Edhy Prabowo Ditangkap, Jokowi Hormati KPK
Menteri PPK Ditangkap Terkait Ekspor Benih Lobster
Edhy Prabowo ditangkap KPK bersama istrinya, Iis Rosita, yang juga anggota Komisi V DPR RI dari Fraksi Gerindra, sepulang dari AS.
JAKARTA, NusaBali
Menteri Kelautan dan Perikanan (PKP) Edhy Prabowo dan istrinya, Iis Rosita Dewi, yang anggota Komisi V DPR RI dari Fraksi Gerindra, ditangkap KPK sepulang dari Amerika Serikat, Rabu (25/11) dinihari. Politisi Gerindra ini ditangkap atas dugaan kasus suap ekspor benih lobster. Menterinya ditangkap, Presiden Jokowi hormati proses hukum yang dijalankan KPK.
Secara keseluruhan, KPK mengamankan 17 orang terkait operasi tangkap tangan (OTT) Edhy Prabowo. Sebagian dari mereka, termasuk Edhy Prabowo dan istrinya, diamankan sepulang dari Amerika Serikat di Bandara Internasional Soekarno Hatta Cengkareng, Tangerang, Banten. Sebagian lagi diamankan di kawasan Depok (Jawa Barat) dan DKI Jakarta. Sejumlah barang bukti seperti ATM yang diduga terkait suap, disita KPK dalam operasi tangkap tangan (OTT) Edhy Prabowo cs.
Menurut Plt Jubir KPK, Ali Fikri, dari 17 orang yang diamankan itu, beberapa orang adalah pejabat KKP dan sebagian lagi pihak swasta. "Rabu dinihari KPK mengamankan sejumlah pihak di beberapa lokasi, di antaranya Jakarta dan Depok, serta Bandara Soekarno Hatta, sekitar pukul 00.30 WIB," ujar Ali Fikri dilansir detikcom di Jakarta, Rabu kemarin.
Sebelum ditangkap, Edhy Prabowo berada di Hawaii, AS sejak 21 November 2020 untuk menandatangani kerja sama Kementerian KKP dengan Oceanic Institute of Hawaii Pacific University. Kerja sama ini berkaitan dengan produksi induk udang unggul di Indonesia. Pada 24 November 2020, Edhy Prabowo menemui anak buah kapal (ABK) asal Indonesia di AS.
Kemudian, hari itu juga sang Menteri KKP pulang ke Indonesia menaiki pesawat maskapai All Nippon Airways (ANA), sempat transit di Bandara Narita Jepang. Pesawan yang angkut Edhy Prabowo tiba di Bandara Soekarno Hatta, Rabu (24/11) malam pukul 23.18 WIB. Edhy Prabowo tiba bersama rombongannya berjumlah 12 orang, termasuk sang istri Iis Rosita Dewi.
Sekitar pukul 23.40 WIB, Tim KPK langsung mengamankan Edhy Prabowo dan rombongannya. Pukul 23.50 WIB, 9 orang termasuk Edhy Prabowo dibawa ke Kantor KPK, sementara 3 orang lagi dilepaskan. Kamis dinihari pukul 01.20 WIB, Tim KPK bersama Edhy Prabowo dan rombongan yang dibawa dari Bandara Soekarno Hatta tiba di Gedung Merah-Putih KPK. Pukul 02.00 WIB, Edhy Prabowo cs langsung menjalani pemeriksaan intensif di KPK.
Edhy Prabowo terjaring OTT KPK terkait kasus dugaan suap ekspor benur atau benih lobster. "Kasus ini diduga terkait dengan proses penetapan calon eksportir benih lobster," papar Ali Fikri.
Informasinya, ada 3 pejabat Kementerian KKP yang diamankan beraama Edhy Prabowo. Mereka masing-masing Dirjen Perikanan Budidaya Kementerian KKP Slamet Soebjakto, Plt Dirjen Perikanan Tangkap Kementerian KKP Muhammad Zaini Hanafi, serta Direktur Pemantauan dan Operasi Armada Ditjen PSDKP Pung Nugroho Saksono.
Edhy Prabowo merupakan menteri ketiga di era Presiden Jokowi yang berurusan dengan KPK karena kasus korupsi. Sebelumnya, Menteri Sosial Idrus Marham (politisi Golkar) dan Menpora Imam Nahrawi (politisi PKB) sudah lebuh dulu dijerat KPK.
Idurs Marham dijerat KPK pada 31 Agustus 2018. Sebelum ditersangkakan oleh KPK, mantan Sekjen DPP Golkar ini lebih dulu mengundurkan dari jabatan Mensos yang baru beberapa bulan dia duduki. Idrus Marham kemudian divonis 3 tahun penjara oleh majelis hakim Pengadilan Tipikor Jakarta, 23 April 2019.
Sedangkan Imam Nahrawi dijerat KPK saat masa akhir jabatannya sebagai Menpora 2014-2019, tepatnya pertengahan September 2019. Nahrawi terseret kasus suap dana hibah dari Kemenpora untuk KONI. Nahrawi akhirnya divonis 7 tahun penjara pada 29 Juni 2020.
Sementara itu, Presiden Jokowi menghormati proses hukum di KPK. Jokowi percaya KPK transparan, terbuka, dan profesional terkait penangkapan Edhy Prabowo, yang merupakan pembantu Presiden. Jokowi juga menegaskan dukungan pemerintah terhadap upaya pemberantasan korupsi. "Pemerintah konsisten mendukung upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi," ujar Jokowi, Rabu kemarin.
Paparan senada juga disampaikan Menko Polhukam, Mahfud MD. Menurut Mahfud, pemerintah mendukung langkah KPK. Sampai saat ini, pihaknya masih menunggu hasil pemeriksaan KPK terhadap Edhy Prabowo.
"Sampai sekarang pemerintah belum tahu pasti tindak pidana apa yang dilakukan atau diduga dilakukan oleh Pak Edhy Prabowo hingga ditangkap dengan OTT oleh KPK. Tapi, apa pun alasannya, pemerintah mendukung apa yang dilakukan oleh KPK. Silakan itu dilanjutkan sesuai dengan hukum yang berlaku," tegas Mahfud secara terpisah, Rabu kemarin.
Mahfud menegaskan, Presiden Jokowi sudah sering mendorong agar hukum ditegakkan tanpa pandang bulu. "Kita sudah sampaikan ke KPK, silakan lakukan dan kita akan mem-backup-nya kalau itu untuk pemberantasan korupsi," katanya.
Di sisi lain, Ketua Umum DPP Gerindra Prabowo Subiant0 sudah mengetahui penangkapan Edhy Prabowo oleh KPK. "Kami sudah melaporkan kepada ketua umum kami (Prabowo Subianto, Red). Arahan dari ketua umum untuk menunggu perkembangan lebih lanjut informasi dari KPK," ungkap Ketua Harian DPP Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad. *
Menteri Kelautan dan Perikanan (PKP) Edhy Prabowo dan istrinya, Iis Rosita Dewi, yang anggota Komisi V DPR RI dari Fraksi Gerindra, ditangkap KPK sepulang dari Amerika Serikat, Rabu (25/11) dinihari. Politisi Gerindra ini ditangkap atas dugaan kasus suap ekspor benih lobster. Menterinya ditangkap, Presiden Jokowi hormati proses hukum yang dijalankan KPK.
Secara keseluruhan, KPK mengamankan 17 orang terkait operasi tangkap tangan (OTT) Edhy Prabowo. Sebagian dari mereka, termasuk Edhy Prabowo dan istrinya, diamankan sepulang dari Amerika Serikat di Bandara Internasional Soekarno Hatta Cengkareng, Tangerang, Banten. Sebagian lagi diamankan di kawasan Depok (Jawa Barat) dan DKI Jakarta. Sejumlah barang bukti seperti ATM yang diduga terkait suap, disita KPK dalam operasi tangkap tangan (OTT) Edhy Prabowo cs.
Menurut Plt Jubir KPK, Ali Fikri, dari 17 orang yang diamankan itu, beberapa orang adalah pejabat KKP dan sebagian lagi pihak swasta. "Rabu dinihari KPK mengamankan sejumlah pihak di beberapa lokasi, di antaranya Jakarta dan Depok, serta Bandara Soekarno Hatta, sekitar pukul 00.30 WIB," ujar Ali Fikri dilansir detikcom di Jakarta, Rabu kemarin.
Sebelum ditangkap, Edhy Prabowo berada di Hawaii, AS sejak 21 November 2020 untuk menandatangani kerja sama Kementerian KKP dengan Oceanic Institute of Hawaii Pacific University. Kerja sama ini berkaitan dengan produksi induk udang unggul di Indonesia. Pada 24 November 2020, Edhy Prabowo menemui anak buah kapal (ABK) asal Indonesia di AS.
Kemudian, hari itu juga sang Menteri KKP pulang ke Indonesia menaiki pesawat maskapai All Nippon Airways (ANA), sempat transit di Bandara Narita Jepang. Pesawan yang angkut Edhy Prabowo tiba di Bandara Soekarno Hatta, Rabu (24/11) malam pukul 23.18 WIB. Edhy Prabowo tiba bersama rombongannya berjumlah 12 orang, termasuk sang istri Iis Rosita Dewi.
Sekitar pukul 23.40 WIB, Tim KPK langsung mengamankan Edhy Prabowo dan rombongannya. Pukul 23.50 WIB, 9 orang termasuk Edhy Prabowo dibawa ke Kantor KPK, sementara 3 orang lagi dilepaskan. Kamis dinihari pukul 01.20 WIB, Tim KPK bersama Edhy Prabowo dan rombongan yang dibawa dari Bandara Soekarno Hatta tiba di Gedung Merah-Putih KPK. Pukul 02.00 WIB, Edhy Prabowo cs langsung menjalani pemeriksaan intensif di KPK.
Edhy Prabowo terjaring OTT KPK terkait kasus dugaan suap ekspor benur atau benih lobster. "Kasus ini diduga terkait dengan proses penetapan calon eksportir benih lobster," papar Ali Fikri.
Informasinya, ada 3 pejabat Kementerian KKP yang diamankan beraama Edhy Prabowo. Mereka masing-masing Dirjen Perikanan Budidaya Kementerian KKP Slamet Soebjakto, Plt Dirjen Perikanan Tangkap Kementerian KKP Muhammad Zaini Hanafi, serta Direktur Pemantauan dan Operasi Armada Ditjen PSDKP Pung Nugroho Saksono.
Edhy Prabowo merupakan menteri ketiga di era Presiden Jokowi yang berurusan dengan KPK karena kasus korupsi. Sebelumnya, Menteri Sosial Idrus Marham (politisi Golkar) dan Menpora Imam Nahrawi (politisi PKB) sudah lebuh dulu dijerat KPK.
Idurs Marham dijerat KPK pada 31 Agustus 2018. Sebelum ditersangkakan oleh KPK, mantan Sekjen DPP Golkar ini lebih dulu mengundurkan dari jabatan Mensos yang baru beberapa bulan dia duduki. Idrus Marham kemudian divonis 3 tahun penjara oleh majelis hakim Pengadilan Tipikor Jakarta, 23 April 2019.
Sedangkan Imam Nahrawi dijerat KPK saat masa akhir jabatannya sebagai Menpora 2014-2019, tepatnya pertengahan September 2019. Nahrawi terseret kasus suap dana hibah dari Kemenpora untuk KONI. Nahrawi akhirnya divonis 7 tahun penjara pada 29 Juni 2020.
Sementara itu, Presiden Jokowi menghormati proses hukum di KPK. Jokowi percaya KPK transparan, terbuka, dan profesional terkait penangkapan Edhy Prabowo, yang merupakan pembantu Presiden. Jokowi juga menegaskan dukungan pemerintah terhadap upaya pemberantasan korupsi. "Pemerintah konsisten mendukung upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi," ujar Jokowi, Rabu kemarin.
Paparan senada juga disampaikan Menko Polhukam, Mahfud MD. Menurut Mahfud, pemerintah mendukung langkah KPK. Sampai saat ini, pihaknya masih menunggu hasil pemeriksaan KPK terhadap Edhy Prabowo.
"Sampai sekarang pemerintah belum tahu pasti tindak pidana apa yang dilakukan atau diduga dilakukan oleh Pak Edhy Prabowo hingga ditangkap dengan OTT oleh KPK. Tapi, apa pun alasannya, pemerintah mendukung apa yang dilakukan oleh KPK. Silakan itu dilanjutkan sesuai dengan hukum yang berlaku," tegas Mahfud secara terpisah, Rabu kemarin.
Mahfud menegaskan, Presiden Jokowi sudah sering mendorong agar hukum ditegakkan tanpa pandang bulu. "Kita sudah sampaikan ke KPK, silakan lakukan dan kita akan mem-backup-nya kalau itu untuk pemberantasan korupsi," katanya.
Di sisi lain, Ketua Umum DPP Gerindra Prabowo Subiant0 sudah mengetahui penangkapan Edhy Prabowo oleh KPK. "Kami sudah melaporkan kepada ketua umum kami (Prabowo Subianto, Red). Arahan dari ketua umum untuk menunggu perkembangan lebih lanjut informasi dari KPK," ungkap Ketua Harian DPP Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad. *
1
Komentar