Rp 2,1 Miliar Dikembalikan ke Pusat
Hibah Pariwisata Kabupaten Buleleng
Anggaran Kemenparekraf tidak terserap seluruhnya di Buleleng karena terganjal persyaratan dan adanya perusahaan yang pilih mundur.
SINGARAJA, NusaBali
Dari total Rp 9,3 miliar hibah pariwsata yang dialokasikan untuk usaha hotel dan restoran di Kabupaten Buleleng, ternyata sejumlah Rp 2,1 miliar tak dapat terserap. Sejumlah hotel dan restoran yang mengajukan, gagal memenuhi persyaratan administrasi, salah satunya belum masuk dalam Daftar Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI). Selain itu juga ada satu usaha restoran di Buleleng yang memutuskan untuk mengundurkan diri setelah mendapatkan SK sebagai penerima hibah.
Kepala Dinas Pariwisata Buleleng, I Made Sudama Diana usai penyerahan secara simbolis hibah pariwisata, Kamis (3/12), mengatakan hibah pariwisata yang dapat dicairkan untuk Buleleng hanya 7,2 miliar kepada 291 usaha pariwisata baik hotel dan restoran. “Kalau data dari BPKPD sesuai wajib pajak ada 1.045 usaha yang bisa menerima tetapi yang mengajukan satu bulan pendaftaran kemarin hanya 300an. Banyak dari mereka belum terdaftar di KBLI,” ucap Kadis Sudama.
Mantan Camat Busungbiu ini pun mengatakan hibah pariwisata ini akan dicairkan dua tahap. Tahap pertama sebesar 54 persen dari total jumlah yang diterima yang sudah cair Kamis (3/12). Sedangkan sisanya dicairkan di tahap kedua dan diamprahkan begitu pencairan tahap satu tuntas. Lalu sisa anggaran yang tak terserap disebut Sudama akan dipotong langsung oleh pemerintah pusat.
Dari penerima hibah pariwisata ditambahkan Kadis Sudama untuk kategori usaha hotel kisaran hibah yang diterima dari Rp 161 ribu hingga Rp 470 juta. Sedangkan untuk restoran mulai dari Rp 48 ribu hingga Rp 180 juta. Jumlah yang diterima masing-masing penerima hibah sudah disesuaikan dengan rumus perhitungan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah pusat.
Di tengah perjuangan mendapatkan hibah pariwisata dalam menjamin keberlangsungan usaha pariwisata di Buleleng, juga ada perusahaan yang menolak menerima hibah. Padahal sebelumnya restoran franchise besar di Bali ini merupakan kandidat penerima hibah restoran tertinggi yakni Rp 200 juta. “Sudah di SK-kan kemarin tetapi dari manajemen tiba-tiba menyatakan mengundurkan diri dan tidak menerima hibah,” imbuh dia.
Sementara itu Sekretaris Daerah (Sekda) Buleleng Gede Suyasa yang mewakili Bupati Buleleng menyerahkan hibah pariwisata secara simbolis mengharapkan bantuan pemerintah dapat dikelola dan dimanfaatkan dengan baik sesuai dengan peruntukannya. Sehingga Dinas Pariwisata Kabupaten Buleleng dapat melaporkan kondisi realisasinya ke Pemerintah Pusat dengan baik.
“Saya juga berpesan agar pelaku industri wisata di Buleleng selalu mengurus administrasinya dengan baik. Sehingga nanti ketika terdapat program-program dari pemerintah dapat diberikan sesuai dengan persyaratannya. Karena kelengkapan administrasi juga cukup penting sebagai salah satu syarat penerima bantuan hibah dari pemerintah,” jelasnya.*k23
Dari total Rp 9,3 miliar hibah pariwsata yang dialokasikan untuk usaha hotel dan restoran di Kabupaten Buleleng, ternyata sejumlah Rp 2,1 miliar tak dapat terserap. Sejumlah hotel dan restoran yang mengajukan, gagal memenuhi persyaratan administrasi, salah satunya belum masuk dalam Daftar Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI). Selain itu juga ada satu usaha restoran di Buleleng yang memutuskan untuk mengundurkan diri setelah mendapatkan SK sebagai penerima hibah.
Kepala Dinas Pariwisata Buleleng, I Made Sudama Diana usai penyerahan secara simbolis hibah pariwisata, Kamis (3/12), mengatakan hibah pariwisata yang dapat dicairkan untuk Buleleng hanya 7,2 miliar kepada 291 usaha pariwisata baik hotel dan restoran. “Kalau data dari BPKPD sesuai wajib pajak ada 1.045 usaha yang bisa menerima tetapi yang mengajukan satu bulan pendaftaran kemarin hanya 300an. Banyak dari mereka belum terdaftar di KBLI,” ucap Kadis Sudama.
Mantan Camat Busungbiu ini pun mengatakan hibah pariwisata ini akan dicairkan dua tahap. Tahap pertama sebesar 54 persen dari total jumlah yang diterima yang sudah cair Kamis (3/12). Sedangkan sisanya dicairkan di tahap kedua dan diamprahkan begitu pencairan tahap satu tuntas. Lalu sisa anggaran yang tak terserap disebut Sudama akan dipotong langsung oleh pemerintah pusat.
Dari penerima hibah pariwisata ditambahkan Kadis Sudama untuk kategori usaha hotel kisaran hibah yang diterima dari Rp 161 ribu hingga Rp 470 juta. Sedangkan untuk restoran mulai dari Rp 48 ribu hingga Rp 180 juta. Jumlah yang diterima masing-masing penerima hibah sudah disesuaikan dengan rumus perhitungan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah pusat.
Di tengah perjuangan mendapatkan hibah pariwisata dalam menjamin keberlangsungan usaha pariwisata di Buleleng, juga ada perusahaan yang menolak menerima hibah. Padahal sebelumnya restoran franchise besar di Bali ini merupakan kandidat penerima hibah restoran tertinggi yakni Rp 200 juta. “Sudah di SK-kan kemarin tetapi dari manajemen tiba-tiba menyatakan mengundurkan diri dan tidak menerima hibah,” imbuh dia.
Sementara itu Sekretaris Daerah (Sekda) Buleleng Gede Suyasa yang mewakili Bupati Buleleng menyerahkan hibah pariwisata secara simbolis mengharapkan bantuan pemerintah dapat dikelola dan dimanfaatkan dengan baik sesuai dengan peruntukannya. Sehingga Dinas Pariwisata Kabupaten Buleleng dapat melaporkan kondisi realisasinya ke Pemerintah Pusat dengan baik.
“Saya juga berpesan agar pelaku industri wisata di Buleleng selalu mengurus administrasinya dengan baik. Sehingga nanti ketika terdapat program-program dari pemerintah dapat diberikan sesuai dengan persyaratannya. Karena kelengkapan administrasi juga cukup penting sebagai salah satu syarat penerima bantuan hibah dari pemerintah,” jelasnya.*k23
Komentar