Tahun Ini, HIV/AIDS Tambah 69 Kasus di Jembrana
NEGARA, NusaBali
Selama Januari hingga November 2020, terjadi penambahan 69 kasus baru HIV/AIDS di Kabupaten Jembrana.
Jika dirata-ratakan, tambahan kasus baru selama 11 bulan terakhir ini ada 6-7 kasus per bulan. Rata-rata tambahan kasus per bulan di 2020 ini, menurun dibanding rata-rata tambahan kasus per bulan pada 2019 lalu.
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Jembrana dr I Gusti Bagus Ketut Oka Parwata, didampingi Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Dinas Kesehatan Jembrana dr I Gusti Agung Putu Arisantha, usai menggelar aksi peringatan Hari AIDS Sedunia di simpang empat Jalan Sudirman, Kelurahan Dauhwaru, Kecamatan Jembrana, Selasa (1/12). Sesuai catatan Dinas Kesehatan Jembrana, jumlah kasus baru pada 2019 lalu ada sebanyak 95 kasus baru dengan rata-rata 7-8 kasus per bulan.
Sementara pada 2018 lalu, ada 104 kasus baru dengan rata-rata 8-9 kasus per bulan. Menarik kembali ke belakang pada tahun 2017 dan 2016 lalu, masing-masing ada tambahan 107 dan 106 kasus. Sementara secara kumulatif sejak 2004 hingga November 2020, tercatat ada 1.136 kasus HIV/AIDS di Jembrana.
“Ada penurunan rata-rata temuan angka kasus per bulan sejak dua tahun terakhir ini. Namun tetap harus waspada dengan fenomena gunung es ini. Karena itu, kita tetap sarankan masyarakat aktif memeriksakan diri sehingga bisa terdeteksi awal dan cepat mendapat pengobatan,” ujar Oka Parwata.
Peringatan Hari AIDS Sedunia yang dilaksanakan Dinas Kesehatan Jembrana kemarin, digelar terbatas dengan aksi membagikan brosur serta membentangkan spanduk edukasi ajakan mencegah penularan HIV/AIDS. Aksi ini, kata Oka Parwata, selain dalam rangka memperingati Hari AIDS Sedunia, juga menjadi langkah preventif dan pencegahan guna menekan penyebaran kasus HIV/AIDS di masyarakat.
“Memperingati Hari AIDS Sedunia, kita ingatkan kembali masyarakat akan bahaya HIV/AIDS. Bahwa ancaman itu masih nyata. Di samping situasi pandemi Covid-19 sekarang, potensi penularan HIV/AIDS juga patut diwaspadai,” ucap Oka Parwata.
Oka Parwata menambahkan, siapa pun bisa tertular HIV. Terlebih bagi mereka yang punya perilaku berisiko. Di antaranya yang melakukan hubungan seks dengan pengidap tanpa kondom. Bisa juga menular kepada yang menggunakan jarum suntik yang sama dengan pengidap.
“Melalui momen peringatan ini, kita ajak masyarakat untuk mengenali gejala serta potensi penularan. Bagi yang memiliki gejala, disarankan untuk aktif melakukan pemeriksaan agar segera mendapat penanganan. Bisa memeriksakan diri ke puskesmas atau rumah sakit,” tutur Oka Parwata. *ode
1
Komentar