Sehari Sebelum Kunker, Martini Sempat Mebayuh Oton
GIANYAR, NusaBali
Inilah cerita berbau niskala di balik kematian Ni Nyoman Martini, 63, anggota Fraksi Gerindra DPRD Klungkung yang ditemukan meninggal di kamar hotelnya saat kunjungan kerja (Kunker) sebagai anggota Dewan di Bandung, Jawa Barat, Sabtu (14/11) siang.
Sehari sebelum berangkat Kunker ke Bandung, Srikandi Politik berusia 63 tahun asal Banjar Kawan, Desa Besan, Kecamatan Dawan, Klung-kung ini sempat menjalani ritual Mebayuh Oton agar bersih secara niskala.
Jenazah Nyoman Martini sudah tiba di Bali dari Bandung, Minggu (15/11) sore. Jenazah almarhum selanjutnya disemayamkan di Rumah Duka Lantai III RS Ari Canti, Desa Mas, Kecamatan Ubud, Gianyar, sembari menunggu upacara kremasi. Rencananya, kremasi jenazah akan dilaksanakan kelyarganya di di Krematorium Punduk Dawa, Desa Adat Punduk Dawa, Desa Pesinggahan, Kecamatan Dawan, Klungkung pada Wraspati Wage Medangkungan, Kamis (19/11) nanti. Sedangkan prosesi Ngelinggihang akan dilaksanakan di rumahnya kawasan Banjar Kawan, Desa Besan, Kecamatan Dawan pada Sukra Paing Natal, Jumat (27/11).
Almarhum Nyoman Martini berpulangh buat selamanya dengan meninggalkan 4 anak yang semuanya merupakan dokter dan 11 cucu. Keempat anaknya tersebut masing-masing dr Wayan Enny Sukmawati (bertugas di UGD RSUD Sanjiwani Gianyar), dr Kadek Yoga Premana SpOT (dokter spesialis bedah tulang di RSUD Sanjiwani Gianyar), dr Komang Wahyunita Premani (bertugas di BPJS Kesehatan Cabang Klungkung), dan dr Ketut Erna Bagiari SpJp (dokter spesialis jantung di RSUD Sanjiwani Gianyar).
Sedangkan suami almarhum, I Ketut Sukandha, sudah lebih dulu meninggal dinia, Juni 2018 silam. Ketut Sukandha juga meninggal saat masih menjabat sebagai anggota Fraksi Gerindra DPRD Klungkung 2014-2019.
Kesehariannya, Nyoman Martini tinggal di rumahnya kawasan Desa Buruan, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar bersama anak sulungnya, dr Wayan Enny Sukmawati dan sang menantu Dr Romy Widianto SpA (suami dari dr Wayan Enny Sukmawati, yang merupakan pemilik Klinik Vidyan Medika di Jalan Bypass Dharmagiri Gianyar). Almarhum ngantor ke DPRD Klungkung pulangb pergi dari Gianyar.
Putra kedua Nyoman Martini, dr Kadek Yoga Premana SpOT, mengatakan keluarga semua kaget mendengar almarhum tiba-tiba meninggal di kamar hotel di Bandung. Menurut Yoga Premana, ibunya yang akrab disapa Oma sempat cek laboratorium sebelum Kunker ke Bandung bersama anggota DPRD Klungkung lainnya.
“Hasil cek lab normal. Saat dirapid test, hasilnya juga non reaktif. Ibu cuma punya riwayat rematik, tidak ada riwayat sakit jantung. Sebelum berangkat ke Bandung, ibu juga sangat fit, ngobrol sama anak-anaknya termasuk saya," jelas Yoga Premana saat ditemui NusaBali di RS Ari Santi, Desa Mas, Minggu malam.
Menurut Yoga Premana, ibunya berangkat Kunker ke Bandung, Rabu (11/11) lalu dan seharusnya pulang Sabtu (14/11). Sehari sebelum berangkat, almarhum sempat menjalani upacara ritual Mebayuh Oton di Taman Prakerthi Bhuana, Kelurahan Beng, Kecamatan Gianyar pada Anggara Kliwon Wuku Tambir, Selasa (10/11). “Upacara Mebayuh Oton tersebut digelar karena almarhum katanya pingin sekali Mebayuh Gede,” jelas dokter spesialis bedah tulang RSUD Sanjiwani Gianyar ini.
Yoga Premana memperkirakan upacara Mebayuh Oton itu seakan jadi pertanda agar ibunya bersih dulu secara niskala sebelum meninggal. “Dulu almarhum Bapak juga meninggal pas saat otonannya. Sekarang ibu meninggal hanya beberapa hari setelah otonan," katanya.
Menurut Yoga Premana, keluarga besarnya sudah mencoba ikhlas atas kepergian almarhum Nyoman Martini buat selamanya. Sebab, sejak ditinggal mati oleh suaminya, Ketut Sukanadha, 8 Juni 2018 silam, Martini sedih. Bahkan, Martini kerap bercerita soal mimpi bertemu almarhum suaminya.
Disebutkan, setiapkali habis mimpi, martini selalu bercerita. Konon, dalam mimpinya, almarhum Ketut Sukandha sedang membangun rumah di alam niskala. "Cukup sering ibu mimpi ketemu bapak. Katanya, bapak sedang membangun rumah. Terakhir bilang rumahnya sudah jadi dan Bapak meminta ibu untuk menyusul ke sana," kenang Yoga Premana. "Kami yakin cinta ibu ke bapak sangat besar, true love."
Yoga Premana menyebutkan, sebelum terjun ke dunia politik, ibundanya merupakan pensiunan PNS PDAM Kabupaten Gianyar. "Setelah pensiun, ibu diajak berpolitik sama bapak. Ibu gabung ke Partai Gerindra sekitar tahun 2017, tepatnya 6 bulan sebelum bapak meninggal. Kedmudian, ibu maju tarung ke Pileg 2019 dan lolos DPRD Klungkung dengan perolehan 2.075 suara," papar Yoga Premana. *nvi
Jenazah Nyoman Martini sudah tiba di Bali dari Bandung, Minggu (15/11) sore. Jenazah almarhum selanjutnya disemayamkan di Rumah Duka Lantai III RS Ari Canti, Desa Mas, Kecamatan Ubud, Gianyar, sembari menunggu upacara kremasi. Rencananya, kremasi jenazah akan dilaksanakan kelyarganya di di Krematorium Punduk Dawa, Desa Adat Punduk Dawa, Desa Pesinggahan, Kecamatan Dawan, Klungkung pada Wraspati Wage Medangkungan, Kamis (19/11) nanti. Sedangkan prosesi Ngelinggihang akan dilaksanakan di rumahnya kawasan Banjar Kawan, Desa Besan, Kecamatan Dawan pada Sukra Paing Natal, Jumat (27/11).
Almarhum Nyoman Martini berpulangh buat selamanya dengan meninggalkan 4 anak yang semuanya merupakan dokter dan 11 cucu. Keempat anaknya tersebut masing-masing dr Wayan Enny Sukmawati (bertugas di UGD RSUD Sanjiwani Gianyar), dr Kadek Yoga Premana SpOT (dokter spesialis bedah tulang di RSUD Sanjiwani Gianyar), dr Komang Wahyunita Premani (bertugas di BPJS Kesehatan Cabang Klungkung), dan dr Ketut Erna Bagiari SpJp (dokter spesialis jantung di RSUD Sanjiwani Gianyar).
Sedangkan suami almarhum, I Ketut Sukandha, sudah lebih dulu meninggal dinia, Juni 2018 silam. Ketut Sukandha juga meninggal saat masih menjabat sebagai anggota Fraksi Gerindra DPRD Klungkung 2014-2019.
Kesehariannya, Nyoman Martini tinggal di rumahnya kawasan Desa Buruan, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar bersama anak sulungnya, dr Wayan Enny Sukmawati dan sang menantu Dr Romy Widianto SpA (suami dari dr Wayan Enny Sukmawati, yang merupakan pemilik Klinik Vidyan Medika di Jalan Bypass Dharmagiri Gianyar). Almarhum ngantor ke DPRD Klungkung pulangb pergi dari Gianyar.
Putra kedua Nyoman Martini, dr Kadek Yoga Premana SpOT, mengatakan keluarga semua kaget mendengar almarhum tiba-tiba meninggal di kamar hotel di Bandung. Menurut Yoga Premana, ibunya yang akrab disapa Oma sempat cek laboratorium sebelum Kunker ke Bandung bersama anggota DPRD Klungkung lainnya.
“Hasil cek lab normal. Saat dirapid test, hasilnya juga non reaktif. Ibu cuma punya riwayat rematik, tidak ada riwayat sakit jantung. Sebelum berangkat ke Bandung, ibu juga sangat fit, ngobrol sama anak-anaknya termasuk saya," jelas Yoga Premana saat ditemui NusaBali di RS Ari Santi, Desa Mas, Minggu malam.
Menurut Yoga Premana, ibunya berangkat Kunker ke Bandung, Rabu (11/11) lalu dan seharusnya pulang Sabtu (14/11). Sehari sebelum berangkat, almarhum sempat menjalani upacara ritual Mebayuh Oton di Taman Prakerthi Bhuana, Kelurahan Beng, Kecamatan Gianyar pada Anggara Kliwon Wuku Tambir, Selasa (10/11). “Upacara Mebayuh Oton tersebut digelar karena almarhum katanya pingin sekali Mebayuh Gede,” jelas dokter spesialis bedah tulang RSUD Sanjiwani Gianyar ini.
Yoga Premana memperkirakan upacara Mebayuh Oton itu seakan jadi pertanda agar ibunya bersih dulu secara niskala sebelum meninggal. “Dulu almarhum Bapak juga meninggal pas saat otonannya. Sekarang ibu meninggal hanya beberapa hari setelah otonan," katanya.
Menurut Yoga Premana, keluarga besarnya sudah mencoba ikhlas atas kepergian almarhum Nyoman Martini buat selamanya. Sebab, sejak ditinggal mati oleh suaminya, Ketut Sukanadha, 8 Juni 2018 silam, Martini sedih. Bahkan, Martini kerap bercerita soal mimpi bertemu almarhum suaminya.
Disebutkan, setiapkali habis mimpi, martini selalu bercerita. Konon, dalam mimpinya, almarhum Ketut Sukandha sedang membangun rumah di alam niskala. "Cukup sering ibu mimpi ketemu bapak. Katanya, bapak sedang membangun rumah. Terakhir bilang rumahnya sudah jadi dan Bapak meminta ibu untuk menyusul ke sana," kenang Yoga Premana. "Kami yakin cinta ibu ke bapak sangat besar, true love."
Yoga Premana menyebutkan, sebelum terjun ke dunia politik, ibundanya merupakan pensiunan PNS PDAM Kabupaten Gianyar. "Setelah pensiun, ibu diajak berpolitik sama bapak. Ibu gabung ke Partai Gerindra sekitar tahun 2017, tepatnya 6 bulan sebelum bapak meninggal. Kedmudian, ibu maju tarung ke Pileg 2019 dan lolos DPRD Klungkung dengan perolehan 2.075 suara," papar Yoga Premana. *nvi
Komentar