Limbah Masker Menggunung di Masa Pandemi
Sebulan DLHK Denpasar Tangani 6,7 Juta Limbah Masker
Dengan banyaknya jumlah limbah masker, warga diingatkan sebelum membuang masker yang sudah tidak terpakai agar digunting.
DENPASAR, NusaBali
Dalam masa pandemi Covid-19 (Virus Corona) di Kota Denpasar terus mengalami peningkatan penggunaan masker. Hal itu menyebabkan limbah masker di Kota Denpasar juga meningkat. Pemkot Denpasar melalui Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Denpasar menangani rata-rata sebanyak 6.750.000 setiap bulannya.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Kota Denpasar, I Dewa Gede Rai, saat diwawancarai di ruang Kabag Humas dan Protokol Setda Kota Denpasar, Rabu (18/11) mengatakan jumlah limbah masker saat ini yang ditangani Pemkot Denpasar cukup tinggi dibanding sebelum Covid-19 muncul pada bulan Maret 2020 lalu.
Menurut Dewa Rai, limbah masker yang dibuang masuk dalam limbah rumah tangga yang selama ini pembuangannya masih jadi satu dengan limbah rumah tangga. Menurut Dewa Rai, jumlah masker yang ditangani saat ini sebanyak 6.750.000 masker baik masker medis sekali pakai maupun masker kain yang digunakan sehari-hari oleh masyarakat Kota Denpasar. “Limbah masker sekarang dipastikan meningkat apalagi ada ketentuan pemakaian masker sejak adanya Covid-19 dari bulan Maret lalu,” jelas Dewa Rai.
Jika dirata-ratakan jumlah limbah masker yang sudah ditangani selama 7 bulan ini sebanyak 47.250.000 lembar yang sudah dibuang ke Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA) Sawung. Jumlah tersebut menurut Dewa Rai diperoleh dari perkiraan jumlah penduduk yang aktif. Estimasi jumlah penduduk yang aktif menurut Dewa Rai sebanyak 25 persen dari jumlah penduduk Kota Denpasar sebanyak 900.000 jiwa per harinya.
“Kalau diambil dari estimasi 25 persen jumlah penduduk Kota Denpasar yang aktif setiap harinya menggunakan masker, berarti jumlah sampah masker per harinya yang dihasilkan sekitar 225.000 lembar. Jadi jika ditotalkan dalam satu bulan sebanyak 6.750.000 lembar setiap bulannya yang bercampur dengan sampah rumah tangga,” ungkap Dewa Rai.
Dengan banyaknya jumlah sampah masker, Dewa Rai mengingatkan kepada masyarakat agar saat membuang masker yang sudah tidak terpakai wajib dilakukan pengguntingan. Sebab, selama ini banyak di luar Bali informasinya bahwa masker bekas dijual kembali setelah dilakukan pencucian.
“Kami mengingatkan kalau buang masker bekas itu diguntung atau dirobek dulu. Soalnya kan sudah ada kejadian masker bekas ada yang memungut lagi dan dicuci abis itu dijual lagi di pasaran, itu kan sangat bahaya,” tandas Kabag Humas dan Protokol Setda Kota Denpasar ini. *mis
Dalam masa pandemi Covid-19 (Virus Corona) di Kota Denpasar terus mengalami peningkatan penggunaan masker. Hal itu menyebabkan limbah masker di Kota Denpasar juga meningkat. Pemkot Denpasar melalui Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Denpasar menangani rata-rata sebanyak 6.750.000 setiap bulannya.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Kota Denpasar, I Dewa Gede Rai, saat diwawancarai di ruang Kabag Humas dan Protokol Setda Kota Denpasar, Rabu (18/11) mengatakan jumlah limbah masker saat ini yang ditangani Pemkot Denpasar cukup tinggi dibanding sebelum Covid-19 muncul pada bulan Maret 2020 lalu.
Menurut Dewa Rai, limbah masker yang dibuang masuk dalam limbah rumah tangga yang selama ini pembuangannya masih jadi satu dengan limbah rumah tangga. Menurut Dewa Rai, jumlah masker yang ditangani saat ini sebanyak 6.750.000 masker baik masker medis sekali pakai maupun masker kain yang digunakan sehari-hari oleh masyarakat Kota Denpasar. “Limbah masker sekarang dipastikan meningkat apalagi ada ketentuan pemakaian masker sejak adanya Covid-19 dari bulan Maret lalu,” jelas Dewa Rai.
Jika dirata-ratakan jumlah limbah masker yang sudah ditangani selama 7 bulan ini sebanyak 47.250.000 lembar yang sudah dibuang ke Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA) Sawung. Jumlah tersebut menurut Dewa Rai diperoleh dari perkiraan jumlah penduduk yang aktif. Estimasi jumlah penduduk yang aktif menurut Dewa Rai sebanyak 25 persen dari jumlah penduduk Kota Denpasar sebanyak 900.000 jiwa per harinya.
“Kalau diambil dari estimasi 25 persen jumlah penduduk Kota Denpasar yang aktif setiap harinya menggunakan masker, berarti jumlah sampah masker per harinya yang dihasilkan sekitar 225.000 lembar. Jadi jika ditotalkan dalam satu bulan sebanyak 6.750.000 lembar setiap bulannya yang bercampur dengan sampah rumah tangga,” ungkap Dewa Rai.
Dengan banyaknya jumlah sampah masker, Dewa Rai mengingatkan kepada masyarakat agar saat membuang masker yang sudah tidak terpakai wajib dilakukan pengguntingan. Sebab, selama ini banyak di luar Bali informasinya bahwa masker bekas dijual kembali setelah dilakukan pencucian.
“Kami mengingatkan kalau buang masker bekas itu diguntung atau dirobek dulu. Soalnya kan sudah ada kejadian masker bekas ada yang memungut lagi dan dicuci abis itu dijual lagi di pasaran, itu kan sangat bahaya,” tandas Kabag Humas dan Protokol Setda Kota Denpasar ini. *mis
1
Komentar