Guru Honorer Dapat BLT Rp 1,8 Juta
Di Karangasem ada 1.011 guru honorer dan tenaga tata usaha bertugas di 285 PAUD, 363 SD, 56 SMP, 19 SMA, dan 11 SMK.
AMLAPURA, NusaBali
Guru honorer, tenaga laboratorium, tenaga perpustakaan, dan tenaga administrasi dikabarkan dapat bantuan langsung tunai (BLT) dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Besarannya Rp 1,8 juta untuk November dan Desember 2020. Hanya saja berita itu belum sampai ke Karangasem.
Kadis Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Karangasem, I Gusti Ngurah Kartika, saat dikonfirmasi mengaku belum ada pemberitahuan tentang BLT untuk guru honorer dan lainnya. “Saya tunggu pemberitahuan resmi dari pemerintah pusat,” jelasnya, Kamis (19/11). Syarat dapat BLT, sesuai informasi yang beredar, bagi tenaga guru honorer dan sejenisnya yang tidak dapat kartu prakerja. Syaratnya warga negara Indonesia, bukan PNS, penghasilan di bawah Rp 5 juta, tidak menerima upah atau gaji dari Kementerian Ketenagakerjaan hingga 1 Oktober 2020, tidak menerima kartu prakerja per 1 Oktober 2020, dan lainnya.
Informasi mengenai BLT untuk tenaga guru honorer bisa diakses melalui laman info.gtk.kemendikbud.go.id. Itu merupakan program Kemendikbud ditujukan kepada tenaga pendidik dan tenaga kependidikan non PNS di lingkungan Kemendikbud tahun 2020. BLT itu merupakan subsidi upah untuk membantu petugas sebagai ujung tombak pendidikan yang telah berjasa mendidik anak-anak bangsa. BLT itu bukan saja ditujukan kepada tenaga guru honorer di sekolah negeri, juga berlaku di sekolah swasta.
Ketua MKKS (Musyawarah Kerja Kepala Sekolah) SMKN Karangasem yang juga Kasek SMKN Amlapura, I Wayan Artana, mengatakan di sekolah yang dipimpinnya memiliki 20 guru honorer dan 20 tenaga administrasi termasuk tenaga lab. “Hanya saja saya belum dengar ada kabar guru honorer dan tenaga administrasi dapat BLT dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,” kata Wayan Artana. Terpisah, Kasek SMA PGRI Amlapura I Ketut Jelantik mengaku memiliki 41 tenaga guru honorer dan 17 tenaga administrasi. “Kalau memang benar informasi itu, saya mengapresiasi dapat perhatian dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, membantu nafkah tenaga guru dan tenaga administrasi dalam bentuk BLT,” kata Ketut Jelantik.
Hanya saja, berapa banyak tenaga hororer di Karangasem, Kepala Bidang Ketenagaan Disdikpora Karangasem Ida Made Amitaba, belum bisa dikonfirmasi. Tercatat di Karangasem ada 1.011 guru honorer dan tenaga tata usaha bertugas di 285 PAUD, 363 SD, 56 SMP dan sederajat, 19 SMA dan 11 SMK. Lebih banyak tenaga honorer itu di sekolah swasta. Seperti di SMA PGRI Amlapura, dari 43 guru hanya 2 guru PNS, selebihnya honorer. *k16
Guru honorer, tenaga laboratorium, tenaga perpustakaan, dan tenaga administrasi dikabarkan dapat bantuan langsung tunai (BLT) dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Besarannya Rp 1,8 juta untuk November dan Desember 2020. Hanya saja berita itu belum sampai ke Karangasem.
Kadis Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Karangasem, I Gusti Ngurah Kartika, saat dikonfirmasi mengaku belum ada pemberitahuan tentang BLT untuk guru honorer dan lainnya. “Saya tunggu pemberitahuan resmi dari pemerintah pusat,” jelasnya, Kamis (19/11). Syarat dapat BLT, sesuai informasi yang beredar, bagi tenaga guru honorer dan sejenisnya yang tidak dapat kartu prakerja. Syaratnya warga negara Indonesia, bukan PNS, penghasilan di bawah Rp 5 juta, tidak menerima upah atau gaji dari Kementerian Ketenagakerjaan hingga 1 Oktober 2020, tidak menerima kartu prakerja per 1 Oktober 2020, dan lainnya.
Informasi mengenai BLT untuk tenaga guru honorer bisa diakses melalui laman info.gtk.kemendikbud.go.id. Itu merupakan program Kemendikbud ditujukan kepada tenaga pendidik dan tenaga kependidikan non PNS di lingkungan Kemendikbud tahun 2020. BLT itu merupakan subsidi upah untuk membantu petugas sebagai ujung tombak pendidikan yang telah berjasa mendidik anak-anak bangsa. BLT itu bukan saja ditujukan kepada tenaga guru honorer di sekolah negeri, juga berlaku di sekolah swasta.
Ketua MKKS (Musyawarah Kerja Kepala Sekolah) SMKN Karangasem yang juga Kasek SMKN Amlapura, I Wayan Artana, mengatakan di sekolah yang dipimpinnya memiliki 20 guru honorer dan 20 tenaga administrasi termasuk tenaga lab. “Hanya saja saya belum dengar ada kabar guru honorer dan tenaga administrasi dapat BLT dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,” kata Wayan Artana. Terpisah, Kasek SMA PGRI Amlapura I Ketut Jelantik mengaku memiliki 41 tenaga guru honorer dan 17 tenaga administrasi. “Kalau memang benar informasi itu, saya mengapresiasi dapat perhatian dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, membantu nafkah tenaga guru dan tenaga administrasi dalam bentuk BLT,” kata Ketut Jelantik.
Hanya saja, berapa banyak tenaga hororer di Karangasem, Kepala Bidang Ketenagaan Disdikpora Karangasem Ida Made Amitaba, belum bisa dikonfirmasi. Tercatat di Karangasem ada 1.011 guru honorer dan tenaga tata usaha bertugas di 285 PAUD, 363 SD, 56 SMP dan sederajat, 19 SMA dan 11 SMK. Lebih banyak tenaga honorer itu di sekolah swasta. Seperti di SMA PGRI Amlapura, dari 43 guru hanya 2 guru PNS, selebihnya honorer. *k16
Komentar