Road to JAFF 2020, Ada Cineclue Klungkung yang Rancang Kegiatan di Bali
JAFF 2020
Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF)
Cineclue
Jogja-NETPAC Asian Film Festival
Sineas Bali
Event
DENPASAR, NusaBali
Semakin dekat dengan penyelenggaraan Jogja-Netpac Asian Film Festival (JAFF) pada 25-29 November 2020, pastikan untuk tidak melewatkan setiap update-nya.
JAFF adalah festival film se-Asia yang bertujuan untuk mengakomodasi perkembangan perfilman Asia. Tahun ini JAFF dilakukan berbeda dengan melibatkan 15 komunitas film se-Indonesia dan menayangkan serentak film hasil kurasi mereka. Selain bergengsi karena jumlah partisipasi negara yang semakin banyak, JAFF sendiri sudah mendapatkan pengakuan hingga kancah festival film nasional.
Bertajuk 15th JAFF ‘Kinetic’ penyelenggaraan JAFF tahun ini adalah yang ke-15 sejak diadakan pertama kali pada tahun 2006. Menariknya, negara di luar Asia mulai ikut partisipasi. “Ada beberapa negara dari luar Asia,” ujar Made Arya Wijaya, selaku Wakil Ketua Cineclue Klungkung, yang juga merupakan Tim Perencana Kegiatan JAFF di Bali.
Peserta kali ini berasal dari Australia, Kamboja, China, Denmark, Jerman, Hongkong, India, Indonesia, Iran, Jepang, Kazakhstan, Laos, Lebanon, Malaysia, Myanmar, Norwegia, Filipina, Qatar, Serbia, Singapura, Sri Lanka, Korea Selatan, Taiwan, Thailand, Tibet, Turki, Amerika Serikat, Uzbekistan, dan Vietnam.
Bali mendapat kehormatan dan dipercaya menjadi satu dari 15 kota pendukung penyelenggaraan JAFF 2020. Sedangkan Cineclue Klungkung dipercaya sebagai penyelenggara JAFF di Bali bersama NusaBali sebagai media partner.
Perjalanan Cineclue dan NusaBali sendiri sudah terjalin sejak beberapa tahun terakhir. Mulai dari menyukseskan beberapa kegiatan kepemudaan dan pemerintahan, hingga penyelenggaraan festival film, misalnya NusaBali Horor Film Festival pada bulan Oktober lalu, di mana ada salah satu juri panel berasal dari Cineclue Klungkung.
Cineclue Klungkung sendiri sebuah adalah komunitas film yang berdiri dengan ide untuk mengenalkan film dan ekosistemnya kepada seluruh golongan, mulai dari pelajar, pecinta film, seniman, hingga masyarakat umum. Berbasis di Klungkung, komunitas ini berfokus pada karya-karya yang lekat dengan adat atau nilai lokal, kemudian pengenalan dan pelatihan film, serta pengelolaan kegiatan yang tidak terbatas pada seputar perfilman dan kebudayaan.
Tentunya kesempatan yang diberikan pada Bali sebagai salah satu penyelenggara JAFF bisa memberikan peluang lebih luas bagi serta warna dan semangat baru para sineas muda Bali agar bisa lebih berani mengembangkan film-film yang telah dibuat bersaing di kancah nasional maupun internasional.*cla
Bertajuk 15th JAFF ‘Kinetic’ penyelenggaraan JAFF tahun ini adalah yang ke-15 sejak diadakan pertama kali pada tahun 2006. Menariknya, negara di luar Asia mulai ikut partisipasi. “Ada beberapa negara dari luar Asia,” ujar Made Arya Wijaya, selaku Wakil Ketua Cineclue Klungkung, yang juga merupakan Tim Perencana Kegiatan JAFF di Bali.
Peserta kali ini berasal dari Australia, Kamboja, China, Denmark, Jerman, Hongkong, India, Indonesia, Iran, Jepang, Kazakhstan, Laos, Lebanon, Malaysia, Myanmar, Norwegia, Filipina, Qatar, Serbia, Singapura, Sri Lanka, Korea Selatan, Taiwan, Thailand, Tibet, Turki, Amerika Serikat, Uzbekistan, dan Vietnam.
Bali mendapat kehormatan dan dipercaya menjadi satu dari 15 kota pendukung penyelenggaraan JAFF 2020. Sedangkan Cineclue Klungkung dipercaya sebagai penyelenggara JAFF di Bali bersama NusaBali sebagai media partner.
Perjalanan Cineclue dan NusaBali sendiri sudah terjalin sejak beberapa tahun terakhir. Mulai dari menyukseskan beberapa kegiatan kepemudaan dan pemerintahan, hingga penyelenggaraan festival film, misalnya NusaBali Horor Film Festival pada bulan Oktober lalu, di mana ada salah satu juri panel berasal dari Cineclue Klungkung.
Cineclue Klungkung sendiri sebuah adalah komunitas film yang berdiri dengan ide untuk mengenalkan film dan ekosistemnya kepada seluruh golongan, mulai dari pelajar, pecinta film, seniman, hingga masyarakat umum. Berbasis di Klungkung, komunitas ini berfokus pada karya-karya yang lekat dengan adat atau nilai lokal, kemudian pengenalan dan pelatihan film, serta pengelolaan kegiatan yang tidak terbatas pada seputar perfilman dan kebudayaan.
Tentunya kesempatan yang diberikan pada Bali sebagai salah satu penyelenggara JAFF bisa memberikan peluang lebih luas bagi serta warna dan semangat baru para sineas muda Bali agar bisa lebih berani mengembangkan film-film yang telah dibuat bersaing di kancah nasional maupun internasional.*cla
1
Komentar