Heboh Video Perkelahian Dua Gadis Bali
Dipastikan lokasi perkelahian ini terjadi di Bali. Hal itu tampak jelas dari kata-kata yang diucapkan dan pakaian adat yang dikenakan sejumlah pemuda yang menonton perkelahian, bahkan ikut merekam dengan ponselnya.
Disdikpora Denpasar Tekankan Pengawasan Orangtua
DENPASAR, NusaBali
Ada-ada saja ulah anak muda zaman sekarang yang membuat nama Bali tercoreng. Sebuah video perkelahian dua gadis yang diunggah di media sosial Facebook (FB) membuat heboh netizen (pengguna internet) hingga menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat, Senin (31/10) kemarin.
Adegan perkelahian mulai saling tendang hingga saling jambak dalam video itu memperlihatkan gadis yang mengenakan kaos oranye dengan bawahan celana pendek berhadapan dengan gadis berkaos putih dengan memakai celana panjang jins. Dua gadis ‘cabe-cabean’ yang sedang berkelahi ini bukannya dilerai, justru disemangati alias ‘dikompor-kompori’ oleh teman-temannya.
Mirisnya lagi, adegan tak layak dilihat itu bahkan sengaja direkam dan diunggah ke jejaring sosial Facebook hingga menjadi viral di media sosial. Alhasil, dalam waktu sekejap setelah video ini diunggah oleh pemilik akun Tu Ary, sebanyak 1.685 netizen memberikan komentar. Tak hanya itu, video berdurasi 2 menit 16 detik ini juga telah dibagikan sebanyak 10.220 kali.
Dipastikan perkelahian dua gadis yang terekam dalam video ini lokasinya di Bali. Hal itu tampak jelas pada kata-kata yang diucapkan dan pakaian adat yang dikenakan oleh sejumlah pemuda yang berkerumun menonton perkelahian, bahkan ikut merekam dengan ponselnya.
Dalam dialog yang diucapkan, terdengar banyak istilah bahasa Bali yang diucapkan. Seperti kata, kle**, cang, ci, pedalem batis be putih, jagur, jambak dan lain sebagainya. Sementara dalam dialog, juga semakin jelas bahwa kejadian ini lokasinya Bali. Si perekam dengan jelas memberikan dukungan pada salah satu kawannya supaya terus memukul dan menjambak. "Jagur ca, sanget jambak lengeh. Pulesin. Terus ca, cakcak ca. Jagur ca," kata si perekam dengan nada bersemangat.
Dengan judul unggahan 'kene gen cabe cabean janii.. kakakakakaaa...sing pdalem ne reramane jumah', banyak komentar yang menyayangkan kejadian ini. Seperti yang diungkapkan, Nyoman Yuda Pinatih. "Aruuuuhhh... adi jek ngancan ngendah bajang" bali jani puk... to lanang" dtu malah ngerekam... bukane ngebelasang... ngae ngenh jelek bajang" bali gen ne... memene tulungin jumh mejejaitan luuuhh.," tulisnya.
Sementara netizen lain berharap orang-orang yang terlibat dalam video ini segera ditangkap dan diberikan hukuman setimpal. Seperti yang dikatakan Kari Nengah, "Tlg tangkap orang2 ini, gambarnya sdh jelas, tlg beri efek jera yg maksimal," tulisnya.
Bahkan ada juga netizen yang merekomendasikan adegan tersebut untuk ikut ajang MMA. "Calon atlet MMA ap WWE ne, rekomendasikan malu ne," ucap Ananta.
Plt Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Denpasar, Nyoman Ngurah Jimmy Sidharta saat ditemui di Pressroom kantor Walikota Denpasar, kemarin, menyayangkan dan ngeri ketika menyaksikan rekaman video tersebut. Dia juga menduga video itu terjadi di Bali, namun meragukan lokasinya di Denpasar. Sebab dari lingkungan yang ditayangkan dalam video, tidak jelas terlihat petunjuk yang mencirikan sebuah tempat di Denpasar. "Kayaknya ini terjadi di lapangan, tapi kurang jelas dimana. Yang jelas ini di Bali dari bahasa dan gaya berpakaiannya. Mudah-mudahan bukan di Denpasar," komentarnya sembari melihat video tersebut.
Untuk mengetahui siapa pelaku dan dimana lokasi ini berada, pihaknya mengaku perlu penelusuran yang lebih mendalam, terutama oleh pihak yang berwenang dalam hal ini kepolisian. Menanggapi fenomena ini, Jimmy berpendapat bahwa pengawasan terhadap generasi muda saat ini harus lebih ditingkatkan. "Saya rasa pengawasan orangtua, lingkungan dan sekolah harus lebih ditingkatkan. Sebab saya perhatikan, kayaknya itu bukan di sekolahan. Apalagi ada perempuan dewasa bertato, bisa jadi itu Sekaa Teruna Teruni (STT)," pikirnya.
Pihaknya juga menyayangkan karena perkelahian tersebut direkam oleh teman-temannya sendiri. "Temannya ini yang sungguh terlalu. Seharusnya memisahkan, malah merekam. Kita juga punya anak jadi was-was. Kedepan untuk mengantisipasi ini, kita akan tingkatkan koordinasi dengan Kesbangpol dan Satpol PP. Terpenting adalah kepekaan lingkungan, terutama yang terdekat dengan lokasi kejadian. Jika sejak awal kita lihat ada indikasi perkelahian, kan bisa dilerai," terangnya.
Sementara itu, pihak Polda Bali belum berhasil dikonfirmasi terkait berdarnya video perkelahian yang diduga dua gadis Bali tersebut. Kabid Humas Polda Bali Kombes AA Made Sudana ketika dihubungi NusaBali, Senin (31/10) malam, tidak menjawab telpon, meski ada nada sambung. Demikian juga ketika di-SMS, tidak ada balasan. nvi, rez
Komentar