KB PII Bali Kecewa pada Jokowi
Aksi damai yang berakhir ricuh terkait dugaan penistaan agama oleh Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok tak hanya melibatkan masyarakat maupun organisasi di DKI Jakarta.
JAKARTA, NusaBali
Melainkan daerah lain ikut serta, termasuk organisasi Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (KB PII) Bali. Mereka khusus datang ke ibukota untuk melakukan aksi tersebut, karena menganggap pernyataan Ahok sudah keterlaluan sehingga hukum perlu ditegakkan. "Kami datang kemari karena ingin menuntut penegakan hukum atas penistaan agama oleh Ahok," ujar Bambang usai aksi damai saat NusaBali hubungi, Jumat (4/11).
Sayang saat ia dan masyarakat maupun organisasi massa lainnya melakukan aksi itu, tidak bisa bertemu dengan presiden lantaran orang nomor satu di Indonesia ini tak berada di tempat. Sebagai salah satu peserta aksi, KB PII Bali merasa kecewa.
Pasalnya, aksi itu sudah sejak beberapa minggu lalu direncanakan. Presiden maupun masyarakat umum sudah mengetahui pula, tetapi presiden justru pergi ke tempat lain. "Ini menunjukkan seorang pemimpin tidak gentle, padahal sudah mengetahui tentang agenda tersebut. Untuk itu, kami kecewa kepada presiden," tegas pria yang sudah 50 tahun tinggal di kota Denpasar ini.
Bambang berharap pihak berwenang segera menangani masalah penistaan agama. Bila tidak, akan ada aksi lebih besar lagi. Organisasinya pun siap mendatangkan lebih banyak lagi orang dari Bali. Untuk aksi 4 November, KB PPI Bali mendatangkan 10 orang. Mereka berangkat dari Bali ke Jakarta melalui udara pada Kamis (3/11). Mereka kumpul di kantor pusat KB PII di Menteng.
Darisana KB PPI Bali longmarch bersama KB PPI dari daerah lainnya menuju istana Merdeka. Sebelum ke istana, mereka terlebih dahulu menjalankan shalat Jumat di Istiqlal.
Selain organisasi KB PPI Bali, organisasi maupun individu dari Bali lainnya ikut serta. Mereka berangkat tidak bersamaan. "Tadi ada dari masjid Baitul Makmur, Denpasar. Mereka mendatangkan 90 orang. Ada juga dari individu-individu lainnya baik dari kota Denpasar maupun dari Klungkung.
"Saya juga melihat individu-individu yang menggunakan kaos Bali Menuju Surga, tapi saya tidak tahu dari kelompok mana dan berapa jumlahnya," terang Bambang. Meski berakhir ricuh di ibukota, aksi damai serupa di daerah lain relatif terkendali. Di Semarang, Batam, Banjarmasin, Surabaya dan kota-kota lainnya tidak sampai menimbulkan kerusuhan seperti yang terjadi di ibukota. Massa meninggalkan tempat ketika aksi tersebut harus diakhiri.
Di Semarang, massa yang turun ke jalan berjumlah sekitar 1000 orang. Massa memprotes pelarangan ini. Dari perundingan itu, massa akhirnya diizinkan berjalan menuju ke Polda Jateng yang berjarak sekitar 100 meter dari Kantor Gubernur Jateng.
Dari Batam, Kepulauan Riau, dilaporkan jumlah pendemo ratusan orang. Sasaran unjuk rasa adalah Polda Kepulauan Riau. Sebelum menggelar aksi, warga Batam menandatangani petisi yang berisi tuntutan kepada aparat penegak hukum untuk mengusut tuntas kasus penistaan yang ditudingkan kepada Ahok. k22
Melainkan daerah lain ikut serta, termasuk organisasi Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (KB PII) Bali. Mereka khusus datang ke ibukota untuk melakukan aksi tersebut, karena menganggap pernyataan Ahok sudah keterlaluan sehingga hukum perlu ditegakkan. "Kami datang kemari karena ingin menuntut penegakan hukum atas penistaan agama oleh Ahok," ujar Bambang usai aksi damai saat NusaBali hubungi, Jumat (4/11).
Sayang saat ia dan masyarakat maupun organisasi massa lainnya melakukan aksi itu, tidak bisa bertemu dengan presiden lantaran orang nomor satu di Indonesia ini tak berada di tempat. Sebagai salah satu peserta aksi, KB PII Bali merasa kecewa.
Pasalnya, aksi itu sudah sejak beberapa minggu lalu direncanakan. Presiden maupun masyarakat umum sudah mengetahui pula, tetapi presiden justru pergi ke tempat lain. "Ini menunjukkan seorang pemimpin tidak gentle, padahal sudah mengetahui tentang agenda tersebut. Untuk itu, kami kecewa kepada presiden," tegas pria yang sudah 50 tahun tinggal di kota Denpasar ini.
Bambang berharap pihak berwenang segera menangani masalah penistaan agama. Bila tidak, akan ada aksi lebih besar lagi. Organisasinya pun siap mendatangkan lebih banyak lagi orang dari Bali. Untuk aksi 4 November, KB PPI Bali mendatangkan 10 orang. Mereka berangkat dari Bali ke Jakarta melalui udara pada Kamis (3/11). Mereka kumpul di kantor pusat KB PII di Menteng.
Darisana KB PPI Bali longmarch bersama KB PPI dari daerah lainnya menuju istana Merdeka. Sebelum ke istana, mereka terlebih dahulu menjalankan shalat Jumat di Istiqlal.
Selain organisasi KB PPI Bali, organisasi maupun individu dari Bali lainnya ikut serta. Mereka berangkat tidak bersamaan. "Tadi ada dari masjid Baitul Makmur, Denpasar. Mereka mendatangkan 90 orang. Ada juga dari individu-individu lainnya baik dari kota Denpasar maupun dari Klungkung.
"Saya juga melihat individu-individu yang menggunakan kaos Bali Menuju Surga, tapi saya tidak tahu dari kelompok mana dan berapa jumlahnya," terang Bambang. Meski berakhir ricuh di ibukota, aksi damai serupa di daerah lain relatif terkendali. Di Semarang, Batam, Banjarmasin, Surabaya dan kota-kota lainnya tidak sampai menimbulkan kerusuhan seperti yang terjadi di ibukota. Massa meninggalkan tempat ketika aksi tersebut harus diakhiri.
Di Semarang, massa yang turun ke jalan berjumlah sekitar 1000 orang. Massa memprotes pelarangan ini. Dari perundingan itu, massa akhirnya diizinkan berjalan menuju ke Polda Jateng yang berjarak sekitar 100 meter dari Kantor Gubernur Jateng.
Dari Batam, Kepulauan Riau, dilaporkan jumlah pendemo ratusan orang. Sasaran unjuk rasa adalah Polda Kepulauan Riau. Sebelum menggelar aksi, warga Batam menandatangani petisi yang berisi tuntutan kepada aparat penegak hukum untuk mengusut tuntas kasus penistaan yang ditudingkan kepada Ahok. k22
Komentar