Keluarga Korban Terbiasa Makan Olahan Ikan Buntal
Tragedi Kerupuk Ikan Buntal di Pemuteran
SINGARAJA, NusaBali
Nyawa bocah PutuAyu Mita Sari, 11, tak bisa tertolong pasca keracunan diduga dari kerupuk kulit ikan Buntal.
Sebaliknya kondisi Ketut Alisya Tini Putri, 6, sudah semakin membaik. Nocah asal Banjar Dinas Yeh Panes, Desa Pemuteran, Kecamatan Gerokgak, Buleleng, masih menjalani perawatan di RSUD Buleleng.
Peristiwa berawal Ketut Alistya kedatangan sepupunya bernama Putu Ayu Mita Sari, 11, pada Selasa (17/11) pukul 08.00 Wita. Keduanya memakan krupuk kulit ikan Buntal yang dibuat oleh ibu Ketut Alistya, Kadek Sulastri, 37. Tak berapa lama Ketut Alistya mengalami muntah-muntah disertai pusing kepala dan kondisi tubuh langsung lemas. Hal yang sama juga terjadi pada Putu Ayu setelah dia pulang ke rumahnya di Banjar Dinas Loka Segara, Desa Pemuteran, Kecamatan Gerokgak, Buleleng.
"Anak saya (Ketut Alistya) serta sepupunya (Putu Ayu) langsung saya bawa ke dokter di desa. Kemudian dokter menganjurkan untuk dibawa ke Puskesmas II Gerokgak di Desa Pejarakan," ungkap sang ayah Kadek Swanda, 38, saat ditemui sedang menunggui putrinya di Ruang Cempaka RSUD Buleleng, Rabu kemarin.
Sesampainya di Puskesmas II Gerokgak, oleh petugas medis disarankan untuk dibawa ke RSUD Buleleng. Setelah diberikan penangan medis di RSUD Buleleng, gejala tersebut menjadi berkurang pada korban Ketut Alistya. Ketut Alistya sudah dalam kondisi sadar dan bisa diajak berkomunikasi.
Hanya saja nasib beberbeda dialami Putu Ayu. Bocah yang masih duduk di bangku kelas V SD ini dinyatakan meninggal dunia saat dalam perjalanan menuju RSUD Buleleng. Jenazah anak tunggal pasangan Gede Masjana, 35, dengan Komang Widiasih, 34, ini kemudian dipulangkan ke kediamannya untuk disemayamkan. "Besok (hari ini, red) Putu Ayu akan diupacarai," kata Kadek Swanda.
Dirinya masih tidak menyangka peristiwa keracunan tersebut menimpa putri dan keponakannya. Pasalnya, di lingkungan keluarganya sendiri sudah biasa mengkonsumsi makanan olahan ikan Buntal yang dikenal beracun itu. Bahkan sebelum kejadian, dia juga sempat mengkonsumsi kerupuk kulit ikan Buntal.
"Saya sendiri sering mengkonsumsi olahan daging ikan Buntal, selain kulitnya. Saya sempat makan kerupuk ikan Buntal itu dengan istri tiga hari yang lalu. Kemarin (lusa, red), saya tidak tahu kenapa anak kecil yang makan langsung keracunan," sesalnya, sembari menyebut tidak lagi mengkonsumsi ikan Buntal.
Sementara itu, Wakil Perawat Ruang Cempaka RSUD Buleleng, Desak Putu Silawati, yang menangani korban Ketut Alistya mengatakan, kondisi pasiennya sudah semakin membaik setelah diberikan penangan medis. Sebelumnya korban datang ke RSUD Buleleng mengalami gejala muntah-muntah, pusing, dan lemas.
Dia menambahkan, meski kondisi pasiennya sudah membaik, namun belum bisa dipulangkan karena masih harus mendapatkan perawatan intensif. "Mual dan muntah sudah tidak terjadi. Dia sekarang sudah bisa diajak komunikasi, tapi sampai saat ini belum diizinkan pulang masih perlu perawatan," tandasnya.*cr75
Peristiwa berawal Ketut Alistya kedatangan sepupunya bernama Putu Ayu Mita Sari, 11, pada Selasa (17/11) pukul 08.00 Wita. Keduanya memakan krupuk kulit ikan Buntal yang dibuat oleh ibu Ketut Alistya, Kadek Sulastri, 37. Tak berapa lama Ketut Alistya mengalami muntah-muntah disertai pusing kepala dan kondisi tubuh langsung lemas. Hal yang sama juga terjadi pada Putu Ayu setelah dia pulang ke rumahnya di Banjar Dinas Loka Segara, Desa Pemuteran, Kecamatan Gerokgak, Buleleng.
"Anak saya (Ketut Alistya) serta sepupunya (Putu Ayu) langsung saya bawa ke dokter di desa. Kemudian dokter menganjurkan untuk dibawa ke Puskesmas II Gerokgak di Desa Pejarakan," ungkap sang ayah Kadek Swanda, 38, saat ditemui sedang menunggui putrinya di Ruang Cempaka RSUD Buleleng, Rabu kemarin.
Sesampainya di Puskesmas II Gerokgak, oleh petugas medis disarankan untuk dibawa ke RSUD Buleleng. Setelah diberikan penangan medis di RSUD Buleleng, gejala tersebut menjadi berkurang pada korban Ketut Alistya. Ketut Alistya sudah dalam kondisi sadar dan bisa diajak berkomunikasi.
Hanya saja nasib beberbeda dialami Putu Ayu. Bocah yang masih duduk di bangku kelas V SD ini dinyatakan meninggal dunia saat dalam perjalanan menuju RSUD Buleleng. Jenazah anak tunggal pasangan Gede Masjana, 35, dengan Komang Widiasih, 34, ini kemudian dipulangkan ke kediamannya untuk disemayamkan. "Besok (hari ini, red) Putu Ayu akan diupacarai," kata Kadek Swanda.
Dirinya masih tidak menyangka peristiwa keracunan tersebut menimpa putri dan keponakannya. Pasalnya, di lingkungan keluarganya sendiri sudah biasa mengkonsumsi makanan olahan ikan Buntal yang dikenal beracun itu. Bahkan sebelum kejadian, dia juga sempat mengkonsumsi kerupuk kulit ikan Buntal.
"Saya sendiri sering mengkonsumsi olahan daging ikan Buntal, selain kulitnya. Saya sempat makan kerupuk ikan Buntal itu dengan istri tiga hari yang lalu. Kemarin (lusa, red), saya tidak tahu kenapa anak kecil yang makan langsung keracunan," sesalnya, sembari menyebut tidak lagi mengkonsumsi ikan Buntal.
Sementara itu, Wakil Perawat Ruang Cempaka RSUD Buleleng, Desak Putu Silawati, yang menangani korban Ketut Alistya mengatakan, kondisi pasiennya sudah semakin membaik setelah diberikan penangan medis. Sebelumnya korban datang ke RSUD Buleleng mengalami gejala muntah-muntah, pusing, dan lemas.
Dia menambahkan, meski kondisi pasiennya sudah membaik, namun belum bisa dipulangkan karena masih harus mendapatkan perawatan intensif. "Mual dan muntah sudah tidak terjadi. Dia sekarang sudah bisa diajak komunikasi, tapi sampai saat ini belum diizinkan pulang masih perlu perawatan," tandasnya.*cr75
1
Komentar