Gedung IRD RSUD Buleleng Dideadline Kelar 2 Desember
Pembangunan Intalasi Rawat Darurat (IRD) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Buleleng tahap II dideadline kelar 2 Desember 2016.
SINGARAJA, NusaBali
Namun proses pengerjaan gedung tersebut baru mencapai 65 persen. PT Tunas Jaya Sanur, selaku rekanan harus mengerahkan tenaga maksimal untuk menyelesaikan bangunan pelayanan kesehatan itu. Dekatnya batas waktu pengerjaan terakhir, mengundang Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana beserta rombongan instansi terkait melakukan inspeksi mendadak (sidak) proyek pembangunan IRD tahap II, Jumat (28/10) siang. Ia didampingi Wakil Bupati Buleleng, Dirut RSUD Buleleng dan anggota Komisi IV DPRD Bali Kadek Setiawan, berkeliling melihat bangunan IRD berlantai empat itu.
Bupati Suradnyana meneliti secara detail proses pengerjaan finishing pembangunan IRD RSUD Buleleng itu. Mulai dari pemasangan keramik, plafon, pemasangan lift hingga sejumlah instalasi yang sangat diperlukan dalam gedung itu. Bupati juga sempat mengawasi pemasangan instalasi listrik dan oksigen di setiap ruangan.
“Target beroperasi IRD ini paling lambat Juni 2017 mendatang. Tetapi bangunan fisiknya sudah harus selesai awal Desember ini. Karena kita juga perlu waktu untuk masa uji coba bangunan,” ujar Agus Suradnyana ditemui di sela-sela sidak.
Pembangunan tahap II IRD RSUD Buleleng tersebut menelan angaran Rp 35 miliar. Anggaran itu, kata Bupati Suradnyana, belum termasuk pengadaan alat kesehatan.
Pengadaan alat akan dilakukan bertahap setelah fisik gedung selesai total. Pihaknya juga masih menunggu pengumpulan dana untuk pengadaan alat kesehatan sekitar Rp 40 miliar. Kini Pemkab Buleleng telah mengantongi Rp 7,2 miliar untuk pengadaan alat kesehatan, namun jumlah itu masih sangat jauh dari kebutuhan. “Kita akan usahakan dana alkes ini dengan lobi-lobi ke pusat, mudah-mudahan tahun depan dapat tambahan,” kata dia.
Setelah pembangunan gedung ini selesai, akan dilanjutkan uji coba kurang lebih selama enam bulan. Dalam masa uji coba tersebut akan dilakukan perekrutan pegawai dan tenaga medis yang akan ditugaskan di IRD.
Bupati Agus Suradnyana mengaku akan secara bertahap merekrut tenaga medis dari universitas yang meluluskan sarjana kedokteran di Indonesia. Sebab sampai saat ini Buleleng masih kekurangan dokter spesialis, padahal honor yang dianggarkan perbulannya tertinggi di Bali. “Dengan bangunan megah dan alat kesehatan yang berkualitas, mudah-mudahan dapat menarik minat mereka untuk bertugas di Buleleng,” imbuh dia.
Sementara itu, pembangunan IRD Buleleng, seperti yang direncanakan sejak awal, berlantai empat akan digunakan untuk tempat pelayanan tindakan cepat. Selain ruang intensif yakni ICU, ICCU, dan NICU, gedung ini akan dilengkapi dengan ruang operasi. IRD ini akan dilengkapi 84 tempat tidur di tiga lantai. 24 diantaranya disiapkan untuk ruang perawatan VIP di lantai tiga. k23
Bupati Suradnyana meneliti secara detail proses pengerjaan finishing pembangunan IRD RSUD Buleleng itu. Mulai dari pemasangan keramik, plafon, pemasangan lift hingga sejumlah instalasi yang sangat diperlukan dalam gedung itu. Bupati juga sempat mengawasi pemasangan instalasi listrik dan oksigen di setiap ruangan.
“Target beroperasi IRD ini paling lambat Juni 2017 mendatang. Tetapi bangunan fisiknya sudah harus selesai awal Desember ini. Karena kita juga perlu waktu untuk masa uji coba bangunan,” ujar Agus Suradnyana ditemui di sela-sela sidak.
Pembangunan tahap II IRD RSUD Buleleng tersebut menelan angaran Rp 35 miliar. Anggaran itu, kata Bupati Suradnyana, belum termasuk pengadaan alat kesehatan.
Pengadaan alat akan dilakukan bertahap setelah fisik gedung selesai total. Pihaknya juga masih menunggu pengumpulan dana untuk pengadaan alat kesehatan sekitar Rp 40 miliar. Kini Pemkab Buleleng telah mengantongi Rp 7,2 miliar untuk pengadaan alat kesehatan, namun jumlah itu masih sangat jauh dari kebutuhan. “Kita akan usahakan dana alkes ini dengan lobi-lobi ke pusat, mudah-mudahan tahun depan dapat tambahan,” kata dia.
Setelah pembangunan gedung ini selesai, akan dilanjutkan uji coba kurang lebih selama enam bulan. Dalam masa uji coba tersebut akan dilakukan perekrutan pegawai dan tenaga medis yang akan ditugaskan di IRD.
Bupati Agus Suradnyana mengaku akan secara bertahap merekrut tenaga medis dari universitas yang meluluskan sarjana kedokteran di Indonesia. Sebab sampai saat ini Buleleng masih kekurangan dokter spesialis, padahal honor yang dianggarkan perbulannya tertinggi di Bali. “Dengan bangunan megah dan alat kesehatan yang berkualitas, mudah-mudahan dapat menarik minat mereka untuk bertugas di Buleleng,” imbuh dia.
Sementara itu, pembangunan IRD Buleleng, seperti yang direncanakan sejak awal, berlantai empat akan digunakan untuk tempat pelayanan tindakan cepat. Selain ruang intensif yakni ICU, ICCU, dan NICU, gedung ini akan dilengkapi dengan ruang operasi. IRD ini akan dilengkapi 84 tempat tidur di tiga lantai. 24 diantaranya disiapkan untuk ruang perawatan VIP di lantai tiga. k23
Komentar