Tumpek Kandang, Ratusan Monyet di Uluwatu Disuguhi Buah Segar
MANGUPURA, NusaBali
Desa Adat Pecatu membagikan buah segar kepada kawanan monyet yang ada di objek wisata Uluwatu, Kecamatan Kuta Selatan, Badung pada saat Tumpek Kandang pada Saniscara Kliwon Uye, Sabtu (5/12) sore.
Pemberian dua gebogan buah segar itu serangkaian Hari Raya Tumpek Kandang atau Tumpek Uye yang digelar setiap 210 hari berdasar kalender Bali. Bendesa Adat Pecatu I Made Sumerta, menerangkan kegiatan ini rutin dilaksanakan setiap 210 hari dengan memberikan persembahan (laba) pada ratusan wanara atau monyet yang ada di jaba Pura Luhur Uluwatu. Menurut dia, persembahan gebogan buah kepada para monyet juga merupakan implementasi Tri Hita Karana.
“Jadi ratusan monyet yang ada di Uluwatu kami berikan laba berupa buah-buahan hari ini. Persembahan kepada monyet yang ada di Uluwatu dilaksanakan setiap 210 hari sekali,” kata Made Sumerta.
Made Sumerta menyebut monyet yang ada di Pecatu terdiri dari 6 kelompok dengan kisaran populasi sekitar 150 hingga 200 ekor.
Manajer Pengelola Objek Wisata Kawasan Luar Pura Uluwatu Wayan Wijana, menjelaskan implementasi konsep Tri Hita Karana berupa persembahan gebogan buah kepada para monyet di Uluwatu juga dikaitkan dengan konsep pariwisata yakni cleanliness, health, safety, dan environment sustainability (CHSE). “Environment yaitu terkait dengan lingkungan. Kita menghormati monyet yang ada di sini dengan memberikan gebogan buah setiap 210 hari. Meskipun dalam situasi pandemi seperti sekarang ini, upacara tetap kami laksanakan tanpa ada halangan,” tutur Wijana. *dar
“Jadi ratusan monyet yang ada di Uluwatu kami berikan laba berupa buah-buahan hari ini. Persembahan kepada monyet yang ada di Uluwatu dilaksanakan setiap 210 hari sekali,” kata Made Sumerta.
Made Sumerta menyebut monyet yang ada di Pecatu terdiri dari 6 kelompok dengan kisaran populasi sekitar 150 hingga 200 ekor.
Manajer Pengelola Objek Wisata Kawasan Luar Pura Uluwatu Wayan Wijana, menjelaskan implementasi konsep Tri Hita Karana berupa persembahan gebogan buah kepada para monyet di Uluwatu juga dikaitkan dengan konsep pariwisata yakni cleanliness, health, safety, dan environment sustainability (CHSE). “Environment yaitu terkait dengan lingkungan. Kita menghormati monyet yang ada di sini dengan memberikan gebogan buah setiap 210 hari. Meskipun dalam situasi pandemi seperti sekarang ini, upacara tetap kami laksanakan tanpa ada halangan,” tutur Wijana. *dar
Komentar