Tiga Siswa SMA asal Bali Juara Debat Nasional
DENPASAR, NusaBali
Tiga siswa SMA di Bali antara lain Nyoman Cempaka Bunga (siswa kelas X IPS 1 SMAN 1 Denpasar), Ni Kadek Dwi Febriani (siswa kelas X MIPA 3 SMAN 1 Denpasar), dan I Nyoman Restu Ananta Wibawa (siswa XII MIPA SMAN 2 Semarapura, Klungkung) berhasil meraih juara perunggu dalam Lomba Debat Berbahasa Indonesia tingkat nasional yang digelar oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Mereka merupakan satu tim yang berlomba secara virtual dengan peserta dari provinsi lain di Indonesia, pada 17-21 Oktober 2020 lalu.
Salah satu peserta, Dwi Febriani mengungkapkan, sebelum mewakili Bali ke tingkat nasional, mereka menjalani seleksi dari tingkat sekolah, kemudian berkompetisi di tingkat kota hingga provinsi. Dwi mengaku ini adalah kali pertama ia berlomba debat tingkat nasional. “Saya baru pertama kali ikut lomba. Sempat degdegan meski lomba digelar secara online,” ujar pelajar kelahiran 25 Februari 2005 itu.
Lanjutnya, saat pelaksanaan lomba, mereka tidak berlomba dari rumah masing-masing. Melainkan ketiganya difasilitasi tempat oleh pihak SMAN 1 Denpasar. Hal ini untuk mengantisipasi terjadinya gangguan internet yang bisa menyebabkan gugur dalam kompetisi. “Saat lomba, kalau terjadi gangguan jaringan, diberi waktu oleh panitia selama lima menit untuk perbaikan atau mengulang. Kalau tidak terkoneksi, bisa gugur. Karena itu kami saat berlomba pakai komputer dan jaringan internet dari sekolah,” tutur remaja asal Desa Rendang, Karangasem ini.
Sementara peserta lainnya, Cempaka Bunga sudah lebih dulu berpengalaman dalam lomba debat. Sejak SMP dia sudah mengikuti beberapa lomba debat, di antaranya sempat meraih Best Speaker English Debate EAGLE tahun 2019 dan juara III Debat Ilmiah KISS-1 tahun 2019. Menurutnya, lomba debat mengasah kemampuan berpikir dengan berbagai sudut pandang. “Dari lomba debat, ketika diberi satu persoalan kami harus mencari sudut pandang yang lain. Sehingga saat diberi tugas menjadi yang pro atau yang kontra, harus siap dengan materinya,” ungkap pelajar kelahiran 2 Juli 2005 tersebut.
Selama pelaksanaan lomba dari tanggal 17-21 Oktober 2020, terpilih juara I dari Jawa Timur, juara II dari Lampung, dan juara III diraih Bali dan Sumatera Utara. Cempaka Bunga mengatakan, tim dari Bali hanya berhasil meraih perunggu kemungkinan karena persiapan yang kurang maksimal dan koordinasi yang cukup sulit. Mengingat latihan yang mereka lakukan juga lebih sering secara online, bukan bertemu langsung. Termasuk juga harus mengatur jadwal latihan mereka dengan jadwal belajar sekolah setiap harinya.
“Yang menang juara I dan II, kami rasa karena persiapannya yang cukup maksimal. Kami latihannya secara online, karena ada satu dari Klungkung. Sehingga chemistry dan kerja samanya mungkin masih kurang. Beda dengan yang dari Lampung. Mereka dapat latihan khusus katanya, ada kamp seperti itu,” tandas anak tunggal dari pasangan drh I Ketut Sardjana Putra MM MBa dan Ni Nyoman Wiratni Amd ini. *ind
Salah satu peserta, Dwi Febriani mengungkapkan, sebelum mewakili Bali ke tingkat nasional, mereka menjalani seleksi dari tingkat sekolah, kemudian berkompetisi di tingkat kota hingga provinsi. Dwi mengaku ini adalah kali pertama ia berlomba debat tingkat nasional. “Saya baru pertama kali ikut lomba. Sempat degdegan meski lomba digelar secara online,” ujar pelajar kelahiran 25 Februari 2005 itu.
Lanjutnya, saat pelaksanaan lomba, mereka tidak berlomba dari rumah masing-masing. Melainkan ketiganya difasilitasi tempat oleh pihak SMAN 1 Denpasar. Hal ini untuk mengantisipasi terjadinya gangguan internet yang bisa menyebabkan gugur dalam kompetisi. “Saat lomba, kalau terjadi gangguan jaringan, diberi waktu oleh panitia selama lima menit untuk perbaikan atau mengulang. Kalau tidak terkoneksi, bisa gugur. Karena itu kami saat berlomba pakai komputer dan jaringan internet dari sekolah,” tutur remaja asal Desa Rendang, Karangasem ini.
Sementara peserta lainnya, Cempaka Bunga sudah lebih dulu berpengalaman dalam lomba debat. Sejak SMP dia sudah mengikuti beberapa lomba debat, di antaranya sempat meraih Best Speaker English Debate EAGLE tahun 2019 dan juara III Debat Ilmiah KISS-1 tahun 2019. Menurutnya, lomba debat mengasah kemampuan berpikir dengan berbagai sudut pandang. “Dari lomba debat, ketika diberi satu persoalan kami harus mencari sudut pandang yang lain. Sehingga saat diberi tugas menjadi yang pro atau yang kontra, harus siap dengan materinya,” ungkap pelajar kelahiran 2 Juli 2005 tersebut.
Selama pelaksanaan lomba dari tanggal 17-21 Oktober 2020, terpilih juara I dari Jawa Timur, juara II dari Lampung, dan juara III diraih Bali dan Sumatera Utara. Cempaka Bunga mengatakan, tim dari Bali hanya berhasil meraih perunggu kemungkinan karena persiapan yang kurang maksimal dan koordinasi yang cukup sulit. Mengingat latihan yang mereka lakukan juga lebih sering secara online, bukan bertemu langsung. Termasuk juga harus mengatur jadwal latihan mereka dengan jadwal belajar sekolah setiap harinya.
“Yang menang juara I dan II, kami rasa karena persiapannya yang cukup maksimal. Kami latihannya secara online, karena ada satu dari Klungkung. Sehingga chemistry dan kerja samanya mungkin masih kurang. Beda dengan yang dari Lampung. Mereka dapat latihan khusus katanya, ada kamp seperti itu,” tandas anak tunggal dari pasangan drh I Ketut Sardjana Putra MM MBa dan Ni Nyoman Wiratni Amd ini. *ind
1
Komentar