Mimpi Anjungan Cerdas Mandiri di Rambut Siwi Dihadang Pandemi
NEGARA, NusaBali
Izin pemanfaatan Anjungan Cerdas Mandiri (ACM) Rambut Siwi di Desa Yehembang, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, menjadi rest area transportasi wisata dari Jawa - di Bali, telah turun dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), akhir tahun 2019.
Pemanfaatan rest area untuk travel maupun bus pariwisata ini menjadi strategi awal untuk mengenalkan potensi-potensi wisata di Jembrana. Sayangnya, strategi yang juga untuk pengembangan pemanfaatan ACM ini, terhambat karena pandemi Covid-19 sejak Maret 2020 lalu. Pengelola ACM Rambut Siwi I Gusti Agung Ngurah Susrama Putra mengatakan, dirinya sebagai pihak swasta, sebelumnya diminta bantuan Pemkab Jembrana untuk mempromosikan ACM tersebut. Surat Keputusan (SK) Bupati Jembrana terkait pemanfaatan ACM itu, diterima Desember 2019. Tepatnya setelah Pemkab Jembrana juga baru menerima izin dari Kementerian PUPR, terkait pemanfaatan aset milik Kementerian PUPR tersebut. "Memang aset itu belum dihibahkan ke Pemkab Jembrana, dan proses hibah cukup lama. Yang ada baru izin pemanfaatan. Kebetulan setelah ada izin pemanfaatan itu, saya diminta bantuan mengelola dan mempromosikan sambil menunggu hibah dari Kementerian," ucap Susrama Putra yang juga salah satu tokoh dari Puri Pacekan Jembrana.
Menurut Susrama Putra, sesuai perencanaan, pembangunan ACM diperuntukan menjadi rest area sekaligus tempat edukasi untuk menunjang promosi wisata. Di ACM yang berdiri di atas lahan seluas 4,4 hektare ini, memiliki sekitar empat gedung. Diantaranya, gedung utama yang jadi tempat restoran, pusat oleh-oleh, tempat pertemuan, dan pengenalan tentang potensi-potensi wisata di Gumi Makepung. Kemudian ada gedung amfiteater, wantilan, dan taman patung makepung yang dikelilingi gazebo. "Fungsi ACM ini, memang sebagai rest area, tempat edukasi pariwisata, termasuk kegiatan menyangkut pariwisata," ujarnya.
Sesuai dengan tujuan itu, Susrama Putra berinisiatif mengawali pemanfaatan ACM Rambutsiwi itu, sebagai rest area transportasi pariwisata. Khususnya travel maupun bus pariwisata dari Jawa. Untuk menjaring itu, Susrama Putra berusaha mencari data agent-agent tranportasi pariwisata di beberapa pusat oleh-oleh di Denpasar. "Respon dari agent travel ataupun bus pariwisata menyambut baik. Mulai Januari dan Februari lalu, sudah ada rombongan wisatawan yang diajak makan di ACM. Nah di sana rombongan-rombongan yang diajak istirahat itu, kita berikan informasi tentang potensi-potensi wisata di Jembrana dan memperkenalkan tentang ACM. Tetapi setelah pandemi Covid, sudah tidak ada agent yang membawa tamu ke Bali," ujarnya.
Dari rancangan awalnya, sambung Susrama Putra, untuk pengenalan dengan langkah awal mendatangkan transportasi parwisata itu, paling tidak berjalan satu tahun. Kemudian di tahun berikutnya, rancangannya adalah menjalin kerja sama dengan para agent-agent tranportasi pariwisata itu, agar bisa mengajak tamu berwisata di sejumlah objek-objek wisata Jembrana. Seperti mengajak tamu menikmati objek wisata alam 'Green Cliff' di Desa Yehembang Kangin, dan sejumlah objek-objek wisata lainnya di Jembrana. "Kita juga ada rancangan wisata religi di Pura Rambutsiwi. Secara kontinyu juga membuat kegiatan-kegiatan pertunjukan, seperti jegog," ujarnya.
Sebelumnya, Desember 2019, juga sempat digelar Festival Jegog di ACM Rambut Siwi ini. Begitu juga ada event Pekan Raya berupa pementasan hiburan seni budaya maupun hiburan band disertai pasar rakyat yang digelar serangkaian Hari Raya Galungan dan Kuningan pada bulan Februari 2020 lalu. "Untuk event-event, kita rencanakan rutin di ACM. Tetapi kembali karena Covid-19, seperti Pekan Raya yang kita rencanakan berjalan setiap menyambut Galungan untuk memberikan hiburan kepada masyarakat, tidak bisa jalan saat Galungan, September lalu," ucapnya.
Sementara di masa pandemi Covid-19, Susrama Putra mengatakan, yang masih dapat berjalan, hanya kegiatan-kegiatan pertemuan. Seperti acara pertemuan dari KPU dan Bawaslu Jembrana. Kemudian akhir-akhir ini, ada kerjasama dari Kementerian Pariwisata yang mengajak rombongan berkunjung ke ACM Rambut Siwi. Persinggahan ke ACM itu, serangkaian kunjungan-kunjungan wisata bertalian program Bali Bangkit yang juga baru mulai dijalankan sebulan terakhir. *ode
Menurut Susrama Putra, sesuai perencanaan, pembangunan ACM diperuntukan menjadi rest area sekaligus tempat edukasi untuk menunjang promosi wisata. Di ACM yang berdiri di atas lahan seluas 4,4 hektare ini, memiliki sekitar empat gedung. Diantaranya, gedung utama yang jadi tempat restoran, pusat oleh-oleh, tempat pertemuan, dan pengenalan tentang potensi-potensi wisata di Gumi Makepung. Kemudian ada gedung amfiteater, wantilan, dan taman patung makepung yang dikelilingi gazebo. "Fungsi ACM ini, memang sebagai rest area, tempat edukasi pariwisata, termasuk kegiatan menyangkut pariwisata," ujarnya.
Sesuai dengan tujuan itu, Susrama Putra berinisiatif mengawali pemanfaatan ACM Rambutsiwi itu, sebagai rest area transportasi pariwisata. Khususnya travel maupun bus pariwisata dari Jawa. Untuk menjaring itu, Susrama Putra berusaha mencari data agent-agent tranportasi pariwisata di beberapa pusat oleh-oleh di Denpasar. "Respon dari agent travel ataupun bus pariwisata menyambut baik. Mulai Januari dan Februari lalu, sudah ada rombongan wisatawan yang diajak makan di ACM. Nah di sana rombongan-rombongan yang diajak istirahat itu, kita berikan informasi tentang potensi-potensi wisata di Jembrana dan memperkenalkan tentang ACM. Tetapi setelah pandemi Covid, sudah tidak ada agent yang membawa tamu ke Bali," ujarnya.
Dari rancangan awalnya, sambung Susrama Putra, untuk pengenalan dengan langkah awal mendatangkan transportasi parwisata itu, paling tidak berjalan satu tahun. Kemudian di tahun berikutnya, rancangannya adalah menjalin kerja sama dengan para agent-agent tranportasi pariwisata itu, agar bisa mengajak tamu berwisata di sejumlah objek-objek wisata Jembrana. Seperti mengajak tamu menikmati objek wisata alam 'Green Cliff' di Desa Yehembang Kangin, dan sejumlah objek-objek wisata lainnya di Jembrana. "Kita juga ada rancangan wisata religi di Pura Rambutsiwi. Secara kontinyu juga membuat kegiatan-kegiatan pertunjukan, seperti jegog," ujarnya.
Sebelumnya, Desember 2019, juga sempat digelar Festival Jegog di ACM Rambut Siwi ini. Begitu juga ada event Pekan Raya berupa pementasan hiburan seni budaya maupun hiburan band disertai pasar rakyat yang digelar serangkaian Hari Raya Galungan dan Kuningan pada bulan Februari 2020 lalu. "Untuk event-event, kita rencanakan rutin di ACM. Tetapi kembali karena Covid-19, seperti Pekan Raya yang kita rencanakan berjalan setiap menyambut Galungan untuk memberikan hiburan kepada masyarakat, tidak bisa jalan saat Galungan, September lalu," ucapnya.
Sementara di masa pandemi Covid-19, Susrama Putra mengatakan, yang masih dapat berjalan, hanya kegiatan-kegiatan pertemuan. Seperti acara pertemuan dari KPU dan Bawaslu Jembrana. Kemudian akhir-akhir ini, ada kerjasama dari Kementerian Pariwisata yang mengajak rombongan berkunjung ke ACM Rambut Siwi. Persinggahan ke ACM itu, serangkaian kunjungan-kunjungan wisata bertalian program Bali Bangkit yang juga baru mulai dijalankan sebulan terakhir. *ode
Komentar