Jaya Wibawa Kerahkan Saksi Berlapis
Para saksi yang dikerahkan untuk kawal kemenangan Jaya-Wibawa semuanya adalah unsur kader dan dilapis parpol koalisi.
DENPASAR, NusaBali
Pertarungan Pilkada serentak 9 Desember 2020 tinggal hitungan hari. Pertarungan mengamankan suara di TPS (tempat pemungutan suara) tidak akan terelakkan. Masing-masing tim pemenangan pun pasang jurus ampuh kawal suara di TPS supaya tidak sia-sia direbut selama masa kampanye. Seperti yang dilakukan Tim Pemenangan Pasangan Calon (Paslon) Walikota-Wakil Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara-Kadek Agus Arya Wibawa (Jaya- Wibawa) dengan mengerahkan saksi berlapis.
Ketua Tim Pemenangan Paslon Jaya- Wibawa yang diusung PDIP-Gerindra-Hanura-PSI, I Ketut Suteja Kumara, Senin (23/11) mengatakan mengerahkan saksi berlapis kawal TPS di Pilkada Denpasar 2020. "Saksi kami berlapis. 1 saksi inti yang bertugas sesuai dengan aturan yang ditetapkan KPU. Sisanya saksi pelapis di masing-masing TPS masih ada kami kerahkan supaya suara yang kita kumpulkan selama masa kampanye dan sosialisasi aman," ujar Suteja Kumara.
Politisi senior PDIP yang digadang-gadang menjadi kandidat Ketua Fraksi PDIP DPRD Denpasar ini menegaskan para saksi yang dikerahkan semuanya adalah unsur kader dan dilapis parpol koalisi. "Saksi inti Jaya-Wibawa total ada 2.204 orang mengawal TPS di Pilkada Denpasar. Kemudian masing-masing Desa kita kerahkan 1 Koordinator Saksi untuk 43 desa, karena pengamanan suara di TPS sangat menentukan hasil Pilkada nanti," tegas politisi asal Desa Dauh Puri Kaja, Kecamatan Denpasar Utara ini.
Suteja Kumara mengatakan saksi inti Paslon Jaya -Wibawa yang akan mengawal 1.202 TPS di 4 kecamatan dan 43 desa itu semuanya rata-rata berpengalaman. "Mereka akan kita perkuat lagi dengan pelatihan pekan ini," ujar pria yang akrab disapa SuKu ini.
Dengan pengawalan saksi berlapis ini Suteja Kumara masih enggan membeber target kemenangan di Pilkada Denpasar. Alasannya masa kampanye untuk merebut simpati masyarakat masih sisa beberapa hari. Pihaknya berharap partisipasi masyarakat untuk datang ke TPS menggunakan hak pilihnya bisa maksimal. "Kita kerja saja dulu, kita tidak boleh mendahului kalau soal hasil," kata Suteja Kumara. *nat
Pertarungan Pilkada serentak 9 Desember 2020 tinggal hitungan hari. Pertarungan mengamankan suara di TPS (tempat pemungutan suara) tidak akan terelakkan. Masing-masing tim pemenangan pun pasang jurus ampuh kawal suara di TPS supaya tidak sia-sia direbut selama masa kampanye. Seperti yang dilakukan Tim Pemenangan Pasangan Calon (Paslon) Walikota-Wakil Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara-Kadek Agus Arya Wibawa (Jaya- Wibawa) dengan mengerahkan saksi berlapis.
Ketua Tim Pemenangan Paslon Jaya- Wibawa yang diusung PDIP-Gerindra-Hanura-PSI, I Ketut Suteja Kumara, Senin (23/11) mengatakan mengerahkan saksi berlapis kawal TPS di Pilkada Denpasar 2020. "Saksi kami berlapis. 1 saksi inti yang bertugas sesuai dengan aturan yang ditetapkan KPU. Sisanya saksi pelapis di masing-masing TPS masih ada kami kerahkan supaya suara yang kita kumpulkan selama masa kampanye dan sosialisasi aman," ujar Suteja Kumara.
Politisi senior PDIP yang digadang-gadang menjadi kandidat Ketua Fraksi PDIP DPRD Denpasar ini menegaskan para saksi yang dikerahkan semuanya adalah unsur kader dan dilapis parpol koalisi. "Saksi inti Jaya-Wibawa total ada 2.204 orang mengawal TPS di Pilkada Denpasar. Kemudian masing-masing Desa kita kerahkan 1 Koordinator Saksi untuk 43 desa, karena pengamanan suara di TPS sangat menentukan hasil Pilkada nanti," tegas politisi asal Desa Dauh Puri Kaja, Kecamatan Denpasar Utara ini.
Suteja Kumara mengatakan saksi inti Paslon Jaya -Wibawa yang akan mengawal 1.202 TPS di 4 kecamatan dan 43 desa itu semuanya rata-rata berpengalaman. "Mereka akan kita perkuat lagi dengan pelatihan pekan ini," ujar pria yang akrab disapa SuKu ini.
Dengan pengawalan saksi berlapis ini Suteja Kumara masih enggan membeber target kemenangan di Pilkada Denpasar. Alasannya masa kampanye untuk merebut simpati masyarakat masih sisa beberapa hari. Pihaknya berharap partisipasi masyarakat untuk datang ke TPS menggunakan hak pilihnya bisa maksimal. "Kita kerja saja dulu, kita tidak boleh mendahului kalau soal hasil," kata Suteja Kumara. *nat
Komentar