Tulisan 'Alun-alun Gianyar' Diperbaiki
Pasca Dikritik Saat Diunggah di Medsos
Tulisan bercahaya merah pada malam hari itu kembali jadi perhatian masyarakat.
GIANYAR, NusaBali
Pemasangan aksara Bali 'Alun-alun Gianyar' sebagai bagian dari proyek penataan Lapangan Astina, sempat menuai kritikan dari masyarakat. Karena aksara ini kurang tepat, terutama pada penulisan Gianyar.
Kritik tersebut dilontarkan sejumlah warga yang paham tata titi (tata aturan) penulisan aksara Bali. Kritik ini muncul pasca Bupati Gianyar I Made ‘Agus’ Mahayastra yang memposting progres penataan lapangan yang hampir rampung, Minggu (22/11) lalu.
Setelah ramai diperbincangkan warga, aksara Bali ‘Alun-alun Gianyar’ itu pun langsung diselubung dengan plastik. Menyikapi kritik itu, Kepala Dinas PUPR Gianyar Ir I Wayan Karya bersurat ke Koordinator Prodi (Program Studi) Sastra Bali, Fakultas Ilmu Budaya, Unud. Pada surat bernomor : 640/6143/PUPR/2020 dengan perihal permohonan alih aksara dari huruf latin ke aksara Bali. Selanjutnya, melalui surat balasan No : 16/UN14.2.1.V.2/PD/2020 tentang alih aksara huruf latin ke aksara Bali kepada Kepala Dinas PUPR Gianyar, Koordinator Prodi Sastra Bali menyampaikan aksara Bali untuk ‘Alun-alun Gianyar’ sesuai dengan aturan pasang aksara Bali yang berlaku. ‘Alun-alun’ menjadi satu kata yang dipisah dengan adeg-adeg. Kemudian ‘Gianyar’ menggunakan gantungan nania. Setelah ada rekomendasi itu, tulisan ‘Alun-alun Gianyar’ diperbaiki dan dibuka mulai Kamis (10/12) malam. Tulisan bercahaya merah pada malam hari itu kembali jadi perhatian masyarakat. ‘’Oh, tulisan ‘Alun-alun Gianyar’ ini sudah diperbaiki, sekarang sudah benar,’’ ujar beberapa warga dengan nada puas. Namun, masyarakat harus bersabar untuk bisa berfoto di lokasi setempat. Karena proyek penataan lapangan itu belum rampung.
Sebelumnya diberitakan, kritik tentang aksara Bali salah itu disampaikan Koordinator Penyuluh Bahasa Bali Provinsi Bali I Wayan Suarmaja. "Ada beberapa yang berdiskusi setelah melihat postingan itu di medsos," ungkapnya. Dikatakan memang ada sedikit kekeliruan dalam penulisan aksara Bali. "Kekeliruan itu pada uger-uger (tata penulisan) kata ‘Gianyar’. Harusnya ‘Gianyar’ itu menggunakan nania (gantungan, Red) di bagian ‘Gia’. Kalau dalam satu kata ada i dan a diganti dengan nania," katanya.
Menyikapi kekeliruan tulisan aksara Bali ini Bupati Gianyar I Made ‘Agus’ Mahayastra mengaku, bila memang terjadi kekeliruan dalam penulisan aksara Bali, pihaknya akan segera mengkoreksi.
Menurut Mahayastra, kekeliruan ini hanya masalah sepele, apalagi penataan Lapangan Astina belum diresmikan. Karena pengerjaan masih dilakukan oleh Kontraktor PT Tunas Jaya Sanur hingga Desember 2020.
Untuk diketahui, plang nama "Alun-Alun Gianyar" awalnya sudah terpasang. Namun karena ramai menuai kritikan, maka tulisan itu langsung ditutup, Selasa (24/11).*nvi
Pemasangan aksara Bali 'Alun-alun Gianyar' sebagai bagian dari proyek penataan Lapangan Astina, sempat menuai kritikan dari masyarakat. Karena aksara ini kurang tepat, terutama pada penulisan Gianyar.
Kritik tersebut dilontarkan sejumlah warga yang paham tata titi (tata aturan) penulisan aksara Bali. Kritik ini muncul pasca Bupati Gianyar I Made ‘Agus’ Mahayastra yang memposting progres penataan lapangan yang hampir rampung, Minggu (22/11) lalu.
Setelah ramai diperbincangkan warga, aksara Bali ‘Alun-alun Gianyar’ itu pun langsung diselubung dengan plastik. Menyikapi kritik itu, Kepala Dinas PUPR Gianyar Ir I Wayan Karya bersurat ke Koordinator Prodi (Program Studi) Sastra Bali, Fakultas Ilmu Budaya, Unud. Pada surat bernomor : 640/6143/PUPR/2020 dengan perihal permohonan alih aksara dari huruf latin ke aksara Bali. Selanjutnya, melalui surat balasan No : 16/UN14.2.1.V.2/PD/2020 tentang alih aksara huruf latin ke aksara Bali kepada Kepala Dinas PUPR Gianyar, Koordinator Prodi Sastra Bali menyampaikan aksara Bali untuk ‘Alun-alun Gianyar’ sesuai dengan aturan pasang aksara Bali yang berlaku. ‘Alun-alun’ menjadi satu kata yang dipisah dengan adeg-adeg. Kemudian ‘Gianyar’ menggunakan gantungan nania. Setelah ada rekomendasi itu, tulisan ‘Alun-alun Gianyar’ diperbaiki dan dibuka mulai Kamis (10/12) malam. Tulisan bercahaya merah pada malam hari itu kembali jadi perhatian masyarakat. ‘’Oh, tulisan ‘Alun-alun Gianyar’ ini sudah diperbaiki, sekarang sudah benar,’’ ujar beberapa warga dengan nada puas. Namun, masyarakat harus bersabar untuk bisa berfoto di lokasi setempat. Karena proyek penataan lapangan itu belum rampung.
Sebelumnya diberitakan, kritik tentang aksara Bali salah itu disampaikan Koordinator Penyuluh Bahasa Bali Provinsi Bali I Wayan Suarmaja. "Ada beberapa yang berdiskusi setelah melihat postingan itu di medsos," ungkapnya. Dikatakan memang ada sedikit kekeliruan dalam penulisan aksara Bali. "Kekeliruan itu pada uger-uger (tata penulisan) kata ‘Gianyar’. Harusnya ‘Gianyar’ itu menggunakan nania (gantungan, Red) di bagian ‘Gia’. Kalau dalam satu kata ada i dan a diganti dengan nania," katanya.
Menyikapi kekeliruan tulisan aksara Bali ini Bupati Gianyar I Made ‘Agus’ Mahayastra mengaku, bila memang terjadi kekeliruan dalam penulisan aksara Bali, pihaknya akan segera mengkoreksi.
Menurut Mahayastra, kekeliruan ini hanya masalah sepele, apalagi penataan Lapangan Astina belum diresmikan. Karena pengerjaan masih dilakukan oleh Kontraktor PT Tunas Jaya Sanur hingga Desember 2020.
Untuk diketahui, plang nama "Alun-Alun Gianyar" awalnya sudah terpasang. Namun karena ramai menuai kritikan, maka tulisan itu langsung ditutup, Selasa (24/11).*nvi
Komentar