Musim Hujan, Drainase Dinormalisasi
SINGARAJA, NusaBali
Memasuki musim penghujan Tenaga Harian Lepas (THL) Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Buleleng sibuk menormalisasi saluran drainase.
Sebanyak 84 orang THL disiagakan menangani saluran drainase di titik-titik potensi rawan banjir. Kepala Dinas PUTR Buleleng I Putu Adiptha Eka Putra, Rabu (9/12) mengatakan, normalisasi saluran drainase menghadapi musim penghujan sudah dilakukan persiapan sejak tiga bulan lalu. “Terakhir itu pengerukan yang di Baktiseraga saat peringatan Hari Bhakti PU ke-75. Seluruhnya sudah dibersihkan. Seluruh THL sudah disiagakan saat mendung saja langsung kami arahkan standby. Begitu ada luapan air dari drainase langsung ditangani,” imbuh dia.
Namun sejauh ini yang menjadi prioritas sejumlah titik potensi yang banjir di perkotaan. Seperti di Jalan A Yani sekitar lingkungan Jalak Putih Kelurahan Banyuasri, Jalan Pulau Lombok wilayah Kelurahan Kampung baru, dan Jalan Srikandi wilayah perbatasan Sambangan dan Baktiseraga. Namun Adhipta mengatakan potensi banjir di wilayah perkotaan sudah melandai dengan pembangunan sodetan di wilayah Desa Baktiseraga, Kecamatan/Kabupaten Buleleng yang potensi banjir di musim penghujan sangat tinggi.
“Kalau PEN jadi sodetan di Pulau Lombok tembus langsung ke Pantai akan menangani permasalahan banjir di sana. Persoalannya hanya pada pendangkalan drainase dan sampah yang dibuang oleh masyarakat. Kasus air drainase meluap karena tersumbat sampah sehingga meluap,” jelas dia.
Sementara itu puluhan petugas drainase terakhir dikerahkan untuk mengeruk saluran sepanjang 700 meter. Mulai dari simpang empat Jalan Ki Barak Panji Sakti hingga ke Pasar Baktiseraga. DAS Baktiseraga sebenarnya sudah direvitalisasi pada tahun 2019, sedimentasi pun sudah berkurang jauh. Meski sedimentasinya sudah lebih baik, tapi harus tetap diantisipasi agar tidak sampai menumpuk sehingga berpeluang menyebabkan banjir. *k23
Namun sejauh ini yang menjadi prioritas sejumlah titik potensi yang banjir di perkotaan. Seperti di Jalan A Yani sekitar lingkungan Jalak Putih Kelurahan Banyuasri, Jalan Pulau Lombok wilayah Kelurahan Kampung baru, dan Jalan Srikandi wilayah perbatasan Sambangan dan Baktiseraga. Namun Adhipta mengatakan potensi banjir di wilayah perkotaan sudah melandai dengan pembangunan sodetan di wilayah Desa Baktiseraga, Kecamatan/Kabupaten Buleleng yang potensi banjir di musim penghujan sangat tinggi.
“Kalau PEN jadi sodetan di Pulau Lombok tembus langsung ke Pantai akan menangani permasalahan banjir di sana. Persoalannya hanya pada pendangkalan drainase dan sampah yang dibuang oleh masyarakat. Kasus air drainase meluap karena tersumbat sampah sehingga meluap,” jelas dia.
Sementara itu puluhan petugas drainase terakhir dikerahkan untuk mengeruk saluran sepanjang 700 meter. Mulai dari simpang empat Jalan Ki Barak Panji Sakti hingga ke Pasar Baktiseraga. DAS Baktiseraga sebenarnya sudah direvitalisasi pada tahun 2019, sedimentasi pun sudah berkurang jauh. Meski sedimentasinya sudah lebih baik, tapi harus tetap diantisipasi agar tidak sampai menumpuk sehingga berpeluang menyebabkan banjir. *k23
Komentar