Kesdam Udayana Gelar Simulasi Pemberian Vaksin Covid-19
DENPASAR, NusaBali
Kesehatan Daerah Militer (Kesdam) IX/Udayana gelar simulasi proses pemberian vaksin Covid-19 di Makesdam IX/Udayana, pada Kamis (10/12) pukul 14.00 Wita.
Kegiatan simulasi yang digelar sampai pukul 15.00 Wita itu digelar untuk memberikan gambaran kepada masyarakat maupun petugas medis. Utamanya langkah-langkah apa yang harus dilakukan bila terjadi suatu keadaan insidentil.
Dari simulasi yang digelar kemarin ada beberapa tahapan yang dilalui pasien. Pasien tidak langsung divaksin. Sebelumnya dilakukan pengecekan suhu tubuh dan rangkaian pemeriksaan lainnya. Setidaknya ada tiga tahapan, yakni tahapan registrasi, tahapan vaksinasi, dan tahapan lanjutan bila terjadi kondisi insidentil.
Bahkan simulasi kemarin sampai pada tata cara penanganan pasien bila terjadi keadaan darurat dalam mobil ambulan. Salah satu syarat utamanya yang menjadi perhatian adalah kondisi ruangan yang bersih dan berstandar protokol kesehatan (Prokes) Covid-19.
Simulasi yang diperagakan oleh anggota Kesdam IX/Udayana tersebut langsung dipantau oleh Pangdam IX/Udayana, Mayjen TNI Maruli Simanjuntak. Juga dihadiri oleh Kapoksahli Pangdam IX/Udayana, Danrem 163/Wira Satya, Para Asisten Kasdam IX/Udayana, Para Dan/Ka Balakdam IX/Udayana, Dandim 1611/Badung, Kabid Dokkes Polda Bali, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, Perwakilan dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar, dan Kepala BPJS Provinsi Bali.
Seusai kegiatan simulasi, Pangdam mengatakan kegiatan tersebut penting dilaksanakan. Karena ini menyangkut kesehatan sehingga harus benar-benar diperhatikan tata cara dan sesuai standar. Dikatakan saat ini pemerintah sudah mendatangkan vaksin Covid-19 buatan Sinovac Biotech perusahaan biofarmasi standar internasional asal Cina.
Sebelum vaksin tersebut disuntik ke masyarakat terlebih dahulu melalui tahapan dan prosedur kesehatan yang telah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan RI dengan SOP dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI) untuk menjamin kesehatan dan keselamatan masyarakat serta efektivitas dari vaksin tersebut.
Pangdam mengatakan, simulasi ini diperlukan untuk memastikan kesiapan dari Kesdam IX/Udayana termasuk Pemerintah Daerah dalam memberikan vaksin Covid-19 di lingkungan TNI AD khususnya kepada para Prajurit dan PNS Kodam IX/Udayana termasuk kepada masyarakat sekitar agar dalam pelaksanaannya nanti dapat berjalan dengan baik.
"Simulasi ini digelar untuk mempersiapkan SOP dan tata cara pelaksanaan pemberian vaksin. Diharapkan dalam pelaksanaannya nanti Kesdam IX/Udayana sudah siap. Vaksin ini sudah melalui studi para pakar pada bidangnya dan refrensi dari luar negeri. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan," ungkapnya.
Lebih lanjut dijelaskan vaksin Covid-19 yang diterima pada tahap awal nanti diprioritaskan bagi orang yang berisiko tertular Covid-19, seperti lansia, tenaga kesehatan di rumah sakit rujukan dan tenaga kesehatan di laboratorium rujukan Covid-19. Termasuk juga kepada TNI dan Polri dengan berdasarkan ketentuan dan pemberitahuan dari Dinas Kesehatan Provinsi Bali yang bekerjasama dengan BPJS daerah Provinsi Bali.
"Kewenangan untuk menentukan jumlah alokasi pemberian vaksin di setiap daerah pada tahap awal ini ditentukan oleh Pemerintah Pusat dengan pengajuan dan pertimbangan dari Pemerintah Daerah," tegas Pangdam.
Pangdam berharap menjadikan Bali sebagai prioritas. Karena Bali menurutnya layak untuk diprioritaskan. "Salah satu hal yang buat Bali jadi prioritas misalnya karena Bali ini daerah tujuan wisata dunia. Yang jelas pada tahap awal ini diprioritaskan adalah tenaga kesehatan," tandasnya. *pol
Dari simulasi yang digelar kemarin ada beberapa tahapan yang dilalui pasien. Pasien tidak langsung divaksin. Sebelumnya dilakukan pengecekan suhu tubuh dan rangkaian pemeriksaan lainnya. Setidaknya ada tiga tahapan, yakni tahapan registrasi, tahapan vaksinasi, dan tahapan lanjutan bila terjadi kondisi insidentil.
Bahkan simulasi kemarin sampai pada tata cara penanganan pasien bila terjadi keadaan darurat dalam mobil ambulan. Salah satu syarat utamanya yang menjadi perhatian adalah kondisi ruangan yang bersih dan berstandar protokol kesehatan (Prokes) Covid-19.
Simulasi yang diperagakan oleh anggota Kesdam IX/Udayana tersebut langsung dipantau oleh Pangdam IX/Udayana, Mayjen TNI Maruli Simanjuntak. Juga dihadiri oleh Kapoksahli Pangdam IX/Udayana, Danrem 163/Wira Satya, Para Asisten Kasdam IX/Udayana, Para Dan/Ka Balakdam IX/Udayana, Dandim 1611/Badung, Kabid Dokkes Polda Bali, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, Perwakilan dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar, dan Kepala BPJS Provinsi Bali.
Seusai kegiatan simulasi, Pangdam mengatakan kegiatan tersebut penting dilaksanakan. Karena ini menyangkut kesehatan sehingga harus benar-benar diperhatikan tata cara dan sesuai standar. Dikatakan saat ini pemerintah sudah mendatangkan vaksin Covid-19 buatan Sinovac Biotech perusahaan biofarmasi standar internasional asal Cina.
Sebelum vaksin tersebut disuntik ke masyarakat terlebih dahulu melalui tahapan dan prosedur kesehatan yang telah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan RI dengan SOP dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI) untuk menjamin kesehatan dan keselamatan masyarakat serta efektivitas dari vaksin tersebut.
Pangdam mengatakan, simulasi ini diperlukan untuk memastikan kesiapan dari Kesdam IX/Udayana termasuk Pemerintah Daerah dalam memberikan vaksin Covid-19 di lingkungan TNI AD khususnya kepada para Prajurit dan PNS Kodam IX/Udayana termasuk kepada masyarakat sekitar agar dalam pelaksanaannya nanti dapat berjalan dengan baik.
"Simulasi ini digelar untuk mempersiapkan SOP dan tata cara pelaksanaan pemberian vaksin. Diharapkan dalam pelaksanaannya nanti Kesdam IX/Udayana sudah siap. Vaksin ini sudah melalui studi para pakar pada bidangnya dan refrensi dari luar negeri. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan," ungkapnya.
Lebih lanjut dijelaskan vaksin Covid-19 yang diterima pada tahap awal nanti diprioritaskan bagi orang yang berisiko tertular Covid-19, seperti lansia, tenaga kesehatan di rumah sakit rujukan dan tenaga kesehatan di laboratorium rujukan Covid-19. Termasuk juga kepada TNI dan Polri dengan berdasarkan ketentuan dan pemberitahuan dari Dinas Kesehatan Provinsi Bali yang bekerjasama dengan BPJS daerah Provinsi Bali.
"Kewenangan untuk menentukan jumlah alokasi pemberian vaksin di setiap daerah pada tahap awal ini ditentukan oleh Pemerintah Pusat dengan pengajuan dan pertimbangan dari Pemerintah Daerah," tegas Pangdam.
Pangdam berharap menjadikan Bali sebagai prioritas. Karena Bali menurutnya layak untuk diprioritaskan. "Salah satu hal yang buat Bali jadi prioritas misalnya karena Bali ini daerah tujuan wisata dunia. Yang jelas pada tahap awal ini diprioritaskan adalah tenaga kesehatan," tandasnya. *pol
1
Komentar