Pipa Proyek Telaga Waja Meledak buat Kempat Kalinya
Pipa proyek Air Baku Sungai Telaga Waja berdiameter 70 cm untuk keempat kalinya me-ledak di tempat yang sama, tepatnya di Jembatan Tukad Batah, Desa Duda, Kecamatan Selat, Karangasem.
AMLAPURA, NusaBali
Ledakan terakhir (keempat) terjadi Rabu (2/11) dinihari sekitar pukul 00.30 Wita, menyebabkan kerusakan bahu jalan, menjebol senderan jalan, dan merusak lahan pertanian.
Sebagaimana tiga kali peristiwa sebelumnya, ledakan keempat pipa proyek Air Baku Telaga Waja, Rabu dinihari, juga terjadi di ujung barat Jembatan Tukad Batah. Posisi ledakan pipa berdekatan dengan bengkel sepeda motor dan SDN 1 Duda, yang berada di sebelah barat jembatan.
Gara-gara ledakan yang terjadi saat warga tengah tertidur lelap, dinihari kemarin, bahu jalan rusak hingga menimbulkan lubang sedalam 1 meter dengan diameter 2 meter. Selain itu, ledakan ini juga merobohkan senderan jalan di sisi selatan. Bukan hanya itu, air bah yang mengalir ke arah selatan akibat ledakan pipa ini juga menghanyutkan 8 rumpuh pisang milik keluarga I Wayan Merta.
Untungnya, luapan air tidak sampai merusak Pura Dadia dan pemukiman penduduk. Tidak ada pekarangan rumah warga yang rusak, karena aliar aira berbelok ke dan langsung terjun ke Tukad Batah. Dugaan kuat, meledaknya pipa proyek Air Baku Telaga Waja buat keempat kalinya ini terjadi karena bagian bawah lapisan pipa berdiameter 70 cm jebol. Posisi jebolnya lapisan pipa itu persis di bawah alat pengatur tekanan udara.
Adalah I Wayan Gede Wirawan, warga Bajar Duda/Desa Duda yang pertama kali mendengar suara ledakan pipa proyek Air Baku Sungai Telaga Waja, Rabu dinihari. Maklum, Gede Wirawan dan keluarganya adalah penghuni rumah yang posisinya paling dekat dengan titik ledakan. Saat itu, sekitar pukul 00.30 Wita, sedang tidur. “Saya seketika terbangun dari tidur, karena mendengar suara ledakan begitu keras,” cerita Wirawan kepada NusaBali, Rabu kemarin.
Begitu mendengar bunyi ledakan keras, Wirawan kemudian membangunkan istrinya. Sebab, Wirawan yakin itu suara ledakan pipa proyek Air Baku berdiameter 70 cm. Pihaknya khawatir ledakan itu merusak rumahnya, karena disertai air bah muncrat ke luar dari pipa induk.
Setelah diamati, sumber suara ledakan itu adalah pecahnya pipa Air Baku Sungai Telaga Waja. Wirawan selanjutnya menghubungi petugas jaga proyek Air Baku Sungai Telaga Waja di Banjar Pesangkan, Desa Duda Timur, Kecamatan Selat, agar segera menghentikan aliran air.
Sebaliknya, pemilik bengkel motor yang posisinya lebih dekat ke titik ledakan, I Wayan Merta, justru terlambat mengetahui ledakan pipa proyek Air Baku Telaga Waja keempat kalinya ini. “Saya benar-benar tidur lelap. Setelah bagun pagi, baru saya tahu pipa ini kembali meledak. Beruntung, bengkel saya selamat,” papar Wayan Merta.
Sementara itu, hingga Rabu kemarin belum ada petugas dari Balai Wilayah Sungai Bali Penida (selaku pihak yang memiliki proyek Air Baku Sungai Telaga Waja) yang mengecek ke lokasi ledakan. Sampai siang kemarin, hanya mandor proyek jalan dari Dinas PU Provinsi Bali, Heri Kurdiawan, yang terjun mengecek kerusakan bahu jalan akibat ledakan itu.
“Saya hanya mengecek sejauh mana kerusakan bahu jalan akibat ledakan pipa proyek Air Baku Sungai Telaga Waja ini,” ungkap Heri Kurdiawan saat dikonfirmasi NusaBali. Sedangkan Kepala Balai Wilayah Sungai Bali Penida, I Ketut Jayada, belum berhasil dikonfirmasi. Saat dihubungu NusaBali per telepon, Rabu kemarin, terdengar nada sambung, namun ponselnya tidak diangkat.
Berdasarkan catatan NusaBali, ini untuk keempat kalinya pipa proyek Air Baku Sungai Telaga Waja berdiameter 70 cm meledak di tempat yang sama, yakni sisi barat Jembatan Tukad Batah, Desa Duda, Kecamatan Selat. Tiga ledakan sebelumnya masing-0masing terjadi 5 Juli 2010, 27 April 2016, dan 6 Mei 2016.
Ledakan terakhir sebelumnya, 6 Mei 2016, terjadi dinihari sekitar pukul 03.00 Wita, hingga pipa menyemburkan air cukup besar dari bibir jembatan. Kala itu, air juga muncrat ke pekarangan rumah dan sanggah (pura keluarga) milik I Made Saba di Banjar/Desa Du-da.
Rumah keluarga Made Suaba nyaris selalu jadi korban amukan air, kecuali ledakan terakhir, Rabu dinihari kemarin. Saat peristiwa ledakan pertama, 5 Juli 2010, tembok pekarangan rumah Made Saba bahkan sampai ambruk akibat diamuk air. Sedangkan saat ledakan kedua, 27 April 2016, rumah keluarga Made Saba juga mengalami kerusakan parah.
Proyek Air Baku Sungai Telaga Waja sendiri bersumber dari kawaswan Banjar Batusesa, Desa Menanga, Kecamatan Rendang, Karangasem. Dari sumbernya di Desa Menanga ini, pipa berdiameter 70 cm membentang sepanjang 87 kilometer ke arah timur. Pipa proyek Air Baku Sungai Telaga Waja membentang dengan melintasi 7 kecamatan sekaligus di wilayah Kabupaten Karangasem, masing-masing Kecamatan Rendang, Kecamatan Selat, Kecamatan Sidemen, Kecamatan Kubu, Kecamatan Abang, Kecamatan Manggis, Kecamatan Bebandem, dan Kecamatan Karangasem.
Reservoar Proyek Air Baku Sungai Telaga Waja berada di Banjar Batudesa, Desa Menanga dengan kapasitas sekitar 10.000 meter kubik air. Sumber air berasal dari lima mata air, masing-masing Mata Air Gerubuk (dengan debit 170,9 liter per detik), Mata Air Surya (dengan debit 146 liter per detik), Mata Air Bangol (dengan debit 119 liter per de-tik), Mata Air Celuk (dengan debit 104 liter per detik), dan Mata Air Isah (dengan debit 94 liter per detik). Kelima sumber mata air ini berlokasi di Desa Adat Tegenan, Kecamatan Rendang.
Khusus proyek Air Baku Sungai Telaga Waja yang pipanya empat kali meledak di Jembatan Tukad Batah, Desa Duda tersebut, terbagi ke tiga lokasi. Pertama, dari Tukad Barak (Desa Peringsari, Kecamatan Selat) menuju Balai Benih Ikan (BBI) Selat dengan nilai proyek Rp 18,07 miliar yang dikerjakan PT Indopenta Bumi Permai periode 15 Juni 2009-31 Desember 2009.
Kedua, dari BBI Selat menuju Banjar Pesangkan (Desa Duda Timur, Kecamatan Selat) senilai Rp 15,43 miliar yang dikerjakan PT Istaka Karya periode 15 Juni 2009-31 Desember 2009. Ketiga, dari Banjar Pesangkan (Desa Duda Timur) menuju Desa Sibetan (Kecamatan Bebandem, Karangasem) dengan nilai proyek Rp 15 miliar. Total nilai proyek yang dikerjakan secara serentak untuk tiga lokasi ini sekitar Rp 48,50 miliar.
Sumber air dari Sungai Telaga Waja diangkat menggunakan genset melalui Transmisi I (RT I) berkapasitas 100 meter kubik, menuju reservoar Transmisi II (RT II) Banjar Batusesa (Desa Menanga, Kecamatan Rendang) berkapasitas 10.000 meter kubik. k16
Ledakan terakhir (keempat) terjadi Rabu (2/11) dinihari sekitar pukul 00.30 Wita, menyebabkan kerusakan bahu jalan, menjebol senderan jalan, dan merusak lahan pertanian.
Sebagaimana tiga kali peristiwa sebelumnya, ledakan keempat pipa proyek Air Baku Telaga Waja, Rabu dinihari, juga terjadi di ujung barat Jembatan Tukad Batah. Posisi ledakan pipa berdekatan dengan bengkel sepeda motor dan SDN 1 Duda, yang berada di sebelah barat jembatan.
Gara-gara ledakan yang terjadi saat warga tengah tertidur lelap, dinihari kemarin, bahu jalan rusak hingga menimbulkan lubang sedalam 1 meter dengan diameter 2 meter. Selain itu, ledakan ini juga merobohkan senderan jalan di sisi selatan. Bukan hanya itu, air bah yang mengalir ke arah selatan akibat ledakan pipa ini juga menghanyutkan 8 rumpuh pisang milik keluarga I Wayan Merta.
Untungnya, luapan air tidak sampai merusak Pura Dadia dan pemukiman penduduk. Tidak ada pekarangan rumah warga yang rusak, karena aliar aira berbelok ke dan langsung terjun ke Tukad Batah. Dugaan kuat, meledaknya pipa proyek Air Baku Telaga Waja buat keempat kalinya ini terjadi karena bagian bawah lapisan pipa berdiameter 70 cm jebol. Posisi jebolnya lapisan pipa itu persis di bawah alat pengatur tekanan udara.
Adalah I Wayan Gede Wirawan, warga Bajar Duda/Desa Duda yang pertama kali mendengar suara ledakan pipa proyek Air Baku Sungai Telaga Waja, Rabu dinihari. Maklum, Gede Wirawan dan keluarganya adalah penghuni rumah yang posisinya paling dekat dengan titik ledakan. Saat itu, sekitar pukul 00.30 Wita, sedang tidur. “Saya seketika terbangun dari tidur, karena mendengar suara ledakan begitu keras,” cerita Wirawan kepada NusaBali, Rabu kemarin.
Begitu mendengar bunyi ledakan keras, Wirawan kemudian membangunkan istrinya. Sebab, Wirawan yakin itu suara ledakan pipa proyek Air Baku berdiameter 70 cm. Pihaknya khawatir ledakan itu merusak rumahnya, karena disertai air bah muncrat ke luar dari pipa induk.
Setelah diamati, sumber suara ledakan itu adalah pecahnya pipa Air Baku Sungai Telaga Waja. Wirawan selanjutnya menghubungi petugas jaga proyek Air Baku Sungai Telaga Waja di Banjar Pesangkan, Desa Duda Timur, Kecamatan Selat, agar segera menghentikan aliran air.
Sebaliknya, pemilik bengkel motor yang posisinya lebih dekat ke titik ledakan, I Wayan Merta, justru terlambat mengetahui ledakan pipa proyek Air Baku Telaga Waja keempat kalinya ini. “Saya benar-benar tidur lelap. Setelah bagun pagi, baru saya tahu pipa ini kembali meledak. Beruntung, bengkel saya selamat,” papar Wayan Merta.
Sementara itu, hingga Rabu kemarin belum ada petugas dari Balai Wilayah Sungai Bali Penida (selaku pihak yang memiliki proyek Air Baku Sungai Telaga Waja) yang mengecek ke lokasi ledakan. Sampai siang kemarin, hanya mandor proyek jalan dari Dinas PU Provinsi Bali, Heri Kurdiawan, yang terjun mengecek kerusakan bahu jalan akibat ledakan itu.
“Saya hanya mengecek sejauh mana kerusakan bahu jalan akibat ledakan pipa proyek Air Baku Sungai Telaga Waja ini,” ungkap Heri Kurdiawan saat dikonfirmasi NusaBali. Sedangkan Kepala Balai Wilayah Sungai Bali Penida, I Ketut Jayada, belum berhasil dikonfirmasi. Saat dihubungu NusaBali per telepon, Rabu kemarin, terdengar nada sambung, namun ponselnya tidak diangkat.
Berdasarkan catatan NusaBali, ini untuk keempat kalinya pipa proyek Air Baku Sungai Telaga Waja berdiameter 70 cm meledak di tempat yang sama, yakni sisi barat Jembatan Tukad Batah, Desa Duda, Kecamatan Selat. Tiga ledakan sebelumnya masing-0masing terjadi 5 Juli 2010, 27 April 2016, dan 6 Mei 2016.
Ledakan terakhir sebelumnya, 6 Mei 2016, terjadi dinihari sekitar pukul 03.00 Wita, hingga pipa menyemburkan air cukup besar dari bibir jembatan. Kala itu, air juga muncrat ke pekarangan rumah dan sanggah (pura keluarga) milik I Made Saba di Banjar/Desa Du-da.
Rumah keluarga Made Suaba nyaris selalu jadi korban amukan air, kecuali ledakan terakhir, Rabu dinihari kemarin. Saat peristiwa ledakan pertama, 5 Juli 2010, tembok pekarangan rumah Made Saba bahkan sampai ambruk akibat diamuk air. Sedangkan saat ledakan kedua, 27 April 2016, rumah keluarga Made Saba juga mengalami kerusakan parah.
Proyek Air Baku Sungai Telaga Waja sendiri bersumber dari kawaswan Banjar Batusesa, Desa Menanga, Kecamatan Rendang, Karangasem. Dari sumbernya di Desa Menanga ini, pipa berdiameter 70 cm membentang sepanjang 87 kilometer ke arah timur. Pipa proyek Air Baku Sungai Telaga Waja membentang dengan melintasi 7 kecamatan sekaligus di wilayah Kabupaten Karangasem, masing-masing Kecamatan Rendang, Kecamatan Selat, Kecamatan Sidemen, Kecamatan Kubu, Kecamatan Abang, Kecamatan Manggis, Kecamatan Bebandem, dan Kecamatan Karangasem.
Reservoar Proyek Air Baku Sungai Telaga Waja berada di Banjar Batudesa, Desa Menanga dengan kapasitas sekitar 10.000 meter kubik air. Sumber air berasal dari lima mata air, masing-masing Mata Air Gerubuk (dengan debit 170,9 liter per detik), Mata Air Surya (dengan debit 146 liter per detik), Mata Air Bangol (dengan debit 119 liter per de-tik), Mata Air Celuk (dengan debit 104 liter per detik), dan Mata Air Isah (dengan debit 94 liter per detik). Kelima sumber mata air ini berlokasi di Desa Adat Tegenan, Kecamatan Rendang.
Khusus proyek Air Baku Sungai Telaga Waja yang pipanya empat kali meledak di Jembatan Tukad Batah, Desa Duda tersebut, terbagi ke tiga lokasi. Pertama, dari Tukad Barak (Desa Peringsari, Kecamatan Selat) menuju Balai Benih Ikan (BBI) Selat dengan nilai proyek Rp 18,07 miliar yang dikerjakan PT Indopenta Bumi Permai periode 15 Juni 2009-31 Desember 2009.
Kedua, dari BBI Selat menuju Banjar Pesangkan (Desa Duda Timur, Kecamatan Selat) senilai Rp 15,43 miliar yang dikerjakan PT Istaka Karya periode 15 Juni 2009-31 Desember 2009. Ketiga, dari Banjar Pesangkan (Desa Duda Timur) menuju Desa Sibetan (Kecamatan Bebandem, Karangasem) dengan nilai proyek Rp 15 miliar. Total nilai proyek yang dikerjakan secara serentak untuk tiga lokasi ini sekitar Rp 48,50 miliar.
Sumber air dari Sungai Telaga Waja diangkat menggunakan genset melalui Transmisi I (RT I) berkapasitas 100 meter kubik, menuju reservoar Transmisi II (RT II) Banjar Batusesa (Desa Menanga, Kecamatan Rendang) berkapasitas 10.000 meter kubik. k16
Komentar