Sebelum Bunuh Diri, Selebgram Cantik Nyatakan Ingin Nikah
SINGARAJA, NusaBali
Sebelum melakukan aksi nekat melompat dari lantai IV sebuah penginapan di Jimbaran pada Sabtu (28/11) lalu, Ni Ketut Ayu Wulantari teryata sudah mengutarakan keinginan untuk menikah.
Rencana yang akhirnya gagal terwujud itu diungkapkan ayah Wulantari, Kamis (3/12). Ditemui di sela-sela upacara mekingsan ring geni, Ketut Widiarta, ayah selebgram yang memiliki 206 ribu follower di Instagram ini, menceritakan jika putrinya sempat meminta izin kepadanya mengajak pacarnya untuk pulang ke Singaraja dan diperkenalkan ke orangtuanya. "Ya saya bilang boleh. Wulan kan sudah besar, sudah bisa memilih pacar sendiri," tuturnya.
Bahkan, lanjut pria berusia 64 tahun ini, almarhum Ayu Wulan juga sempat mengutarakan keinginannya untuk menikah. "Beberapa waktu yang lalu Wulan sempat bilang ke saya mau nikah tapi saya bilang jangan dulu. Saya sarankan dia memantapkan kerjaan dulu, agar siap menjalankan rumah tangga," urainya.
Ayu Wulan sendiri adalah anak keempatnya itu semasa hidupnya merupakan gadis yang sangat baik dan penurut dengan kedua orangtuanya. "Ketut anaknya tidak pernah membantah. Selalu baik dengan orangtua, kakak dan adik-adiknya," kenang Widiarta.
Pria berusia 64 tahun ini menuturkan, sejak almarhum Ayu Wulan duduk dibangku Sekolah Dasar (SD), dia berpisah dengan sang istri Luh Suparmi. Sejak berpisah itu, almarhum Ayu Wulan lebih banyak menghabiskan masa kecil dan remajanya bersama ibunya di Desa Sulanyah, Kecamatan Seririt, Buleleng.
Kemudian almarhum Ayu Wulan juga sempat menempuh studi kebidanan di Universitas Respati Yogyakarta (Unriyo) dan baru lulus pada tahun 2019 lalu. "Wulan hanya sesekali pulang ke Singaraja, kalau ada hari raya. Saat kuliah kebidanan dia di Jogjakarta, jadi agak jarang juga bertemu. Tapi dia sering menanyakan kabar lewat telepon," kata Widiarta.
Setelah lulus kuliah, tutur Widiarta, almarhum Ayu Wulan diterima bekerja sebagai bidan di salah satu fasilitas kesehatan di Kota Denpasar. Di Kota Denpasar almarhum tinggal dengan ibunya. "Setelah lulus kuliah Wulan bekerja jadi bidan di Denpasar. Di sana tinggal dengan ibunya namun sesekali pulang ke Singaraja mengunjungi saya," ujarnya.
Sementara itu, upacara mekingsan ring geni untuk bidan berusia 23 tahun itu telah dilaksanakan Kamis (3/12) pagi. Puluhan orang mengantarkan jenazah Ayu Wulan dari rumah duka di Jalan Pulau Sumatra, Kelurahan Kampung Anyar, Kecamatan/Kabupaten Buleleng menuju setra Adat Kayubuntil, Kelurahan Kampung Anyar, untuk diupacarai mekingsan ring geni. Jenazah tiba di setra dan langsung dikremasi pada pukul 10.50 Wita.
Proses upacara disaksikan langsung oleh kedua orangtua Ayu Wulan, I Ketut Widiarta dan Ni Luh Suparmi. Keduanya nampak tak kuasa menahan kesedihan atas kepergian anak kesayangannya tersebut. Isak tangis dari pihak kaluarga lainnya juga tidak bisa dibendung saat menyaksikan jenazah Ayu Wulan dikremasi.
Ayu Wulantari sendiri berdasar keterangan Kapolsek Kuta Selatan AKP Yusak Agustinus Sooai, tercatat check in di kamar 308 penginapan Rose Inn House, sejak 5 November 2020. Kala itu, korban check in bersama kekasihnya, Febrian. Namun, saat korban Wulantari bunuh diri, sang kekasih tidak ada di lokasi.
Menurut AKP Yusak, Febrian sudah lebih dulu meninggalkan korban di penginapan tersebut, 20 November 2020 atau sepekan sebelum petaka itu terjadi. Masalah putus cinta diduga kuat menjadi pemicu korban nekat bunuh diri dengan melompat dari lantai IV. "Motif bunuh diri diduga kuat karena putus cinta," terang Kapolsek Yusak, *cr75
Bahkan, lanjut pria berusia 64 tahun ini, almarhum Ayu Wulan juga sempat mengutarakan keinginannya untuk menikah. "Beberapa waktu yang lalu Wulan sempat bilang ke saya mau nikah tapi saya bilang jangan dulu. Saya sarankan dia memantapkan kerjaan dulu, agar siap menjalankan rumah tangga," urainya.
Ayu Wulan sendiri adalah anak keempatnya itu semasa hidupnya merupakan gadis yang sangat baik dan penurut dengan kedua orangtuanya. "Ketut anaknya tidak pernah membantah. Selalu baik dengan orangtua, kakak dan adik-adiknya," kenang Widiarta.
Pria berusia 64 tahun ini menuturkan, sejak almarhum Ayu Wulan duduk dibangku Sekolah Dasar (SD), dia berpisah dengan sang istri Luh Suparmi. Sejak berpisah itu, almarhum Ayu Wulan lebih banyak menghabiskan masa kecil dan remajanya bersama ibunya di Desa Sulanyah, Kecamatan Seririt, Buleleng.
Kemudian almarhum Ayu Wulan juga sempat menempuh studi kebidanan di Universitas Respati Yogyakarta (Unriyo) dan baru lulus pada tahun 2019 lalu. "Wulan hanya sesekali pulang ke Singaraja, kalau ada hari raya. Saat kuliah kebidanan dia di Jogjakarta, jadi agak jarang juga bertemu. Tapi dia sering menanyakan kabar lewat telepon," kata Widiarta.
Setelah lulus kuliah, tutur Widiarta, almarhum Ayu Wulan diterima bekerja sebagai bidan di salah satu fasilitas kesehatan di Kota Denpasar. Di Kota Denpasar almarhum tinggal dengan ibunya. "Setelah lulus kuliah Wulan bekerja jadi bidan di Denpasar. Di sana tinggal dengan ibunya namun sesekali pulang ke Singaraja mengunjungi saya," ujarnya.
Sementara itu, upacara mekingsan ring geni untuk bidan berusia 23 tahun itu telah dilaksanakan Kamis (3/12) pagi. Puluhan orang mengantarkan jenazah Ayu Wulan dari rumah duka di Jalan Pulau Sumatra, Kelurahan Kampung Anyar, Kecamatan/Kabupaten Buleleng menuju setra Adat Kayubuntil, Kelurahan Kampung Anyar, untuk diupacarai mekingsan ring geni. Jenazah tiba di setra dan langsung dikremasi pada pukul 10.50 Wita.
Proses upacara disaksikan langsung oleh kedua orangtua Ayu Wulan, I Ketut Widiarta dan Ni Luh Suparmi. Keduanya nampak tak kuasa menahan kesedihan atas kepergian anak kesayangannya tersebut. Isak tangis dari pihak kaluarga lainnya juga tidak bisa dibendung saat menyaksikan jenazah Ayu Wulan dikremasi.
Ayu Wulantari sendiri berdasar keterangan Kapolsek Kuta Selatan AKP Yusak Agustinus Sooai, tercatat check in di kamar 308 penginapan Rose Inn House, sejak 5 November 2020. Kala itu, korban check in bersama kekasihnya, Febrian. Namun, saat korban Wulantari bunuh diri, sang kekasih tidak ada di lokasi.
Menurut AKP Yusak, Febrian sudah lebih dulu meninggalkan korban di penginapan tersebut, 20 November 2020 atau sepekan sebelum petaka itu terjadi. Masalah putus cinta diduga kuat menjadi pemicu korban nekat bunuh diri dengan melompat dari lantai IV. "Motif bunuh diri diduga kuat karena putus cinta," terang Kapolsek Yusak, *cr75
1
Komentar