecil dan menengah.
Dikatakan Trisno Nugroho saat ini wilayah Bali menjadi provinsi ke-8 dengan jumlah merchant terbesar di Indonesia “Dan hal ini saya yakini akan terus meningkat terutama dalam tatanan hidup era baru saat ini,” ujar Trisno Nugroho.
“Dengan adanya pandemi Covid-19 maka momen transformasi digital semakin tidak terbendung dan tidak terhindarkan,” ucap Trisno Nugroho. Di tengah turunnya kinerja ekonomi, pergeseran interaksi antar manusia yang mengedepankan faktor cleanliness, health and safety, justru mempercepat integrasi ekonomi berbasis digital di Indonesia secara luas. Hal ini akan menyebabkan peningkatan kebutuhan transaksi tanpa tatap muka berbasis online dan membutuhkan dukungan digital payment.
Bank Indonesia telah merespons digitalisasi sistem pembayaran sejak Agustus 2019 dengan melaunching QRIS (QR Code Indonesian Standard) dan kini mendapat penghargaan dunia sebagai inovasi sistem pembayaran terbaik tahun 2020.
Webinar diikuti Welly Yandoko, Executive Vice President of Transaction Banking Partnership Solution Development Division BCA; Malika Jiwaji, General Manager Cellular Word, sebagai narasumber Kevin Cassius, Owner Mitos Kopi, juga narasumber Perwakilan Dinas Koperasi dan UKM Provinsi dan Kabupaten se-Bali dan para Ketua Asosiasi dan lembaga UMKM Bali. *k17
1
Komentar