Perdiknas Denpasar Peringati Hari Guru dan HUT PGRI
DENPASAR, NusaBali
Peran guru tak akan tergantikan, bahkan oleh teknologi sekalipun. Perubahan adalah hal yang pasti, dan sang guru terus dituntut untuk kreatif dan berinovasi di segala kondisi.
Setidaknya inilah yang dimaknai oleh para guru di lingkungan Perkumpulan Pendidikan Nasional (Perdiknas) Denpasar dalam merayakan Hari Guru Nasional Tahun 2020 dan HUT PGRI ke-75. Perayaan Hari Guru Nasional Tahun 2020 dan HUT PGRI ke-75 dilakukan dengan mengadakan upacara bendera secara sederhana, Rabu (25/11) di Lapangan Perdiknas Denpasar.
Hanya ada para guru di sekolah. Tidak ada siswa-siswi yang biasanya memberikan kado ataupun sekuntum bunga pada guru kesayangan. Meski peringatan Hari Guru Nasional tak semeriah tahun-tahun sebelumnya, namun upacara bendera kemarin tetap berlangsung khidmat.
Sekretaris Perdiknas Denpasar, Sri Maitri SE MM, yang menjadi pembina upacara kala itu mengatakan, guru dianggap sebagai pahlawan tanpa tanda jasa yang memiliki peran penting dalam memberikan pendidikan terbaik untuk anak sebagai generasi emas bangsa. “Saya berharap seluruh guru di Indonesia tetap semangat menunjukkan dedikasinya, serta kreatif walaupun dalam situasi pandemi,” ujar Sri Maitri.
Saat ini dunia pendidikan di Indonesia sedang diuji oleh pandemi covid-19, dan guru mendapatkan tantangan besar untuk menyesuaikan diri dengan kondisi tersebut. Diakui, pembelajaran daring masih menemui sejumlah kendala. “Para siswa juga sulit untuk berkonsultasi untuk mendapatkan pemahaman materi secara mendalam. Para orangtua juga mengeluh soal kuota dan banyaknya tugas yang dikerjakan anak,” ungkapnya.
Sri Maitri berpandangan bahwa pembelajaran tatap muka tetap harus dilaksanakan. Namun tentu pelaksanaannya akan berbeda dengan sebelumnya, di mana harus menerapkan protokol kesehatan secara ketat. “Tentunya ada simulasi-simulasi terlebih dahulu untuk pembelajaran tatap muka. Menurut saya pembelajaran saat ini dikombinasikan saja (tatap muka dan daring) sehingga bisa meminimalkan penularanvirus covid-19,” imbuh Sri Maitri.
Sementara itu, Kepala SMK Teknologi Nasional Denpasar, Ni Nyoman Sulasmini SPd mengatakan, guru saat ini dituntut untuk kreatif dan berinovasi dalam melakukan pembelajaran. “Guru sekarang dituntut bagaimana bisa membuat pembelajaran bisa tersampaikan dengan baik. Walaupun tidak dituntut ketuntasan belajar. Karena ada beberapa murid memiliki keterbatasan sarana, maka kami kombinasikan belajar dari dan luring selama pandemi ini,” katanya.
Tidak jauh berbeda dengan SMP Nasional Denpasar. Wakasek Bidang Kurikulum SMP Nasional Denpasar, I Gede Sutrisna mengatakan, pembelajaran di SMP Nasional Denpasar juga mengombinasikan daring dan luring, karena sejumlah anak tidak memiliki sarana komunikasi. Selain itu, SMP Nasional juga menggunakan aplikasi E-CBT berbasis website sekolah untuk pembelajaran sehari-hari. *ind
Hanya ada para guru di sekolah. Tidak ada siswa-siswi yang biasanya memberikan kado ataupun sekuntum bunga pada guru kesayangan. Meski peringatan Hari Guru Nasional tak semeriah tahun-tahun sebelumnya, namun upacara bendera kemarin tetap berlangsung khidmat.
Sekretaris Perdiknas Denpasar, Sri Maitri SE MM, yang menjadi pembina upacara kala itu mengatakan, guru dianggap sebagai pahlawan tanpa tanda jasa yang memiliki peran penting dalam memberikan pendidikan terbaik untuk anak sebagai generasi emas bangsa. “Saya berharap seluruh guru di Indonesia tetap semangat menunjukkan dedikasinya, serta kreatif walaupun dalam situasi pandemi,” ujar Sri Maitri.
Saat ini dunia pendidikan di Indonesia sedang diuji oleh pandemi covid-19, dan guru mendapatkan tantangan besar untuk menyesuaikan diri dengan kondisi tersebut. Diakui, pembelajaran daring masih menemui sejumlah kendala. “Para siswa juga sulit untuk berkonsultasi untuk mendapatkan pemahaman materi secara mendalam. Para orangtua juga mengeluh soal kuota dan banyaknya tugas yang dikerjakan anak,” ungkapnya.
Sri Maitri berpandangan bahwa pembelajaran tatap muka tetap harus dilaksanakan. Namun tentu pelaksanaannya akan berbeda dengan sebelumnya, di mana harus menerapkan protokol kesehatan secara ketat. “Tentunya ada simulasi-simulasi terlebih dahulu untuk pembelajaran tatap muka. Menurut saya pembelajaran saat ini dikombinasikan saja (tatap muka dan daring) sehingga bisa meminimalkan penularanvirus covid-19,” imbuh Sri Maitri.
Sementara itu, Kepala SMK Teknologi Nasional Denpasar, Ni Nyoman Sulasmini SPd mengatakan, guru saat ini dituntut untuk kreatif dan berinovasi dalam melakukan pembelajaran. “Guru sekarang dituntut bagaimana bisa membuat pembelajaran bisa tersampaikan dengan baik. Walaupun tidak dituntut ketuntasan belajar. Karena ada beberapa murid memiliki keterbatasan sarana, maka kami kombinasikan belajar dari dan luring selama pandemi ini,” katanya.
Tidak jauh berbeda dengan SMP Nasional Denpasar. Wakasek Bidang Kurikulum SMP Nasional Denpasar, I Gede Sutrisna mengatakan, pembelajaran di SMP Nasional Denpasar juga mengombinasikan daring dan luring, karena sejumlah anak tidak memiliki sarana komunikasi. Selain itu, SMP Nasional juga menggunakan aplikasi E-CBT berbasis website sekolah untuk pembelajaran sehari-hari. *ind
Komentar