Petugas KPPS di TPS Desa Angseri Kenakan Pakaian ala Drama Gong
TABANAN, NusaBali
Dua Tempat Pemungutan Suara (TPS) di Banjar Munduklumbang, Desa Angseri, Kecamatan Baturiti yakni TPS 001 dan 002 punya cara unik untuk meningkatkan partisipasi pemilih.
Meskipun di tengah pandemi Covid-19 seluruh Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) mengenakan busana lampau, mirip parekan di drama gong.
Perbekel Desa Angseri I Nyoman Warnata mengatakan TPS dibuat unik sebagai bentuk terobosan agar berbeda dari yang lain. Selain itu untuk menarik partisipasi pemilih meskipun di tengah pandemi Covid-19 tetap menyuarakan hak pilihnya ke TPS. "Kita ambil konsep pembuatan TPS kembali ke alam," tegasnya, Rabu (9/12).
Kata dia, terobosan baru yang dibuat, seluruh KPPS di TPS 001 dan TPS 002 kenakan baju masa lampau. Di mana untuk petugas pria memakai kamen di atas dada dilengkapi saput poleng. Bahkan mereka juga menenakan sepatu dan kaos kaki. Kemudian bagian udeng dibuat unik diikat pada bagian atas.
Sedangkan petugas KPPS perempuan tidak mengenakan busana kebaya, melainkan busana yang digunakan tetap mengenakan kamen, lalu di bagian dada dililit kain. Selajutnya di bagian kepala memakai kain atau istilah Bali-nya 'metengkuluk'. "Untuk busana mereka dibuat sendiri tidak disediakan oleh KPU Tabanan," beber Warnata.
Bahkan tak hanya busana, TPS juga didirikan di areal terbuka. Tetap memakai tenda, namun dihiasi sesuai budaya bali. "Kalau sebelumnya TPS memanfaatkan gedung terlihat sangat kaku, ini kita buat berbeda dengan konsep kembali ke alam," imbuhnya.
Dengan sudah dibuatkan TPS unik ini, Warnata optimis partisipasi pemilih di Banjar Munduklumbang bisa diraih 70 persen. "Dua TPS ini kita jadikan uji coba, jika ini bagus ke depan TPS di Desa Angseri diarahkan kembali mengambil konsep alam," tandasnya. *des
Perbekel Desa Angseri I Nyoman Warnata mengatakan TPS dibuat unik sebagai bentuk terobosan agar berbeda dari yang lain. Selain itu untuk menarik partisipasi pemilih meskipun di tengah pandemi Covid-19 tetap menyuarakan hak pilihnya ke TPS. "Kita ambil konsep pembuatan TPS kembali ke alam," tegasnya, Rabu (9/12).
Kata dia, terobosan baru yang dibuat, seluruh KPPS di TPS 001 dan TPS 002 kenakan baju masa lampau. Di mana untuk petugas pria memakai kamen di atas dada dilengkapi saput poleng. Bahkan mereka juga menenakan sepatu dan kaos kaki. Kemudian bagian udeng dibuat unik diikat pada bagian atas.
Sedangkan petugas KPPS perempuan tidak mengenakan busana kebaya, melainkan busana yang digunakan tetap mengenakan kamen, lalu di bagian dada dililit kain. Selajutnya di bagian kepala memakai kain atau istilah Bali-nya 'metengkuluk'. "Untuk busana mereka dibuat sendiri tidak disediakan oleh KPU Tabanan," beber Warnata.
Bahkan tak hanya busana, TPS juga didirikan di areal terbuka. Tetap memakai tenda, namun dihiasi sesuai budaya bali. "Kalau sebelumnya TPS memanfaatkan gedung terlihat sangat kaku, ini kita buat berbeda dengan konsep kembali ke alam," imbuhnya.
Dengan sudah dibuatkan TPS unik ini, Warnata optimis partisipasi pemilih di Banjar Munduklumbang bisa diraih 70 persen. "Dua TPS ini kita jadikan uji coba, jika ini bagus ke depan TPS di Desa Angseri diarahkan kembali mengambil konsep alam," tandasnya. *des
1
Komentar