Kericuhan Warnai Pemakaman Maradona
Bentrokan terjadi antara polisi dan suporter yang tak sabar melepas Maradona. Hal itu terjadi setelah keluarga memutuskan menguburkan jenazah Maradona. Kepolisian yang berusaha menghentikan antrean, bentrok dengan suporter di depan Istana Presiden.
BUENOS AIRES, NusaBali
Suasana haru biru dan kekacauan mewarnai prosesi pemakaman Diego Maradona. Kericuhan antara suporter dan polisi sempat berlangsung di tengah momen duka tersebut.
Ya, Argentina berduka setelah legenda sepakbola Diego Armando Maradona, meninggal dunia di kediamannya pada Rabu (25/11) waktu setempat. Maradona membawa Argentina juara Piala Dunia 1986 dan tutup usia pada umur 60 tahun akibat henti jantung.
Maradona dimakamkan sehari berselang. Prosesinya berjalan haru biru alias penuh kekacauan. Awalnya, Presiden Alberto Fernandez membawa jenazah Maradona ke Istana Casa Rosada atau Istana Kepresidenan, agar masyarakat dapat melayat sang legenda selama tiga hari ke depan. Namun, kisruh terjadi di luar area.
Bentrokan terjadi antara polisi dan suporter yang tak sabar melepas Maradona. Hal itu terjadi setelah keluarga memutuskan menguburkan jenazah Maradona. Kepolisian yang berusaha menghentikan antrean, akhirnya bentrok dengan suporter di depan Istana Presiden.
Tembakan peluru karet sampai dilepaskan petugas ke arah suporter, yang kesal karena tak bisa melepas sang idola. Beberapa orang juga dilaporkan mengalami cedera.
Bentrokan juga terjadi area Plaza de Mayo, salah satu area kerumunan suporter. Sama halnya, keinginan suporter melihat jenazah Maradona dibalas dengan kebrutalan aparat polisi. Jenazah Maradona akhirnya dimakamkan di Jardin Bella Vista. Hanya sedikit orang yang diizinkan menghadirinya.
Di antaranya, dan tentunya, keluarganya. Sisanya, mantan rekan setim Maradona di Timnas Argentina, dan beberapa pesepakbola Argentina lain, seperti Carlos Tevez.
Sementara suporter sudah berkerumun di pemakaman sebelum peti mati Maradona datang. Petugas harus menjernihkan area agar ‘El D10s bisa dikebumikan.
Maradona memang begitu dicintai masyarakat Argentina. Mantan pemain Argentinos Juniors, Boca Juniors, Barcelona, Napoli, Sevilla, dan Newell's Old Boys itu dianggap pahlawan, usai membawa pulang gelar Piala Dunia 1986.
Gelar Piala Dunia 1986 begitu penting bagi Argentina, sebab dalam perjalanannya mengalahkan Inggris di perempatfinal. Kemenangan itu sekaligus membalas kekalahan Argentina dalam Perang Falkland.
Selain itu, trofi Piala Dunia 1986 juga jadi obat bagi Argentina, yang baru saja lepas dari kediktatoran militer. Semua itu diraih berkat bantuan Maradona, yang tampil gemilang sepanjang turnamen. *
Suasana haru biru dan kekacauan mewarnai prosesi pemakaman Diego Maradona. Kericuhan antara suporter dan polisi sempat berlangsung di tengah momen duka tersebut.
Ya, Argentina berduka setelah legenda sepakbola Diego Armando Maradona, meninggal dunia di kediamannya pada Rabu (25/11) waktu setempat. Maradona membawa Argentina juara Piala Dunia 1986 dan tutup usia pada umur 60 tahun akibat henti jantung.
Maradona dimakamkan sehari berselang. Prosesinya berjalan haru biru alias penuh kekacauan. Awalnya, Presiden Alberto Fernandez membawa jenazah Maradona ke Istana Casa Rosada atau Istana Kepresidenan, agar masyarakat dapat melayat sang legenda selama tiga hari ke depan. Namun, kisruh terjadi di luar area.
Bentrokan terjadi antara polisi dan suporter yang tak sabar melepas Maradona. Hal itu terjadi setelah keluarga memutuskan menguburkan jenazah Maradona. Kepolisian yang berusaha menghentikan antrean, akhirnya bentrok dengan suporter di depan Istana Presiden.
Tembakan peluru karet sampai dilepaskan petugas ke arah suporter, yang kesal karena tak bisa melepas sang idola. Beberapa orang juga dilaporkan mengalami cedera.
Bentrokan juga terjadi area Plaza de Mayo, salah satu area kerumunan suporter. Sama halnya, keinginan suporter melihat jenazah Maradona dibalas dengan kebrutalan aparat polisi. Jenazah Maradona akhirnya dimakamkan di Jardin Bella Vista. Hanya sedikit orang yang diizinkan menghadirinya.
Di antaranya, dan tentunya, keluarganya. Sisanya, mantan rekan setim Maradona di Timnas Argentina, dan beberapa pesepakbola Argentina lain, seperti Carlos Tevez.
Sementara suporter sudah berkerumun di pemakaman sebelum peti mati Maradona datang. Petugas harus menjernihkan area agar ‘El D10s bisa dikebumikan.
Maradona memang begitu dicintai masyarakat Argentina. Mantan pemain Argentinos Juniors, Boca Juniors, Barcelona, Napoli, Sevilla, dan Newell's Old Boys itu dianggap pahlawan, usai membawa pulang gelar Piala Dunia 1986.
Gelar Piala Dunia 1986 begitu penting bagi Argentina, sebab dalam perjalanannya mengalahkan Inggris di perempatfinal. Kemenangan itu sekaligus membalas kekalahan Argentina dalam Perang Falkland.
Selain itu, trofi Piala Dunia 1986 juga jadi obat bagi Argentina, yang baru saja lepas dari kediktatoran militer. Semua itu diraih berkat bantuan Maradona, yang tampil gemilang sepanjang turnamen. *
1
Komentar