Sering Terdengar Suara Gender Mengalun Saat Kajeng Kliwon
Pohon kayu putih di jaba Pura Babakan, Banjar Bayan, Desa Tua, Kecamatan Marga, Tabanan dikembangkan menjadi tempat wisata spiritual.
Keunikan Pohon Kayu Putih di Desa Tua, Kecamatan Marga, Tabanan
TABANAN, NusaBali
Para pengunjung yang merasakan energi dan sentuhan kedamaian acap bermeditasi di bawah pohon raksasa ini. Pada hari-hari tertentu, seperti saat purnama maupun kajeng kliwon, warga kerap mendengar suara gender mengalun dari pohon ini.
Suara gender ini dipercaya dimainkan secara gaib. Cerita para tetua, pada zaman perang, warga sembunyikan seperangkat gender (alat musik) di dalam batang pohon. Selain gender, turut ditanam senjata orang. Pura Kayu Putih juga dipercaya punya khasiat obat sehingga banyak pamedek nunas tamba (minta obat). “Banyak yang masih mengaku mendengar suara gender dari dalam pohon keramat,” ungkap prajuru Pura Babakan, I Made Kurnawijaya, Minggu (30/10).
Kurnawijaya menduga pohon Kayu Putih ini berumur 600 tahun. Pura ini diempon oleh 19 kepala keluarga (KK) adat. “Pura ini dibangun oleh I Gusti Ngurah Kabayan anggota kerajaan Perean, Kecamatan Baturiti Tabanan sesudah pohonya ini ada,” ungkapnya. Pada batang pohon setinggi 100 meter dan diameter 60 meter ini terlihat ada ukiran kayu karena coraknya beraneka ragam. “Pohon ini mulai dikunjungi wisatawan pada tahun 2013,” ujar Kurnawijaya.
Ditambahkan, akar pohon Kayu Putuh menjalar hingga ke ujung Banjar Bayan. Hal ini diketahui ketika sejumlah warga yang gali tanah untuk bahan pondasi rumah. “Seakan akar pohon ini menandai dan melindungi wilayah Banjar Bayan,” terangnya. Setahunya, dari dulu hingga sekarang ukuran pohon sampai sekarang ini besar dan tingginya sama.
Bendesa Adat Bayan, I Wayan Negeriawan mengatakan, Desa Tua sebelumnya memohon Desa Wisata. Mengingat Banjar Bayan mengembangkan potensi seperti pohon Kayu Putih sebagai ikon yang nantinya diharapkan bisa maju. Kunjungan wisatawan mencapai sekitar 20 orang. cr61
TABANAN, NusaBali
Para pengunjung yang merasakan energi dan sentuhan kedamaian acap bermeditasi di bawah pohon raksasa ini. Pada hari-hari tertentu, seperti saat purnama maupun kajeng kliwon, warga kerap mendengar suara gender mengalun dari pohon ini.
Suara gender ini dipercaya dimainkan secara gaib. Cerita para tetua, pada zaman perang, warga sembunyikan seperangkat gender (alat musik) di dalam batang pohon. Selain gender, turut ditanam senjata orang. Pura Kayu Putih juga dipercaya punya khasiat obat sehingga banyak pamedek nunas tamba (minta obat). “Banyak yang masih mengaku mendengar suara gender dari dalam pohon keramat,” ungkap prajuru Pura Babakan, I Made Kurnawijaya, Minggu (30/10).
Kurnawijaya menduga pohon Kayu Putih ini berumur 600 tahun. Pura ini diempon oleh 19 kepala keluarga (KK) adat. “Pura ini dibangun oleh I Gusti Ngurah Kabayan anggota kerajaan Perean, Kecamatan Baturiti Tabanan sesudah pohonya ini ada,” ungkapnya. Pada batang pohon setinggi 100 meter dan diameter 60 meter ini terlihat ada ukiran kayu karena coraknya beraneka ragam. “Pohon ini mulai dikunjungi wisatawan pada tahun 2013,” ujar Kurnawijaya.
Ditambahkan, akar pohon Kayu Putuh menjalar hingga ke ujung Banjar Bayan. Hal ini diketahui ketika sejumlah warga yang gali tanah untuk bahan pondasi rumah. “Seakan akar pohon ini menandai dan melindungi wilayah Banjar Bayan,” terangnya. Setahunya, dari dulu hingga sekarang ukuran pohon sampai sekarang ini besar dan tingginya sama.
Bendesa Adat Bayan, I Wayan Negeriawan mengatakan, Desa Tua sebelumnya memohon Desa Wisata. Mengingat Banjar Bayan mengembangkan potensi seperti pohon Kayu Putih sebagai ikon yang nantinya diharapkan bisa maju. Kunjungan wisatawan mencapai sekitar 20 orang. cr61
Komentar