Wayang Inovatif Genta Wisesa Pentaskan Sudamala
DENPASAR, NusaBali
Denpasar Maprawerti serangkaian Denpasar Festival ke-13, mementaskan Kesenian Wayan Inovatif dari Genta Wisesa berjudul ‘Sudamala’, Rabu (25/11).
Pementasan secara virtual melalui akun Youtube. Pentas wayang tersebut memadukan pentas Gambelan Gender Wayang, seperti pementasan kesenian wayang umumnya. Namun demikian ditambahkan unsur tarian langsung dengan penokohan Rangda dan Barong.
Ketua Sanggar Genta Wisesa Agung Wisnawa menjelaskan kesenian Bali memang secara berkelanjutan terus mengalami perkembangan dari masa ke masa. Kesenian inovatif juga menjadi buah pemikiran sebagai muara dari pengembangan kesenian tradisi di Bali. Karenanya dengan memberikan sajian kesenian tradisi yang lebih inovatif, diharapkan perlahan mampu menggugah masyarakat untuk kembali menyukai kesenian tradisi Bali.
“Kita ketahui bersama bahwa peminat kesenian tradisi Bali, khususnya wayang, makin berkurang. Sehingga dengan sajian yang dikemas lebih inovatif diharapkan mampu membangkitkan gairah dan kecintaan masyarakat terhadap wayang,” ujarnya
Agung Waisnawa menjelaskan, pentas wayang kulit berjudul Sudamala ini, tak lepas dari situasi perkembangan saat ini dimana terjadi pandemi Covid-19. Dimana diceritakan dalam purana dan sastra dimana manifestasi Dewa Siwa sebagai Dewa Rudra turun ke bumi untuk menemukan Dewi Durga menyebabkan adanya gerubug atau wabah penyakit. Hal ini diibaratkan sebagai pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini. Karenanya dilaksanakan penyupatan atau penyucian bumi dan alam semesta oleh Dewa Wisnu yang turun ke bumi bermanifestasi sebagai Barong Bangkal. Selain dapat melestarikan kesenian wayang, pementasan ini juga diharapkan agar gering pandemi Covid-19 ini dapat dilebur. ‘’Dan, semoga Denfest ke-13 ini dapat menjadi wahana kreatifitas bagi seniman di Kota Denpasar di masa pandemi covid-19 ini,” ujar. *mis
Ketua Sanggar Genta Wisesa Agung Wisnawa menjelaskan kesenian Bali memang secara berkelanjutan terus mengalami perkembangan dari masa ke masa. Kesenian inovatif juga menjadi buah pemikiran sebagai muara dari pengembangan kesenian tradisi di Bali. Karenanya dengan memberikan sajian kesenian tradisi yang lebih inovatif, diharapkan perlahan mampu menggugah masyarakat untuk kembali menyukai kesenian tradisi Bali.
“Kita ketahui bersama bahwa peminat kesenian tradisi Bali, khususnya wayang, makin berkurang. Sehingga dengan sajian yang dikemas lebih inovatif diharapkan mampu membangkitkan gairah dan kecintaan masyarakat terhadap wayang,” ujarnya
Agung Waisnawa menjelaskan, pentas wayang kulit berjudul Sudamala ini, tak lepas dari situasi perkembangan saat ini dimana terjadi pandemi Covid-19. Dimana diceritakan dalam purana dan sastra dimana manifestasi Dewa Siwa sebagai Dewa Rudra turun ke bumi untuk menemukan Dewi Durga menyebabkan adanya gerubug atau wabah penyakit. Hal ini diibaratkan sebagai pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini. Karenanya dilaksanakan penyupatan atau penyucian bumi dan alam semesta oleh Dewa Wisnu yang turun ke bumi bermanifestasi sebagai Barong Bangkal. Selain dapat melestarikan kesenian wayang, pementasan ini juga diharapkan agar gering pandemi Covid-19 ini dapat dilebur. ‘’Dan, semoga Denfest ke-13 ini dapat menjadi wahana kreatifitas bagi seniman di Kota Denpasar di masa pandemi covid-19 ini,” ujar. *mis
Komentar