Musda PHRI Bali Cari Figur Ketua Baru
DENPASAR,NusaBali
Badan Pengurus Daerah Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (BPD PHRI) Bali akan menggelar Musyawarah Daerah (Musda) Jumat (18/12).
Hal tersebut menyusul berakhirnya masa kepengurusan BPD PHRI Bali 2015-2020 yang dipimpin Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati atau Cok Ace, yang kini Wakil Gubernur Bali.
Ketua Organizing Commitee (OC) Musda Ida Bagus Gede Sidharta Putra menjelaskan sesuai AD/ART Musda akan membahas pertanggungjawaban pengurus, menetapkan program kerja lima tahun ke depan. “Dan tentu saja memilih Ketua PHRI Bali,” kata tokoh pariwisata yang akrab disapa Gus De, Senin (7/12), di Sekretariat PHRI Bali di Gedung Bali Tourism Board (BTB), Denpasar.
Karena dalam suasana pandemi Covid-19, pelaksanaan Musda dipastikan dengan penerapan protokol kesehatan atau CHSE (Cleanliness, Health, Safety dan Environmental Sustainability). Jumlah peserta Musda hanya sekitar 75 orang, di antaranya pengurus atau 9 BPC PHRI Kabupaten/Kota di Bali, peninjau dan undangan lainnya. “Sebelum mengikuti Musda ada rapid test,” jelas Gusde yang juga Ketua PHRI Kota Denpasar.
Sebagai salah satu stakeholder kepariwisataan terbesar, PHRI khususnya PHRI Bali mendukung program Pemprov Bali sesuai visi dan misi Nangun Sad Kerthi Loka Bali. Karenanya Musda XIV PHRI Bali mengambil tema ‘Posisi dan Peran PHRI dalam Mengimplementasikan Nangun Sat Kerthi Loka Bali’. “Karena itu kandidat wajib menyampaikan visi dan misi nanti,” tandas Gusde, tokoh pariwisata asal Desa Sanur, Denpasar Selatan.
Panitia Musda memastikan tidak akan ada figur siluman yang akan menjadi kandidat Ketua PHRI Bali. Karena sesuai AD/ART yang berhak maju sebagai kandidat harus mengantongi sejumlah persyaratan. Pertama merupakan pemilik usaha wisata dalam hal ini hotel maupun restoran. Kedua berpengalaman sebagai pengurus di PHRI. Jika di kabupaten/kota harus pernah sebagai Ketua BPC PHRI Kabupaten/Kota. Atau sebagai pengurus di BPD PHRI Provinsi maupun BPP PHRI Pusat.“ Figur ketua harus mengerti roh dan taksu Bali,” tambah Ketua SC Musda Nengah Dasi Astawa.
Dasi Astawa tak mau berkomentar lebih jauh, apakah dalam suasana kebathinan jelang musda sudah ada figur yang siap untuk memimpin PHRI Bali ke depan. Atau apakah Cok Ace akan didapuk kembali. “Saya tak mengomentari itu, saya bukan perdukunan,” elaknya. Yang jelas figur Ketua PHRI Bali diharapkan orang yang siap ngayah. Siap korban waktu, tenaga, material dan tentu saja memang menikmati kegiatan berorganisasi khususnya PHRI.
Ditambahkan Sekretaris PHRI Bali Pery Markus, semua syarat-syarat sebagai kandidat Ketua PHRI Bali sudah diatur dalam AD/ART. “Jadi bukan karena mau atau keinginan panitia,” tegasnya. Rencana Musda XIV PHRI Bali akan digelar di The Royal Pita Maha, Kedewatan Ubud, Gianyar. *k17
Ketua Organizing Commitee (OC) Musda Ida Bagus Gede Sidharta Putra menjelaskan sesuai AD/ART Musda akan membahas pertanggungjawaban pengurus, menetapkan program kerja lima tahun ke depan. “Dan tentu saja memilih Ketua PHRI Bali,” kata tokoh pariwisata yang akrab disapa Gus De, Senin (7/12), di Sekretariat PHRI Bali di Gedung Bali Tourism Board (BTB), Denpasar.
Karena dalam suasana pandemi Covid-19, pelaksanaan Musda dipastikan dengan penerapan protokol kesehatan atau CHSE (Cleanliness, Health, Safety dan Environmental Sustainability). Jumlah peserta Musda hanya sekitar 75 orang, di antaranya pengurus atau 9 BPC PHRI Kabupaten/Kota di Bali, peninjau dan undangan lainnya. “Sebelum mengikuti Musda ada rapid test,” jelas Gusde yang juga Ketua PHRI Kota Denpasar.
Sebagai salah satu stakeholder kepariwisataan terbesar, PHRI khususnya PHRI Bali mendukung program Pemprov Bali sesuai visi dan misi Nangun Sad Kerthi Loka Bali. Karenanya Musda XIV PHRI Bali mengambil tema ‘Posisi dan Peran PHRI dalam Mengimplementasikan Nangun Sat Kerthi Loka Bali’. “Karena itu kandidat wajib menyampaikan visi dan misi nanti,” tandas Gusde, tokoh pariwisata asal Desa Sanur, Denpasar Selatan.
Panitia Musda memastikan tidak akan ada figur siluman yang akan menjadi kandidat Ketua PHRI Bali. Karena sesuai AD/ART yang berhak maju sebagai kandidat harus mengantongi sejumlah persyaratan. Pertama merupakan pemilik usaha wisata dalam hal ini hotel maupun restoran. Kedua berpengalaman sebagai pengurus di PHRI. Jika di kabupaten/kota harus pernah sebagai Ketua BPC PHRI Kabupaten/Kota. Atau sebagai pengurus di BPD PHRI Provinsi maupun BPP PHRI Pusat.“ Figur ketua harus mengerti roh dan taksu Bali,” tambah Ketua SC Musda Nengah Dasi Astawa.
Dasi Astawa tak mau berkomentar lebih jauh, apakah dalam suasana kebathinan jelang musda sudah ada figur yang siap untuk memimpin PHRI Bali ke depan. Atau apakah Cok Ace akan didapuk kembali. “Saya tak mengomentari itu, saya bukan perdukunan,” elaknya. Yang jelas figur Ketua PHRI Bali diharapkan orang yang siap ngayah. Siap korban waktu, tenaga, material dan tentu saja memang menikmati kegiatan berorganisasi khususnya PHRI.
Ditambahkan Sekretaris PHRI Bali Pery Markus, semua syarat-syarat sebagai kandidat Ketua PHRI Bali sudah diatur dalam AD/ART. “Jadi bukan karena mau atau keinginan panitia,” tegasnya. Rencana Musda XIV PHRI Bali akan digelar di The Royal Pita Maha, Kedewatan Ubud, Gianyar. *k17
Komentar