Jaya-Wibawa vs Amerta Adu Jurus Tangani Covid-19
DENPASAR, NusaBali
Debat publik pamungkas pasangan Calon Walikota-Calon Wakil Walikota Denpasar di Inna Grand Bali Beach Hotel Sanur, Denpasar Selatan, Sabtu (28/11) malam, berlangsung sengit.
Dalam debat tersebut, pasangan I Gusti Ngurah Jaya Negara-Kadek Agus Arya Wibawa alias Jaya-Wibawa (diusung PDIP-Gerindra-Hanura-PSI) dan Gede Ngurah Ambara Putra-Made Bagus Kertanegara alias Paket Amerta (diusung Golkar-Demokrat-NasDem) beradu gagasan menangani pandemi Covid-19.
Debat publik Jaya-Wibawa vs Amerta tadi malam dimoderatori Dr Gede Suardana SPd MSi (mantan Ketua KPU Buleleng), dengan Tim Penyusun Materi terdiri dari Prof Dr Ir Putu Rumawan Salain MSi (akademisi Unud), Prof Dr Ir I Nyoman Sucipta (akademisi Unud), Ni Putu Sri Harta Mimba PhD MSi SE Ak (akademisi Unud), Prof Dr Wayan P Windia (Pakar Hukum Adat dari Unud), dan dr Wayan Agus Gede Manik Saputra MKed Klin SpMK (akademisi Unud).
Jaya-Wibawa dalam visi misinya menyodorkan berbagai strategi untuk menangani pandemi Covid-19. Di antaranya, upaya penanganan kasus positif dengan menyiapkan tes PCR yang sudah dioperasikan 23 November 2020 di RSUD Wangaya, menambah fasilitas ventilator bayi pasien positif Covid-19, penegakkan hukum tentang Prokes, menyiapkan tambahan tempat tidur pasien Positif Covid-19, menyiapkan pelaksanaan SKB Menteri dalam proses belajar mengajar tatap muka. "Kami akan bekerja sama dengan banjar dan desa di kecamatan-kecamatan untuk menekan kasus Covid-19," ujar Cawali IGN Jaya Negara.
Sedangkan untuk pembangunan di Denpasar, Jaya-Wibawa menjanjikan pembangunan Denpasar sebagai ‘Kota Kreatif Berbasis Budaya’, dengan berbagi hal yakni pembangunan gedung sekolah SMPN, revitalisasi Pasar Kumbasari, penguatan adat dan budaya, penguatan organisasi subak, pembangunan Krematorium di Setra Badung, hingga penataan tembok Pura Jagatnatha Denpasar dengan konsep arsitektur bebadungan. "Yang paling monumental adalah kami akan membangun Pelabuhan Penyeberangan Sanur-Nusa Penida (Klungkung)," sambung Cawawali Kadek Agus Arya Wibawa.
Sementara, Paket Amerta menyodorkan visi misi Denpasar BERSERI menuju Denpasar sebagai ‘Kota Budaya’ yang harus dijaga kuat dengan berbagai program, yakni menjamin pendidikan berkualitas, subsidi sekolah swasta, menaikkan tunjangan guru kontrak, bantuan ambulans di setiap desa. Selain itu, untuk kegiatan budaya, Amerta berjanji guyur masyarakat dengan santunan. "Untuk Pura Dadia Rp 5 juta, untuk bantuan ogoh-ogoh Rp 25 juta, untuk prajuru adat Rp 30 juta, untuk santunan meninggal Rp 10 juta, dam untuk bantuan PKK Rp 3 juta," ujar Cawali Ngurah Ambara.
"Kami juga akan mengembangkan taman rekreasi lebih banyak lagi untuk Denpasar Smart City, menegakkan hukum yang adil, meningkatkan pelayanan birokrasi, dan membangun ekonomi kreatif berbasis digitalisasi dengan merevitalisasi pasar tradisional di Denpasar," sambung Cawawali Bagus Kertanegara.
Debat semalam mulai memanas ketika Paslon disodori pertanyaan soal strategi penanganan dampak ekonomi akibat Covid-19. Jaya-Wibawa mengaku siapkan berbagai cara, salah satunya adalah pelaksanaan belajar mengajar dengan tatap muka yang akan antisipasi dengan jajaran Pemprov Bali dan pemerintah pusat, karena adanya SKB Tiga Menteri. "Kami akan koordinasi dengan pemerintah pusat dan provinsi," terang Jaya Negara.
Sedangkan Amerta langsung mempertanyakan dan mendorong bantuan untuk masyarakat di tengah pandemi Covid-19, yang harus dicairkan dengan segera. "Kita harus bantu masyarakat secepatnya agar bantuan dicairkan untuk pandemi Covid-19 ini," kata Ngurah Ambara.
Pada sesi berikutnya, Amerta soroti pemanfaatan Taman Budaya Art Centre dan penanganan sampah di Denpasar yang belum maksimal. "Di Denpasar juga banyak aset yang terbengkalai," sebut Bagus Kerthanegara.
Terkait masalah sampah, Arya Wibawa mengatakan sudah siapkan program bersinergi dengan Pemprov Bali untuk penanganan sampah di TPA Suwung. "Tentunya dengan menyiapkan pengadaan mesin pengelolaan sampah. Kita akan tangani TPA Suwung bekerjasama dengan Pemprov Bali," tegas Arya Wibawa yang juga Sekretaris DPC PDIP Denpasar.
Soal aset yang disebutkan mangkrak, Jaya Negara membalas pernyataan Bagus Ker-tanegara. "Saya rasa di Denpasar tidak ada aset yang mangkrak. Justru kita kekurangan aset untuk dikelola," sodok Jaya Negara, politisi senior PDIP yang sudah dua periode menjabat Wakil Walikota Denpasar.
Saat disodori strategi pemajuan kebudayaan Bali, Amerta paparkan strategi dengan santunan-santunan kepada prajuru adat untuk menjaga adat dan budaya Bali. "Mereka para prajuru ini yang harus diperhatikan dulu kesejahteraannya," tandas Ngurah Ambara.
Sementara, Jaya Negara mengatakan sudah ada UU Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan dan Perda Nomor 4 Tahun 2020 tentang Penguatan dan Pemajuan Kebudayaan. Karenanya, Jaya-Wibawa jelas punya kesiapan untuk bersinergi dengan Provinsi Bali untuk memperkuat adat, seni, dan budaya. "Kami hidupkan Sekaa Kesenian di Denpasar dan ini terjaga dengan komitmen Pemerintah Kota Denpasar. Kami membangun Gedung Darma Negara Alaya untuk menghidupkan dan memberikan ruang para seniman tampil berkreasi dalam kebudayaan. Itu adalah komitmen kami," tegas politisi yang juga seniman ini.
Saat sesi tanya-jawab, Amerta menyodorkan pertanyaan pola penanganan Covid-19 yang masih tinggi, kemudian pola penanganan kasus narkoba di Denpasar, penanganan pasar adat yang penyetorannya lebih tinggi ketimbang Pasar Kota Denpasar. Jaya Negara pun langsung melahap pertanyaan Amerta itu.
"Soal kasus positif Covid-19 di Denpasar, tingkat kematian 2,2 persen. Sangat kecil angkanya karena kami sangat masif melaksanakan upaya. Soal kasus narkoba saat ini, Kota Denpasar paling gencar sosialiasi bahaya narkoba. Bahkan, ada kerja sama rutin dengan Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Bali dalam sosialiasikan bahaya narkoba," sergah Jaya Negara.
Terkait pasar yang dikelola Pemkot Denpasar, menurut Jaya Negara, tidak hanya soal target pendapatan saja yang dikejar. "Tetapi, pasar yang dikelola ini juga membuka lapangan kerja untuk masyarakat Denpasar," terang Sekretaris DPD PDIP Bali ini. Sebaliknya, Ngurah Ambara langsung menegaskan bahwa penanganan narkoba dan pandemi Covid-19 harus tuntas. "Kalau bisa, nol kasus," katanya.
Kemudian, Jaya-Wibawa melalui Arya Wibawa mempertanyakan strategi Amerta dalam melaksanakan programnya sebagai Cawali-Cawawali dengan keterbatasan anggaran di tengah pandemi Covid-19. Termasuk pola efisiensi pengelolaan anggaran dikaitkan dengan angka defisit.Terkait pertanyaan ini, Ngurah Ambara mengatakan untuk pengelolaan anggaran, ada subsidi silang. "Tentu ada upaya peningkatan pendapatan asli daerah juga," kata Ngurah Ambara.
Arya Wibawa menyatakan jawaban Ngurah Ambara tidak sesuai pertanyaan alias nyaplir. "Ini mengulang-ulang lagi pertanyaan yang kami tanyakan. Ruang fiskal tidak dijawab. Prinsip-prinsip efisiensi penggunaan anggaran juga tidak terjawab," sodok Arya Wibawa.
Atas sodokan itu, Bagus Kertanegara angkat bicara. "Kami dicalonkan partai hebat di koalisi. Ngapaain tergantung dengan pusat? Kita ini berlatar belakang pengusaha, kenapa pemerintah Kota Denpasar tidak mandir saja? Saya melihat ada aset di Sanur terbengkalai, kenapa tidak dimanfaatkan?" tanya Bagus Kertanegara.
Arya Wibawa dengan santun menanggapi sodokan Kertanegara. "Saudara saya Pak Ngurah Ambara dan Bagus Kertanegara, perlu saya sampaikan di sini mengelola pemerintahan tidak sama dengan mengelola perusahaan. Harus ada prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan sesuai dengan aturan. Sinergitas pemerintah pusat dan daerah harus diperhatikan, sesuai kewenangannya," tandas Ketua Fraksi PDIP DPRD Denpasar ini. Kemudian, Jaya Negara menegaskan bahwa Sanur adalah Kawasan Strategis Pariwisata Nasional, yang merupakan kewenangan Kementerian Pariwisata.
Dalam closing statement-nya, Jaya-Wibawa menegaskan komitmen untuk membangun Denpasar bersama-sama. "Vasudhaiva Kutumbakam, kita semua bersaudara, ada keselarasan, kepatutan, ngawe sukaning wong len (membuat orang lain bahagia). Dengan kerendahan hati, kami minta warga Denpasar tanggal 9 Desember 2020 datang ke TPS dengan taati Prokes, Coblos Nomor 1," ujar Jaya Negara. "Menuju Denpasar Maju, Coblos Nomor 1," lanjut Jaya-Wibawa sembari acungkan jempol 1.
Sedangkan Amerta dalam closing statement-nya menegaskan akan meningkatkan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi di Denpasar sampai 10 persen, dengan optimilisasi digitalisasi, terintegrasi. "Dengan berbagai santunan untuk adat dan budaya yang kami siapkan, jangan sampai masyarakat kehilangan kesempatan untuk mendapatkan santunan. Datang ke TPS Coblos Nomor 2. Kami siap mundur kalau 6 bulan tidak mewujudkan visi misi kami," ujar Ngurah Ambara. *nat
Debat publik Jaya-Wibawa vs Amerta tadi malam dimoderatori Dr Gede Suardana SPd MSi (mantan Ketua KPU Buleleng), dengan Tim Penyusun Materi terdiri dari Prof Dr Ir Putu Rumawan Salain MSi (akademisi Unud), Prof Dr Ir I Nyoman Sucipta (akademisi Unud), Ni Putu Sri Harta Mimba PhD MSi SE Ak (akademisi Unud), Prof Dr Wayan P Windia (Pakar Hukum Adat dari Unud), dan dr Wayan Agus Gede Manik Saputra MKed Klin SpMK (akademisi Unud).
Jaya-Wibawa dalam visi misinya menyodorkan berbagai strategi untuk menangani pandemi Covid-19. Di antaranya, upaya penanganan kasus positif dengan menyiapkan tes PCR yang sudah dioperasikan 23 November 2020 di RSUD Wangaya, menambah fasilitas ventilator bayi pasien positif Covid-19, penegakkan hukum tentang Prokes, menyiapkan tambahan tempat tidur pasien Positif Covid-19, menyiapkan pelaksanaan SKB Menteri dalam proses belajar mengajar tatap muka. "Kami akan bekerja sama dengan banjar dan desa di kecamatan-kecamatan untuk menekan kasus Covid-19," ujar Cawali IGN Jaya Negara.
Sedangkan untuk pembangunan di Denpasar, Jaya-Wibawa menjanjikan pembangunan Denpasar sebagai ‘Kota Kreatif Berbasis Budaya’, dengan berbagi hal yakni pembangunan gedung sekolah SMPN, revitalisasi Pasar Kumbasari, penguatan adat dan budaya, penguatan organisasi subak, pembangunan Krematorium di Setra Badung, hingga penataan tembok Pura Jagatnatha Denpasar dengan konsep arsitektur bebadungan. "Yang paling monumental adalah kami akan membangun Pelabuhan Penyeberangan Sanur-Nusa Penida (Klungkung)," sambung Cawawali Kadek Agus Arya Wibawa.
Sementara, Paket Amerta menyodorkan visi misi Denpasar BERSERI menuju Denpasar sebagai ‘Kota Budaya’ yang harus dijaga kuat dengan berbagai program, yakni menjamin pendidikan berkualitas, subsidi sekolah swasta, menaikkan tunjangan guru kontrak, bantuan ambulans di setiap desa. Selain itu, untuk kegiatan budaya, Amerta berjanji guyur masyarakat dengan santunan. "Untuk Pura Dadia Rp 5 juta, untuk bantuan ogoh-ogoh Rp 25 juta, untuk prajuru adat Rp 30 juta, untuk santunan meninggal Rp 10 juta, dam untuk bantuan PKK Rp 3 juta," ujar Cawali Ngurah Ambara.
"Kami juga akan mengembangkan taman rekreasi lebih banyak lagi untuk Denpasar Smart City, menegakkan hukum yang adil, meningkatkan pelayanan birokrasi, dan membangun ekonomi kreatif berbasis digitalisasi dengan merevitalisasi pasar tradisional di Denpasar," sambung Cawawali Bagus Kertanegara.
Debat semalam mulai memanas ketika Paslon disodori pertanyaan soal strategi penanganan dampak ekonomi akibat Covid-19. Jaya-Wibawa mengaku siapkan berbagai cara, salah satunya adalah pelaksanaan belajar mengajar dengan tatap muka yang akan antisipasi dengan jajaran Pemprov Bali dan pemerintah pusat, karena adanya SKB Tiga Menteri. "Kami akan koordinasi dengan pemerintah pusat dan provinsi," terang Jaya Negara.
Sedangkan Amerta langsung mempertanyakan dan mendorong bantuan untuk masyarakat di tengah pandemi Covid-19, yang harus dicairkan dengan segera. "Kita harus bantu masyarakat secepatnya agar bantuan dicairkan untuk pandemi Covid-19 ini," kata Ngurah Ambara.
Pada sesi berikutnya, Amerta soroti pemanfaatan Taman Budaya Art Centre dan penanganan sampah di Denpasar yang belum maksimal. "Di Denpasar juga banyak aset yang terbengkalai," sebut Bagus Kerthanegara.
Terkait masalah sampah, Arya Wibawa mengatakan sudah siapkan program bersinergi dengan Pemprov Bali untuk penanganan sampah di TPA Suwung. "Tentunya dengan menyiapkan pengadaan mesin pengelolaan sampah. Kita akan tangani TPA Suwung bekerjasama dengan Pemprov Bali," tegas Arya Wibawa yang juga Sekretaris DPC PDIP Denpasar.
Soal aset yang disebutkan mangkrak, Jaya Negara membalas pernyataan Bagus Ker-tanegara. "Saya rasa di Denpasar tidak ada aset yang mangkrak. Justru kita kekurangan aset untuk dikelola," sodok Jaya Negara, politisi senior PDIP yang sudah dua periode menjabat Wakil Walikota Denpasar.
Saat disodori strategi pemajuan kebudayaan Bali, Amerta paparkan strategi dengan santunan-santunan kepada prajuru adat untuk menjaga adat dan budaya Bali. "Mereka para prajuru ini yang harus diperhatikan dulu kesejahteraannya," tandas Ngurah Ambara.
Sementara, Jaya Negara mengatakan sudah ada UU Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan dan Perda Nomor 4 Tahun 2020 tentang Penguatan dan Pemajuan Kebudayaan. Karenanya, Jaya-Wibawa jelas punya kesiapan untuk bersinergi dengan Provinsi Bali untuk memperkuat adat, seni, dan budaya. "Kami hidupkan Sekaa Kesenian di Denpasar dan ini terjaga dengan komitmen Pemerintah Kota Denpasar. Kami membangun Gedung Darma Negara Alaya untuk menghidupkan dan memberikan ruang para seniman tampil berkreasi dalam kebudayaan. Itu adalah komitmen kami," tegas politisi yang juga seniman ini.
Saat sesi tanya-jawab, Amerta menyodorkan pertanyaan pola penanganan Covid-19 yang masih tinggi, kemudian pola penanganan kasus narkoba di Denpasar, penanganan pasar adat yang penyetorannya lebih tinggi ketimbang Pasar Kota Denpasar. Jaya Negara pun langsung melahap pertanyaan Amerta itu.
"Soal kasus positif Covid-19 di Denpasar, tingkat kematian 2,2 persen. Sangat kecil angkanya karena kami sangat masif melaksanakan upaya. Soal kasus narkoba saat ini, Kota Denpasar paling gencar sosialiasi bahaya narkoba. Bahkan, ada kerja sama rutin dengan Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Bali dalam sosialiasikan bahaya narkoba," sergah Jaya Negara.
Terkait pasar yang dikelola Pemkot Denpasar, menurut Jaya Negara, tidak hanya soal target pendapatan saja yang dikejar. "Tetapi, pasar yang dikelola ini juga membuka lapangan kerja untuk masyarakat Denpasar," terang Sekretaris DPD PDIP Bali ini. Sebaliknya, Ngurah Ambara langsung menegaskan bahwa penanganan narkoba dan pandemi Covid-19 harus tuntas. "Kalau bisa, nol kasus," katanya.
Kemudian, Jaya-Wibawa melalui Arya Wibawa mempertanyakan strategi Amerta dalam melaksanakan programnya sebagai Cawali-Cawawali dengan keterbatasan anggaran di tengah pandemi Covid-19. Termasuk pola efisiensi pengelolaan anggaran dikaitkan dengan angka defisit.Terkait pertanyaan ini, Ngurah Ambara mengatakan untuk pengelolaan anggaran, ada subsidi silang. "Tentu ada upaya peningkatan pendapatan asli daerah juga," kata Ngurah Ambara.
Arya Wibawa menyatakan jawaban Ngurah Ambara tidak sesuai pertanyaan alias nyaplir. "Ini mengulang-ulang lagi pertanyaan yang kami tanyakan. Ruang fiskal tidak dijawab. Prinsip-prinsip efisiensi penggunaan anggaran juga tidak terjawab," sodok Arya Wibawa.
Atas sodokan itu, Bagus Kertanegara angkat bicara. "Kami dicalonkan partai hebat di koalisi. Ngapaain tergantung dengan pusat? Kita ini berlatar belakang pengusaha, kenapa pemerintah Kota Denpasar tidak mandir saja? Saya melihat ada aset di Sanur terbengkalai, kenapa tidak dimanfaatkan?" tanya Bagus Kertanegara.
Arya Wibawa dengan santun menanggapi sodokan Kertanegara. "Saudara saya Pak Ngurah Ambara dan Bagus Kertanegara, perlu saya sampaikan di sini mengelola pemerintahan tidak sama dengan mengelola perusahaan. Harus ada prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan sesuai dengan aturan. Sinergitas pemerintah pusat dan daerah harus diperhatikan, sesuai kewenangannya," tandas Ketua Fraksi PDIP DPRD Denpasar ini. Kemudian, Jaya Negara menegaskan bahwa Sanur adalah Kawasan Strategis Pariwisata Nasional, yang merupakan kewenangan Kementerian Pariwisata.
Dalam closing statement-nya, Jaya-Wibawa menegaskan komitmen untuk membangun Denpasar bersama-sama. "Vasudhaiva Kutumbakam, kita semua bersaudara, ada keselarasan, kepatutan, ngawe sukaning wong len (membuat orang lain bahagia). Dengan kerendahan hati, kami minta warga Denpasar tanggal 9 Desember 2020 datang ke TPS dengan taati Prokes, Coblos Nomor 1," ujar Jaya Negara. "Menuju Denpasar Maju, Coblos Nomor 1," lanjut Jaya-Wibawa sembari acungkan jempol 1.
Sedangkan Amerta dalam closing statement-nya menegaskan akan meningkatkan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi di Denpasar sampai 10 persen, dengan optimilisasi digitalisasi, terintegrasi. "Dengan berbagai santunan untuk adat dan budaya yang kami siapkan, jangan sampai masyarakat kehilangan kesempatan untuk mendapatkan santunan. Datang ke TPS Coblos Nomor 2. Kami siap mundur kalau 6 bulan tidak mewujudkan visi misi kami," ujar Ngurah Ambara. *nat
1
Komentar