Pemkab Buleleng Segera Simulasikan Biaya Operasional Pasar Banyuasri
Dilengkapi Sejumlah Teknologi, Revitalisasi Pasar Banyuasri-Singaraja Sudah 99 Rampung
Gedung Pasar Banyuasri di Singaraja dibangun berantai tiga, terdiri dari 116 unit los, 49 kios, 92 Ruko, dengan dilengkapi dengan fasilitas eskalator dan lift
SINGARAJA, NusaBali
Proyek revitalisasi Pasar Banyuasri, Singaraja, di Kelurahan Banyuasri, Kecamatan Buleleng sudah 99 persen rampung dan segera akan beroperasi awal tahun 2021 mendatang. Pasar Banyuasri bernilai Rp 159,5 miliar yang dibangun dengan desain modern berlantai tiga ini, di-lengkapi sejumlah teknologi. Pemkab Buleleng pun segera akan hitung dan simulasikan biaya operasional pasar tradisional semi modern ini.
Pantauan NusaBali, Kamis (10/12), akses dari Lantai I ke Lantai II, dan Lantai III Pasar Banyuasri dilengkapi dengan ekslator dan lift, selain juga menggunakan anak tangga manual. Selain itu, zona untuk jualan daging dan ikan di Lantai I juga dilengkapi dengan pendingin ruangan, untuk menjaga kenyamanan pengunjung serta kualitas daging dan ikan agar tetap segar.
Namun, sejumlah teknologi modern yang melengkapi Gedung Pasar Banyuasri yang terdiri dari 116 unit los, 49 kios, dan 92 Ruko ini berpotensi merogoh biaya operasional cukup besar. Pemkab Buleleng pun segera akan hitung dan mensimulasikan biaya operasional Pasar Banyuasri.
Hal ini disampaikan Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana, saat lakukan pemantauan dan mengumpulkan sejumlah perwakilan pedagang di Pasar Banyuasri, kemarin pagi. Bupati Agus Suradnyana mengakui biaya operasional Pasar Banyuasri yang baru dibangun ini pastinya cukup besar.
“Tentu saja biaya operasionalnya tinggi. Tetapi, masyarakat ada kenyamanan saat datang ke Pasar Banyuasri. Nah, bagaimana mengaturnya, kita lihat dulu nanti biaya operasionalnya. Mungkin akan untung sedikit, tetapi volume jualnya banyak karena pembeli nyaman. Semua akan kita hitung dan simulasikan,” jelas Agus Suradnyana.
Agus Suradnyana mengutaran sejumlah kemungkinan untuk mengirit biaya operasional Pasar Banyuasri. Misalnya, penggunaan eskalator hanya saat pengunjung pasar sedang padat dan ramai.
Menurut Agus Suradnyana, setelah diresmikan nanti, pengelolaan Pasar Banyuasri akan dilimpahkan sepenuhnya kepada Perusahaan Daerah (PD) Pasar Buleleng. Pengelola pasar ditekankan untuk transparan dalam pengelolaan ruang, sesuai dengan zonasinya. PD Pasar Buleleng diinstruksikan untuk membuat aturan tegas, agar tidak terjadi pelanggaran dalam pemafaatan zona-zona pedagang di pasar yang berlokasi di bagian barat Kota Singaraja ini.
“Ini kan sering di mana ramai, semua megerudugan (bedol) ke sana. PD Pasar harus tegas. Jangan coba mengambil distribusi bagi pelanggar, biar tidak menjadi persoalan. Jangan coba-coba. Jangan karena urusan pendapatan, mengorbankan zonasi,” tegas Bupati asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar, Buleleng yang juga Ketua DPC PDIP Buleleng ini.
Mantan Ketua Komisi III DPRD Bali tiga periode ini juga menekankan seluruh komponen agar menjaga kebersihan Pasar Banyuasri. Disebutkan, pasar megah ini dibangun pemerintah untuk kenyamanan masyraakat berbelanja di pasar tradisional. Teknologi modern yang tertanam pada bangunan Pasar Banyuasri akan mubazir, jika kebersihannnya tidak dijaga.
Jika pedagang tidak sempat bersih-bersih, menurut Agus Suradnyana, bisa menggunakan jasa pihak ketiga dengan mengeluarkan uang kebersihan secukupnya. Hal itu dimungkinkan, karena membersihkan areal pasar semi tradisional tidak dapat dilakukan dengan alat kebersihan manual. Diperlukan alat kebersihan dengan teknik tertentu, seperti di zona daging dan ikan.
Menurut cAgus Suradnyana, Pasar banyuasri bukan hanya disiapkan untuk pasar rakyat dan penguatan UMKM. Pasar yang dilengkapi teknologi modern ini juga bisa menjadi Daya Tarik Wisata (DTW) baru di Buleleng. Selain menyesuaikan diri dengan berdagang bersih, seluruh pedagang di Pasar Banyuasri juga harus menjaga sikap terutama menjadi pedagang yang ramah dan murah senyum saat menerima pembeli.
Ke depan, Pasar Banyuasri juga dirancang dengan penempatan sejumlah usaha dengan branding internasional. Selain memang menyuguhkan sejumlah produksi pertanian, kuliner, dan produk UMKM di Buleleng dengan kualitas terbaik, di dalam pasar ini juga akan dibuka stand bank dan money changer, yang mendukung cita-cita menjadikan Pasar Banyuasri sebagai DTW baru di Buleleng.
Dari desain arsitektur, Pasar Banyuasri memang dibuat semi modern, dengan menempatkan parkir mobil di Lantai 3. Agus Suradnyana mengatakan, hal ini didasari survei yang dilakukan pada gedung mall dan juga bangunan modern di Denpasar, yang dilengkapi dengan parkir basement. “Parkir di atas bisa mendapatkan udara yang segar, senitasi bagus, situasi terang,” katanya.
Pasar Banyuasri sendiri rencananya akan diupacarai pamelaspas, pertengahan Januari 2021 mendatang. Pembangunan Pasar Banyuasri yang dimulai setahun 2019 lalu ini sudah mencapai 99 persen. Hampir semua pekerjaan proyek sudah rampung, tinggal penataan pohon di taman depan yang dipastikan tuntas 100 persen per 15 Desember nanti. Agus Suradnyana menyatakan, setelah diupacara pamelaspas, selanjutnya akan dicarikan dewasa ayu peresmian Pasar Banyuasri oleh Gubernur Bali.
Sementara itu, sejumlah perwakilan pedagang Pasar Banyuasri yang dihadirkan Bupati kemarin, mengaku masih menunggu kebijakan pengaturan tempat berdagang mereka dari PD Pasar Buleleng. Termasuk kepastian pedagang Pasar Tumpah yang rencananya akan dimasukkan ke areal Pasar Banyuasri. Hanya saja, ratusan pedagang Pasar Tumpah yang kini masih berjualan di Terminal Banyuasri, nantinya akan menempati ruang terbuka di areal parkir tengah-tengah bangunan Pasar Banyuasri. *k23
Proyek revitalisasi Pasar Banyuasri, Singaraja, di Kelurahan Banyuasri, Kecamatan Buleleng sudah 99 persen rampung dan segera akan beroperasi awal tahun 2021 mendatang. Pasar Banyuasri bernilai Rp 159,5 miliar yang dibangun dengan desain modern berlantai tiga ini, di-lengkapi sejumlah teknologi. Pemkab Buleleng pun segera akan hitung dan simulasikan biaya operasional pasar tradisional semi modern ini.
Pantauan NusaBali, Kamis (10/12), akses dari Lantai I ke Lantai II, dan Lantai III Pasar Banyuasri dilengkapi dengan ekslator dan lift, selain juga menggunakan anak tangga manual. Selain itu, zona untuk jualan daging dan ikan di Lantai I juga dilengkapi dengan pendingin ruangan, untuk menjaga kenyamanan pengunjung serta kualitas daging dan ikan agar tetap segar.
Namun, sejumlah teknologi modern yang melengkapi Gedung Pasar Banyuasri yang terdiri dari 116 unit los, 49 kios, dan 92 Ruko ini berpotensi merogoh biaya operasional cukup besar. Pemkab Buleleng pun segera akan hitung dan mensimulasikan biaya operasional Pasar Banyuasri.
Hal ini disampaikan Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana, saat lakukan pemantauan dan mengumpulkan sejumlah perwakilan pedagang di Pasar Banyuasri, kemarin pagi. Bupati Agus Suradnyana mengakui biaya operasional Pasar Banyuasri yang baru dibangun ini pastinya cukup besar.
“Tentu saja biaya operasionalnya tinggi. Tetapi, masyarakat ada kenyamanan saat datang ke Pasar Banyuasri. Nah, bagaimana mengaturnya, kita lihat dulu nanti biaya operasionalnya. Mungkin akan untung sedikit, tetapi volume jualnya banyak karena pembeli nyaman. Semua akan kita hitung dan simulasikan,” jelas Agus Suradnyana.
Agus Suradnyana mengutaran sejumlah kemungkinan untuk mengirit biaya operasional Pasar Banyuasri. Misalnya, penggunaan eskalator hanya saat pengunjung pasar sedang padat dan ramai.
Menurut Agus Suradnyana, setelah diresmikan nanti, pengelolaan Pasar Banyuasri akan dilimpahkan sepenuhnya kepada Perusahaan Daerah (PD) Pasar Buleleng. Pengelola pasar ditekankan untuk transparan dalam pengelolaan ruang, sesuai dengan zonasinya. PD Pasar Buleleng diinstruksikan untuk membuat aturan tegas, agar tidak terjadi pelanggaran dalam pemafaatan zona-zona pedagang di pasar yang berlokasi di bagian barat Kota Singaraja ini.
“Ini kan sering di mana ramai, semua megerudugan (bedol) ke sana. PD Pasar harus tegas. Jangan coba mengambil distribusi bagi pelanggar, biar tidak menjadi persoalan. Jangan coba-coba. Jangan karena urusan pendapatan, mengorbankan zonasi,” tegas Bupati asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar, Buleleng yang juga Ketua DPC PDIP Buleleng ini.
Mantan Ketua Komisi III DPRD Bali tiga periode ini juga menekankan seluruh komponen agar menjaga kebersihan Pasar Banyuasri. Disebutkan, pasar megah ini dibangun pemerintah untuk kenyamanan masyraakat berbelanja di pasar tradisional. Teknologi modern yang tertanam pada bangunan Pasar Banyuasri akan mubazir, jika kebersihannnya tidak dijaga.
Jika pedagang tidak sempat bersih-bersih, menurut Agus Suradnyana, bisa menggunakan jasa pihak ketiga dengan mengeluarkan uang kebersihan secukupnya. Hal itu dimungkinkan, karena membersihkan areal pasar semi tradisional tidak dapat dilakukan dengan alat kebersihan manual. Diperlukan alat kebersihan dengan teknik tertentu, seperti di zona daging dan ikan.
Menurut cAgus Suradnyana, Pasar banyuasri bukan hanya disiapkan untuk pasar rakyat dan penguatan UMKM. Pasar yang dilengkapi teknologi modern ini juga bisa menjadi Daya Tarik Wisata (DTW) baru di Buleleng. Selain menyesuaikan diri dengan berdagang bersih, seluruh pedagang di Pasar Banyuasri juga harus menjaga sikap terutama menjadi pedagang yang ramah dan murah senyum saat menerima pembeli.
Ke depan, Pasar Banyuasri juga dirancang dengan penempatan sejumlah usaha dengan branding internasional. Selain memang menyuguhkan sejumlah produksi pertanian, kuliner, dan produk UMKM di Buleleng dengan kualitas terbaik, di dalam pasar ini juga akan dibuka stand bank dan money changer, yang mendukung cita-cita menjadikan Pasar Banyuasri sebagai DTW baru di Buleleng.
Dari desain arsitektur, Pasar Banyuasri memang dibuat semi modern, dengan menempatkan parkir mobil di Lantai 3. Agus Suradnyana mengatakan, hal ini didasari survei yang dilakukan pada gedung mall dan juga bangunan modern di Denpasar, yang dilengkapi dengan parkir basement. “Parkir di atas bisa mendapatkan udara yang segar, senitasi bagus, situasi terang,” katanya.
Pasar Banyuasri sendiri rencananya akan diupacarai pamelaspas, pertengahan Januari 2021 mendatang. Pembangunan Pasar Banyuasri yang dimulai setahun 2019 lalu ini sudah mencapai 99 persen. Hampir semua pekerjaan proyek sudah rampung, tinggal penataan pohon di taman depan yang dipastikan tuntas 100 persen per 15 Desember nanti. Agus Suradnyana menyatakan, setelah diupacara pamelaspas, selanjutnya akan dicarikan dewasa ayu peresmian Pasar Banyuasri oleh Gubernur Bali.
Sementara itu, sejumlah perwakilan pedagang Pasar Banyuasri yang dihadirkan Bupati kemarin, mengaku masih menunggu kebijakan pengaturan tempat berdagang mereka dari PD Pasar Buleleng. Termasuk kepastian pedagang Pasar Tumpah yang rencananya akan dimasukkan ke areal Pasar Banyuasri. Hanya saja, ratusan pedagang Pasar Tumpah yang kini masih berjualan di Terminal Banyuasri, nantinya akan menempati ruang terbuka di areal parkir tengah-tengah bangunan Pasar Banyuasri. *k23
Komentar