Sekolah Harus Cek Kesehatan Siswa
Kematian I Made Dita Ariguna,16, alias Dita, salah seorang anggota regu gerak jalan dari SMKN 1 Tegallalang, Gianyar, dalam perawatan di ICU RSUP Sanglah, Denpasar, Jumat (28/10), sekitar pukul 18.00 Wita, menjadi perhatian banyak pihak di Gianyar.
Pasca Siswa Meninggal Usai Lomba Gerak Jalan
GIANYAR, NusaBali
Kejadian ini pun wajib menjadi bahan evaluasi bila lagi dilaksanakan lomba serupa. Hal itu diungkapkan Wakil Bupati Gianyar Agus Mahayastra di Gianyar, Minggu (30/10). Ia minta, kedepan sekolah yang mengirim regu gerak jalan sejenis agar terlebih dahulu melakukan cek kesehatan pada siswanya. Dengan itu, akan diketahui ada siswa punya riwayat sakit atau tidak. "Mungkin satu bulan sebelum kegiatan cek kesehatan bisa dilakukan," jelasnya.
Hasil cek fisik, lanjut Ketua DPC PDIP Gianyar ini, dapat dijadikan bahan pertimbangan, apakah siswa tersebut memungkinkan untuk mengikuti kegiatan atau tidak. Mahayastra menjelaskan, biasanya serangkaian peringatan HUT Kemerdekaan RI di Gianyar, lomba gerak jalan purta mengambil route 45 kilometer. ‘’Dengan kejadian ini (siswa meninggal usai berlomba, Red), tidak mengendorkan kreasi pemuda untuk aktif dalam kegiatan peringatan hari-hari nasional.
Sementara itu, Ketua Panitia Lomba Gerak Jalan 28 Km, Pande Made Purwatha mengaku, tindakan preventif dari seluruh panitia sudah diupayakan seoptimal mungkin. Antara lain, start gerak jalan pukul 16.00 Wita supaya peserta tidak kepanasan. Para peserta disiapkan tiga jalur bebas agar para peserta bisa agak rileks. "Ada juga pula kesempatan bagi teman-temannya untuk memberikan minuman kepada regu. Kalau ada yang pegel bisa dipijat. Karena dijalur bebas ini tidak dilakukan penilaian," jelas Pande Purwatha.
Selain itu disiapkan sejumlah mobil ambulance dilengkapi tim medis. "Tapi Tuhan punya rencana lain yang tidak pernah bisa kami ketahui. Kami sangat berduka dan turut berbela sungkawa yang sedalam-dalamnya atas musibah yang terjadi," ungkap Purwatha.
Pande Purwatha setuju dengan Wabup Mahayastra, bahwa kedepan kejadian yang meninpa siswa kelas X AP SMKN 1 Tegallalang itu sebagai bahan evaluasi. Bila ada peserta yang kurang sehat, maka tidak akan diperkenankan untuk ikut. "Namun tidak akan mengurangi penilaian juri, meski dalam satu regu jumlah pesertanya ada yang kurang," jelasnya. Kegiatan gerak jalan serangkaian Hari Sumpah Pemuda baru pertama kali dilakukan dengan route 28 kilometer. Berbeda halnya dengan gerak jalan serangkaian HUT RI dengan route 45 kilometer.
Pande Purwatha yang juga Ketua Harian Koni Gianyar ini mengatakan, pihaknya akan berkoordinasi dengan pihak sekolah, organisasi kepemudaan serta instansi terkait, apakah kedepan kegiatan serupa akan dilaksanakan kembali, atau tidak. Ia menegaskan pihaknya juga akan memberikan bantuan kepada keluarga Dita.
Sebelumnya diberitakan, Lomba Gerak Jalan 28 kilometer, serangkaian peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-88 di Gianyar, digelar Koni Gianyar, Selasa (25/10), memakan korban. I Made Dita Ariguna,16, alias Dita, salah seorang anggota regu gerak jalan dari SMKN 1 Tegallalang, Gianyar, meninggal dalam perawatan di ICU RSUP Sanglah, Denpasar, Jumat (28/10), sekitar pukul 18.00 Wita.
Sebelum itu, Dita sempat koma alias kritis pascaambruk saat sedang berlomba gerak jalan itu. cr62
GIANYAR, NusaBali
Kejadian ini pun wajib menjadi bahan evaluasi bila lagi dilaksanakan lomba serupa. Hal itu diungkapkan Wakil Bupati Gianyar Agus Mahayastra di Gianyar, Minggu (30/10). Ia minta, kedepan sekolah yang mengirim regu gerak jalan sejenis agar terlebih dahulu melakukan cek kesehatan pada siswanya. Dengan itu, akan diketahui ada siswa punya riwayat sakit atau tidak. "Mungkin satu bulan sebelum kegiatan cek kesehatan bisa dilakukan," jelasnya.
Hasil cek fisik, lanjut Ketua DPC PDIP Gianyar ini, dapat dijadikan bahan pertimbangan, apakah siswa tersebut memungkinkan untuk mengikuti kegiatan atau tidak. Mahayastra menjelaskan, biasanya serangkaian peringatan HUT Kemerdekaan RI di Gianyar, lomba gerak jalan purta mengambil route 45 kilometer. ‘’Dengan kejadian ini (siswa meninggal usai berlomba, Red), tidak mengendorkan kreasi pemuda untuk aktif dalam kegiatan peringatan hari-hari nasional.
Sementara itu, Ketua Panitia Lomba Gerak Jalan 28 Km, Pande Made Purwatha mengaku, tindakan preventif dari seluruh panitia sudah diupayakan seoptimal mungkin. Antara lain, start gerak jalan pukul 16.00 Wita supaya peserta tidak kepanasan. Para peserta disiapkan tiga jalur bebas agar para peserta bisa agak rileks. "Ada juga pula kesempatan bagi teman-temannya untuk memberikan minuman kepada regu. Kalau ada yang pegel bisa dipijat. Karena dijalur bebas ini tidak dilakukan penilaian," jelas Pande Purwatha.
Selain itu disiapkan sejumlah mobil ambulance dilengkapi tim medis. "Tapi Tuhan punya rencana lain yang tidak pernah bisa kami ketahui. Kami sangat berduka dan turut berbela sungkawa yang sedalam-dalamnya atas musibah yang terjadi," ungkap Purwatha.
Pande Purwatha setuju dengan Wabup Mahayastra, bahwa kedepan kejadian yang meninpa siswa kelas X AP SMKN 1 Tegallalang itu sebagai bahan evaluasi. Bila ada peserta yang kurang sehat, maka tidak akan diperkenankan untuk ikut. "Namun tidak akan mengurangi penilaian juri, meski dalam satu regu jumlah pesertanya ada yang kurang," jelasnya. Kegiatan gerak jalan serangkaian Hari Sumpah Pemuda baru pertama kali dilakukan dengan route 28 kilometer. Berbeda halnya dengan gerak jalan serangkaian HUT RI dengan route 45 kilometer.
Pande Purwatha yang juga Ketua Harian Koni Gianyar ini mengatakan, pihaknya akan berkoordinasi dengan pihak sekolah, organisasi kepemudaan serta instansi terkait, apakah kedepan kegiatan serupa akan dilaksanakan kembali, atau tidak. Ia menegaskan pihaknya juga akan memberikan bantuan kepada keluarga Dita.
Sebelumnya diberitakan, Lomba Gerak Jalan 28 kilometer, serangkaian peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-88 di Gianyar, digelar Koni Gianyar, Selasa (25/10), memakan korban. I Made Dita Ariguna,16, alias Dita, salah seorang anggota regu gerak jalan dari SMKN 1 Tegallalang, Gianyar, meninggal dalam perawatan di ICU RSUP Sanglah, Denpasar, Jumat (28/10), sekitar pukul 18.00 Wita.
Sebelum itu, Dita sempat koma alias kritis pascaambruk saat sedang berlomba gerak jalan itu. cr62
Komentar