Lapor Polisi karena Puri Anom Disebut Palsu
DENPASAR, NusaBali
Puri Anom Tabanan dituding palsu dan pengkhianat bangsa pada zaman penjajahan Belanda, melalui media sosial facebook (FB).
Tak terima atas postingan yang bernada menghina dan pencemaran nama baik itu, tokoh Puri Anom Tabanan pun melapor ke Polda Bali, Senin (23/11) siang. Postingan Puri Anom Tabanan palsu dan pengkhianat itu dilakukan oleh sebuah akun FB atas nama Agung Maub, Rabu, 21 Oktober 2020 lalu. Postingan itu dituliskan oleh akun Agung Maub pada grup FB Suara Rakyat Tabanan. Atas postingan ini, tokoh Puri Anom Tabanan, I Gusti Ngurah Haryawan, melapor ke Dit Reskrimsus Polda Bali, Senin siang pukul 11.00 Wita. Pelaporan oleh IGN Haryawan dengan nomor Dumas/856/XI/2020/DITRESKRIMSUS itu merupakan perwakilan dari 11 puri di Tabanan.
IGN Haryawan mendatangani Polda Bali di Jalan WR Supratman 7 Denpasar, Senin siang pukul 11.00 Wita, dengan didampingi 30 orang penasihat hukumnya yang dikomandoi I Made Bandem Dananjaya. Usai membuat laporan, Made Bandem Dananjaya menjelaskan isi postingan di grup FB Suara Rakyat Tabanan, bunyinya ‘BAGAIMANA MASYARKAT BISA PERCAYA KALAU KESEJARAHAN KALSIKNYA DIMANIPULASI, KITA TERBIASA MENYEBUT JERO (ASAL RUMAH CALON)’.
Postingan itu pun ramai dikomentari netizen. Hingga muncul komentar dari akun Agung Maub membalas komentar-komentar pada postingannya itu yang bernada hinaan dan mencemarkan nama baik Puri Anom Tabanan. Salah satu postinya ‘Saya brani debat di depan IDA COKORDA ANGLURAH TABANAN,,SOAL PURI PALSU..YG SEDARI DULU ADALAH JERO BAHKAN PERNAH ADA PLANG BESAR DI SANA (emoticon tertawa) JEG JUARI PONGAH,,MASAK CALON PEMIMPIN MEMAUK,,,AMONGKEN PATRIOTIKNYA DI JAMAN KLASIK LELEHURNE TKEN GUMI TABANAN????KCUALI DUGAN BLNDA NGEREJEK TABANAN BERHIANAT (emoticon marah)’.
"Kalau dilihat dari komentar-komentar dari postingan itu, ada unsur politik Pilkada saat ini. Tapi, kenapa serangannya ke puri? Postingan komentar akun Agung Maub itu membuat klien kami tersinggung dan marah. Kami tidak melihat ini masalah politik. Akun Agung Maub menyerang Puri Anom," jelas Bandem Dananjaya yang kemarin didampingi pula Ketua Garda Puri Sejebag Tabanan, AA Ngurah Gede Puja Utama.
Bandem Dananjaya mengakui, setelah mempelajari kasus tersebut, diketahui Puri Anom Tabanan bukanlah puri palsu, apalagi disebut pengkhianat. Dia mengatakan ada banyak bukti keaslian puri tersebut, berupa benda-benda peninggalan sejarahnya.
Selain itu, Puri Anom Tabanan bukan pengkhianat. Buktinya, salah seorang tokoh puri, I Gusti Ngurah Rai Sidhicarya, mendapat penghargaan dari pemerintah Indonesia. Rai Sidhicarya merupakan veteran perang yang pernah berjuang bersama Divisi I Siliwangi di Jawa Barat.
"Bagaimana dikatakan palsu dan pengkhianat? Justru melawan penjajah Belanda. Ada banyak bukti untuk membantah postingan itu. Pada postingan itu banyak dikomentari netizen. Hingga 25 Oktober 2020, ada 145 komentar atas postingan tersebut dan 26 netizen menekan tombol emoticon berbagai emosi, seperti suka, cinta, ketawa, marah, dan lain-lain," tandas Bandem Dananjaya.
Sementara itu, IGN Haryawan mengaku tersinggung dan sakit hati dengan postingan yang tuding Puri Anom Tabanan adalah palsu dan pengkhianat. "Kami dari pihak Puri Anom merasa tersakiti dan tersinggung,” katanya.
Sedangkan Ketua Garda Puri Sejebag Tabanan, AA Ngurah Gede Puja Utama, mengatakan saat pertama postingan itu muncul, dirinya langsung menanyakan di kolom komentar. "Saya tanya apa dasar Puri Anom disebut puri palsu? Pernahkah Anda mendengar ada raja di Puri Anom yang mengaku raja? Apa dasar Anda menyebutkan Puri Anom itu pengkhianat?" katanya.
Menurut Dharma Wijaya, pertanyaan-pertanyaan itu hingga kini tidak dibalas oleh akun Agung Maub. Karena tak ada jawaban, mereka kumpul bersama panglingsir puri untuk membicarakannya. Sampai akhirnya mereka pilih melaporkan kasus ini ke Polda Bali. Kalau ini dibiarkan, nanti masyarakat bilang Puri Anom Tabanan itu palsu dan pengkhianat.
"Kata pengkhianat itu yang paling bikin sakit hati. Saya mewakili saudara-saudara 11 Puri di Tabanan. Wajib rasanya bergerak bila ada di antara kami dicubit orang lain. Apapun yang ada di puri, kami selesaikan bersama," terang Dharma Wijaya.
Dikonfirmasi NusaBali terpisah, Senin sore, Kasubdit V Cyber Crime Dit Reskrimsus Polda Bali, AKBP I Gusti Ayu Putu Suinaci, mengatakan belum mengetahui perihal laporan Puri Anom Tabanan itu. "Mohon maaf ya, saya belum monitor. Kalau laporan yang baru masuk itu biasanya ke anggota piket dulu, lalu ke pimpinan, baru ke saya,” papar AKBP Suinaci. *pol
IGN Haryawan mendatangani Polda Bali di Jalan WR Supratman 7 Denpasar, Senin siang pukul 11.00 Wita, dengan didampingi 30 orang penasihat hukumnya yang dikomandoi I Made Bandem Dananjaya. Usai membuat laporan, Made Bandem Dananjaya menjelaskan isi postingan di grup FB Suara Rakyat Tabanan, bunyinya ‘BAGAIMANA MASYARKAT BISA PERCAYA KALAU KESEJARAHAN KALSIKNYA DIMANIPULASI, KITA TERBIASA MENYEBUT JERO (ASAL RUMAH CALON)’.
Postingan itu pun ramai dikomentari netizen. Hingga muncul komentar dari akun Agung Maub membalas komentar-komentar pada postingannya itu yang bernada hinaan dan mencemarkan nama baik Puri Anom Tabanan. Salah satu postinya ‘Saya brani debat di depan IDA COKORDA ANGLURAH TABANAN,,SOAL PURI PALSU..YG SEDARI DULU ADALAH JERO BAHKAN PERNAH ADA PLANG BESAR DI SANA (emoticon tertawa) JEG JUARI PONGAH,,MASAK CALON PEMIMPIN MEMAUK,,,AMONGKEN PATRIOTIKNYA DI JAMAN KLASIK LELEHURNE TKEN GUMI TABANAN????KCUALI DUGAN BLNDA NGEREJEK TABANAN BERHIANAT (emoticon marah)’.
"Kalau dilihat dari komentar-komentar dari postingan itu, ada unsur politik Pilkada saat ini. Tapi, kenapa serangannya ke puri? Postingan komentar akun Agung Maub itu membuat klien kami tersinggung dan marah. Kami tidak melihat ini masalah politik. Akun Agung Maub menyerang Puri Anom," jelas Bandem Dananjaya yang kemarin didampingi pula Ketua Garda Puri Sejebag Tabanan, AA Ngurah Gede Puja Utama.
Bandem Dananjaya mengakui, setelah mempelajari kasus tersebut, diketahui Puri Anom Tabanan bukanlah puri palsu, apalagi disebut pengkhianat. Dia mengatakan ada banyak bukti keaslian puri tersebut, berupa benda-benda peninggalan sejarahnya.
Selain itu, Puri Anom Tabanan bukan pengkhianat. Buktinya, salah seorang tokoh puri, I Gusti Ngurah Rai Sidhicarya, mendapat penghargaan dari pemerintah Indonesia. Rai Sidhicarya merupakan veteran perang yang pernah berjuang bersama Divisi I Siliwangi di Jawa Barat.
"Bagaimana dikatakan palsu dan pengkhianat? Justru melawan penjajah Belanda. Ada banyak bukti untuk membantah postingan itu. Pada postingan itu banyak dikomentari netizen. Hingga 25 Oktober 2020, ada 145 komentar atas postingan tersebut dan 26 netizen menekan tombol emoticon berbagai emosi, seperti suka, cinta, ketawa, marah, dan lain-lain," tandas Bandem Dananjaya.
Sementara itu, IGN Haryawan mengaku tersinggung dan sakit hati dengan postingan yang tuding Puri Anom Tabanan adalah palsu dan pengkhianat. "Kami dari pihak Puri Anom merasa tersakiti dan tersinggung,” katanya.
Sedangkan Ketua Garda Puri Sejebag Tabanan, AA Ngurah Gede Puja Utama, mengatakan saat pertama postingan itu muncul, dirinya langsung menanyakan di kolom komentar. "Saya tanya apa dasar Puri Anom disebut puri palsu? Pernahkah Anda mendengar ada raja di Puri Anom yang mengaku raja? Apa dasar Anda menyebutkan Puri Anom itu pengkhianat?" katanya.
Menurut Dharma Wijaya, pertanyaan-pertanyaan itu hingga kini tidak dibalas oleh akun Agung Maub. Karena tak ada jawaban, mereka kumpul bersama panglingsir puri untuk membicarakannya. Sampai akhirnya mereka pilih melaporkan kasus ini ke Polda Bali. Kalau ini dibiarkan, nanti masyarakat bilang Puri Anom Tabanan itu palsu dan pengkhianat.
"Kata pengkhianat itu yang paling bikin sakit hati. Saya mewakili saudara-saudara 11 Puri di Tabanan. Wajib rasanya bergerak bila ada di antara kami dicubit orang lain. Apapun yang ada di puri, kami selesaikan bersama," terang Dharma Wijaya.
Dikonfirmasi NusaBali terpisah, Senin sore, Kasubdit V Cyber Crime Dit Reskrimsus Polda Bali, AKBP I Gusti Ayu Putu Suinaci, mengatakan belum mengetahui perihal laporan Puri Anom Tabanan itu. "Mohon maaf ya, saya belum monitor. Kalau laporan yang baru masuk itu biasanya ke anggota piket dulu, lalu ke pimpinan, baru ke saya,” papar AKBP Suinaci. *pol
Komentar