Christian Dior Lirik Kain Endek
DENPASAR, NusaBali
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali akan mengawal ketat setiap proses kerja sama dengan pihak Prancis terkait keinginan perancang busana Christian Dior yang akan menjadikan kain endek sebagai bagian dari koleksi musim semi dan musim panas 2021.
"Saat ini pihak Christian Dior sudah membangun komunikasi dengan pihak vendor yang dipilih oleh Pemprov Bali. Beberapa sampel kain endek yang sudah dikirim ke Prancis, akan terlebih dahulu diuji lab oleh pihak Dior," kata Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Provinsi Bali I Wayan Jarta di Denpasar, seperti dilansir Antara, Kamis (3/12).
Jarta menambahkan setelah ada persetujuan sampel oleh pihak Dior, selanjutnya akan melangkah kepada tahap PO (Pre Order).
"Menurut informasi awal, jumlah kain yang diinginkan oleh Dior sebanyak 1.000 meter. Namun jumlah kain tersebut juga akan menyesuaikan kebutuhan Dior," ucapnya.
Untuk itu, kata Jarta, sesuai dengan arahan Gubernur Bali Wayan Koster ditekankan bahwa kain endek tersebut harus dipastikan diproduksi oleh para perajin endek di Bali.
"Jadi, yang memproduksi harus perajin Bali dan bertempat di Bali pula," ujarnya. Intinya, ucap Jarta, Dinas Perdagangan dan Perindustrian Provinsi Bali serta Dekranasda Provinsi Bali akan secara serius dan ketat akan mengawal setiap proses dari kerja sama tersebut.
Dengan demikian benar-benar bisa dipastikan tidak akan terjadi kecurangan dalam kerja sama tersebut.
"Dengan kata lain, lebih dapat memastikan bahwa endek Bali memang berasal dari Bali dan diproduksi oleh para perajin Bali," kata Jarta menegaskan.
Sebelumnya Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Bali Putri Suastini Koster juga mengingatkan jangan sampai perajin endek di Pulau Dewata hanya menjadi penonton ketika telah dipakai pihak lain seperti merek ternama Christian Dior.
"Jangan sampai setelah kain endek kita memiliki izin untuk digunakan oleh Christian Dior, malah sebaliknya perajin endek di Bali hanya bisa menjadi penonton saja namun tenaga kerja di sini tidak diikutsertakan dalam memproduksi," kata Putri Koster belum lama ini.
Menurut istri Gubernur Bali itu, saat ini ketika produksi kain endek Bali belum dipakai Christian Dior saja, namun masih bisa tetap berputar pemasaran di pasar lokal
"Ini karena pada umumnya masyarakat di Bali sangat melekat dengan penggunaan kain endek terutama saat upacara adat. Jangan sampai ketika ditimpa produksi luar, tenaga kerja kita dalam memproduksi kain endek nanti tidak terserap," ucap Putri Koster yang juga Ketua Dekranasda Bali itu. *
Jarta menambahkan setelah ada persetujuan sampel oleh pihak Dior, selanjutnya akan melangkah kepada tahap PO (Pre Order).
"Menurut informasi awal, jumlah kain yang diinginkan oleh Dior sebanyak 1.000 meter. Namun jumlah kain tersebut juga akan menyesuaikan kebutuhan Dior," ucapnya.
Untuk itu, kata Jarta, sesuai dengan arahan Gubernur Bali Wayan Koster ditekankan bahwa kain endek tersebut harus dipastikan diproduksi oleh para perajin endek di Bali.
"Jadi, yang memproduksi harus perajin Bali dan bertempat di Bali pula," ujarnya. Intinya, ucap Jarta, Dinas Perdagangan dan Perindustrian Provinsi Bali serta Dekranasda Provinsi Bali akan secara serius dan ketat akan mengawal setiap proses dari kerja sama tersebut.
Dengan demikian benar-benar bisa dipastikan tidak akan terjadi kecurangan dalam kerja sama tersebut.
"Dengan kata lain, lebih dapat memastikan bahwa endek Bali memang berasal dari Bali dan diproduksi oleh para perajin Bali," kata Jarta menegaskan.
Sebelumnya Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Bali Putri Suastini Koster juga mengingatkan jangan sampai perajin endek di Pulau Dewata hanya menjadi penonton ketika telah dipakai pihak lain seperti merek ternama Christian Dior.
"Jangan sampai setelah kain endek kita memiliki izin untuk digunakan oleh Christian Dior, malah sebaliknya perajin endek di Bali hanya bisa menjadi penonton saja namun tenaga kerja di sini tidak diikutsertakan dalam memproduksi," kata Putri Koster belum lama ini.
Menurut istri Gubernur Bali itu, saat ini ketika produksi kain endek Bali belum dipakai Christian Dior saja, namun masih bisa tetap berputar pemasaran di pasar lokal
"Ini karena pada umumnya masyarakat di Bali sangat melekat dengan penggunaan kain endek terutama saat upacara adat. Jangan sampai ketika ditimpa produksi luar, tenaga kerja kita dalam memproduksi kain endek nanti tidak terserap," ucap Putri Koster yang juga Ketua Dekranasda Bali itu. *
Komentar