Masa Pandemi, PMI Bali Door to Door Cari Pendonor
DENPASAR, NusaBali
Pandemi Covid-19 sudah delapan bulan berlalu. Namun masyarakat masih belum bisa beraktivitas dengan normal.
Termasuk kegiatan donor darah di Unit Transfusi Darah (UTD) yang belum mampu memenuhi permintaan darah sepenuhnya. Berbagai strategi dilakukan mulai dari memaksimalkan donor darah pengganti, hingga door to door ke rumah pendonor.
Kepala UTD Provinsi Bali, dr I Gede Wiryana Patra Jaya MKes, mengatakan saat ini UTD PMI Provinsi baru bisa memenuhi sekitar 70 persen permintaan darah dari rumah sakit seperti RSUP Sanglah dan rumah sakit swasta yang ada di Denpasar atau sekitar 80-90 kantong darah per harinya.
“Sejak pandemi ini kondisi stok darah di PMI memang menurun. Per hari rata-rata harus menyediakan sebanyak 120 kantong darah. Tapi karena terjadi pembatasan kegiatan, terjadi penurunan stok darah. Yang paling berat itu bulan April dan Mei. Sempat naik di bulan Juni, Juli, Agustus. Kemudian ada pembatasan kegiatan lagi, September turun lagi,” tuturnya.
Atas kondisi ini, UTD PMI Bali mengeluarkan jurus untuk memaksimalkan donor darah pengganti. Bahkan pada kasus-kasus yang sifatnya emergency dan tidak memiliki donor darah pengganti, UTD PMI Bali terpaksa jemput bola pendonor sukarela yang memang tetap rutin berdonor. Diakui, golongan darah AB memang sedikit sekali dan sulit untuk mendapatkannya. Di sisi lain, ada pula ketakutan masyarakat jika daya tubuhnya menurun usai donor darah termasuk ketakutan tertular Covid-19 saat berkerumun donor darah.
“Selain karena pembatasan kegiatan di luar rumah, banyak juga masyarakat yang masih takut untuk datang langsung ke UTD PMI Bali yang ada di RSUP Sanglah, karena masih situasi covid begini. Tapi kami membuka donor darah di markas PMI Bali di Jalan Imam Bonjol Denpasar. Bisa setiap jam kerja donor darah ke sana,” kata dr Patra.
Petugas yang akan mengambil tes juga rutin dirapid tes. Kegiatan donor darah sukarela diakui memang tidak sebanyak dulu, karena masih dilarang membuat kerumunan. Tetapi pada beberapa instansi, kegiatan tetap dilakukan namun cara yang berbeda. Misalnya frekuensi kegiatan jadi lebih sering diadakan namun jumlah pendonornya dibatasi.
“Kalau dulu, TNI biasanya bisa 300 kantong sekali kegiatan donor. Namun sekarang frekuensi kegiatannya sekarang diubah. Pesertanya lebih sedikit tapi kegiatannya lebih sering,” jelas Ketua Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) Provinsi Bali periode 2016-2019 itu.
Saat ini UTD PMI Bali pun aktif jemput bola ke rumah pendonor. Bahkan kata dr Patra, keluarga artis Anang Hermansyah juga sempat mendonorkan darahnya saat sedang berlibur di Pulau Dewata. Program door to door ini dimulai sejak pekan ketiga September 2020. Menjawab kekhawatiran masyarakat soal berdonor darah selama pandemi covid-19, UTD PMI Bali sudah menerapkan pola donor darah ‘New Normal’ yakni menjalankan protokol kesehatan secara ketat.
“Kebijakan yang kami ambil sekarang, kami juga melakukan program door to door. Misalnya satu keluarga punya 7 calon pendonor, kami ambil. Kalau dulu kan minimal 50 kantong darah, baru kami ambil. Tapi karena kondisi sekarang, diambil saja daripada tidak ada sama sekali,” tandas dr Patra. *ind
Kepala UTD Provinsi Bali, dr I Gede Wiryana Patra Jaya MKes, mengatakan saat ini UTD PMI Provinsi baru bisa memenuhi sekitar 70 persen permintaan darah dari rumah sakit seperti RSUP Sanglah dan rumah sakit swasta yang ada di Denpasar atau sekitar 80-90 kantong darah per harinya.
“Sejak pandemi ini kondisi stok darah di PMI memang menurun. Per hari rata-rata harus menyediakan sebanyak 120 kantong darah. Tapi karena terjadi pembatasan kegiatan, terjadi penurunan stok darah. Yang paling berat itu bulan April dan Mei. Sempat naik di bulan Juni, Juli, Agustus. Kemudian ada pembatasan kegiatan lagi, September turun lagi,” tuturnya.
Atas kondisi ini, UTD PMI Bali mengeluarkan jurus untuk memaksimalkan donor darah pengganti. Bahkan pada kasus-kasus yang sifatnya emergency dan tidak memiliki donor darah pengganti, UTD PMI Bali terpaksa jemput bola pendonor sukarela yang memang tetap rutin berdonor. Diakui, golongan darah AB memang sedikit sekali dan sulit untuk mendapatkannya. Di sisi lain, ada pula ketakutan masyarakat jika daya tubuhnya menurun usai donor darah termasuk ketakutan tertular Covid-19 saat berkerumun donor darah.
“Selain karena pembatasan kegiatan di luar rumah, banyak juga masyarakat yang masih takut untuk datang langsung ke UTD PMI Bali yang ada di RSUP Sanglah, karena masih situasi covid begini. Tapi kami membuka donor darah di markas PMI Bali di Jalan Imam Bonjol Denpasar. Bisa setiap jam kerja donor darah ke sana,” kata dr Patra.
Petugas yang akan mengambil tes juga rutin dirapid tes. Kegiatan donor darah sukarela diakui memang tidak sebanyak dulu, karena masih dilarang membuat kerumunan. Tetapi pada beberapa instansi, kegiatan tetap dilakukan namun cara yang berbeda. Misalnya frekuensi kegiatan jadi lebih sering diadakan namun jumlah pendonornya dibatasi.
“Kalau dulu, TNI biasanya bisa 300 kantong sekali kegiatan donor. Namun sekarang frekuensi kegiatannya sekarang diubah. Pesertanya lebih sedikit tapi kegiatannya lebih sering,” jelas Ketua Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) Provinsi Bali periode 2016-2019 itu.
Saat ini UTD PMI Bali pun aktif jemput bola ke rumah pendonor. Bahkan kata dr Patra, keluarga artis Anang Hermansyah juga sempat mendonorkan darahnya saat sedang berlibur di Pulau Dewata. Program door to door ini dimulai sejak pekan ketiga September 2020. Menjawab kekhawatiran masyarakat soal berdonor darah selama pandemi covid-19, UTD PMI Bali sudah menerapkan pola donor darah ‘New Normal’ yakni menjalankan protokol kesehatan secara ketat.
“Kebijakan yang kami ambil sekarang, kami juga melakukan program door to door. Misalnya satu keluarga punya 7 calon pendonor, kami ambil. Kalau dulu kan minimal 50 kantong darah, baru kami ambil. Tapi karena kondisi sekarang, diambil saja daripada tidak ada sama sekali,” tandas dr Patra. *ind
1
Komentar