Siswa Bertumbangan, 9 Korban Dilarikan ke RS
Puluhan siswa-siswi SMP dan SMA/SMK bertumbangan saat mengikuti Lomba Gerak Jalan memperingati Hari Puputan Margarana dan HUT Kota Tabanan, Jumat (4/11) pagi. Bahkan, 9 korban di antaranya harus dilarikan ke RSUD Tabanan untuk menjalani perawatan.
Lomba Gerak Jalan Puputan Margarana-HUT Kota Tabanan
TABANAN, NusaBali
Seluruh korban bertumbangan setelah mereka mencapai finish di Taman Makam Pahlawan (TPM) Pancakatirta Kota Tabanan (untuk putra) dan Lapangan Alit Saputra Tabanan (untuk putri). Mereka umumnya lemas karena kekelahan dan mengalami dehidrasi. Para korban mencapai puluhan orang yang bertumbangan ini kemudian digotong ke bawah pohon untuk perawatan, termasuk diberi bantuan pernapasan.
Namun, 9 siswa-siswi yang kondisinya cukup parah, terpaksa harus dilarikan ke RSUD Tabanan untuk mendapatkan perawatan intensig. Mereka masing-masing Ni Nyoman Yustika Rani (siswi SMPN 1 Pupuan), Ni Nengah Dhyana Pryasita Sri Devi (siswi SMPN 3 Tabanan), Ni Luh Gede Dila Anggreni (siswi SMPN 2 Pupuan, Ni Putu Nopriyanti (siswi SMAN 1 Baturiti), Rizki Diandra (siswa SMAN 1 Kediri), Veri Andika (sisswa Madrasah Raudlotul Huffads), Muhamad Hatami (siswa Madrasah Bali Bina Insani), Yudi Nugraha (siswa SMAN 1 Tabanan), dan Tedi Ariada (siswa SMAN 1 Tabanan).
Lomba Gerak Jalan memperingati Puputan Margarana dan HUT Kota Tabanan yang rutin digelar Dinas Pendidikan-Pemuda-Olahraga (Disdikpora) Tabanan kemarin diikuti 102 regu SMP dan SMA/SMK. Rinciannya, 49 regu putra dan 53 regu putri. Start dilakukan di TMP Pancakatirta Kota Tabanan, sementara finish di tempat berbeda derngan rute berbeda-beda pula untuk regu putra dan putri.
Untuk regu putra menempuh jarak sejauh 13 kilometer, dengan rute TMP Pancakatirta Tabanan-Desa Marga-Desa Kukuh-TMP Pancakatirta Tabanan. Sedangkan regu putri menempuh jarak sejauh 10 kilometer, dengan rute TMP Pancakatirta Tabanan- Desa Tunjuk-Lapangan Alit Saputra Tabanan. Seluruh regu start dari TMP Pancakatirta, Jumat pagi sekitar pukul 08.00 Wita.
Pantuan NusaBali, seluruh regu peserta gerak jalan berhasil mencapai garis finish dalam kondisi utuh. Namun, setibanya di garis finish, puluhan peserta bertumbangan. Mereka didominasi laki-laki. Bahkan, sebagian dari mereka jatuh pingsan, hingga dilarikan ke RSUD Tabanan, sebagaimana dialami Ni Luh Gede Dila Anggreni, 14, siswi SMPN 2 Pupuan.
"Sebenarnya saya sudah lemas menjelang masuk finish. Tapi, saya coba tahan. Begitu me-nyentuh garis finish, saya jatuh pingsan,” cerita Dila Anggreni saat ditemui NusaBali di ruang perawatyan RSUD Tabanan, Jumat siang.
Paparan senada disampaikan Putu Yudi Nugraha, 16, korban gerak jalan dari SMAN 1 Tabanan. Selain merasa lemas, Yudi Nugraha juga menderita kaki terkelupas bagian telapak. "Kaki saya sudah lecet sejak latihan, tapi sekarang benar-benar tambah sakit," papar Yudi.
Sementara itu, Kabid Humas dan Sim Rekam Medis RSUD Tabanan, I Made Suarjaya, menjelaskan dari 9 korban gerak jalan yang dilarikan ke rumah sakit, dominan mengalami lemas, sesak napas, mual, dan pusing. Ada pula mengalami lecet di telapak kaki. "Mereka hanya diberikan pertolongan lewat Oksigen, tidak ada gejala harus dirawat inap. Kalau kondisinya sudah mendingan, mereka nanti bisa pulang," jelas Made Suarjaya.
Sedangkan Kepala Bidang Pemuda dan Olahraga Disdikpora Tabanan, I Made Darma-wita, mangatakan banyaknya peserta gerak jalan bertumbangan diduga karena format lomba tahun ini diubah menjadi ‘kecepatan dan keutuhan’. Kalau tahun-tahun sebelumnya, menggunakan format ‘kerapian dan ketepatan waktu’. "Mungkin karena perubahan format lomba ini, mereka banyak yang bertumbangan," papar Darmawita.
Menurut Darmawita, perubahan format ini dilakukan untuk menghindari kecurangan dalam penilaian. Masalahnya, jika menggunakan format ‘kerapian dan ketepatan waktu’, penilaiannya sangat subjektif. Misalnya, jika ada masing sekolah gurunya jadi juri, pasti nilai regu sekolahnya dilebihkan. cr61
1
Komentar