Ikan Lemuru Terdampar di Pantai Jimbaran
MANGUPURA, NusaBali
Ribuan ikan Lemuru terdampar di sepanjang Pantai Muaya, Kelurahan Jimbaran, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, Kamis (10/12) pagi.
Fenomena munculnya ikan Lemuru yang disebut-sebut terjadi 10 tahun sekali ini, menjadi berkah bagi para nelayan di tengah pandemi Covid-19.
Ketua Kelompok Sadar Nelayan Jimbaran, I Made Komet, mengatakan ribuan ikan Lemuru tersebut mendadak terdampar di Pantai Muaya, Kamis (10/12) pagi sekitar pukul 08.00 Wita. Saat kejadian, para nelayan setempat sedang melakukan aktivitas di perahu masing-masing.
Nah, begitu ada ribuan ikan Lemuru terdampar ke tepi pantai, semua nelayan langsung berlomba mengambil ikan-ikan berukuran kecil tersebut. "Sepanjang bentang Pantai Muaya yang panjangnya sekitar 1,4 kilometer, penuh dengan ikan Lemuru. Ikan-ikan tersebut muncul secara bergerombol dan langsung terpental ke pasir,” ungkap Made Komet di Pantai Muaya, Jimbaran, Jumat (11/12).
Menurut Made Komet, ikan Lemuru yang terdampar itu diperkirakan mencapai 200 kilogram. Adanya ikan terdampar ini menjadi berkah bagi seluruh nelayan yang saat kejadian berada di Pantai Muayai. Para nelayan bisa menjual ikan terdampar itu dengan harga Rp 3.000 per kilogram.
"Fenomena ikan Lemuru terdampar ini menjadi berkah bagi kami nelayan di Jimbaran saat pandemi Covid-19. Kami tidak perlu melaut hari itu, ikannya datang sendiri ke pantai dan tinggal ditangkap," selorohnya.
Made Komet menyebutkan, peristiwa ikan Lemuru terdampar ini merupakan kejadian musiman. Hanya saja, rentang waktu kejadiannya tidak bisa ditentukan. Bisa 10 tahun sekali, ada kalanya muncul 5 tahun sekali. “Terakhir, fenomena ikan Lemuru terdampar terjadi tahun 2010 silam,” kenang Made Komet.
Paparan hampir senada iuga disampaikan Lurah Jimbaran, I Ketut Rimbawan. Menurut Rimbawan, kejadian ikan Lemuru terdampar terjadi secara berkala, kadang sampai 10 tahun baru muncul lagi. Disebutkan, ini kejadian pertama sejak Rimbawan menjabat sebagai Lurah Jimbaran.
Rimbawan menyebutkan, fenomena ikan terdampar ke bibir pantai ini tanpa diawali pertanda alam apa pun. "Kalau ikan naik ke daratan (terdampar) memang sering terjadi pada periode-periode tertentu. Biasanya, ikan muncul begitu saja, tanpa ada tanda-tanda sebelumnya,” beber Rimbawan saat dihubungi terpisah, Jumat kemarin.
Sementara itu, Kepala Bidang Data dan Informasi BBMKG Wilayah III Denpasar, Iman Fatchurochman, mengatakan peristiwa ikan Lemuru terdampar di Pantai Muaya, Kelurahan Jimbaran tidak ada kaitannya dengan fenomena alam. Dari hasil analisanya, tidak ada tanda-tanda alam yang terjadi di Jimbaran dan sekitarnya.
Imam menduga gerombolan ikan Lemuru bergerak ke tepi pantai hingga terdampar di pasir, karena dikejar oleh predator dari tengah laut. "Dugaan kita seperti itu, dikejar predator. Kalau fenomena alam tidak ada. Semuanya normal saja,” jelas Iman. *dar
Ketua Kelompok Sadar Nelayan Jimbaran, I Made Komet, mengatakan ribuan ikan Lemuru tersebut mendadak terdampar di Pantai Muaya, Kamis (10/12) pagi sekitar pukul 08.00 Wita. Saat kejadian, para nelayan setempat sedang melakukan aktivitas di perahu masing-masing.
Nah, begitu ada ribuan ikan Lemuru terdampar ke tepi pantai, semua nelayan langsung berlomba mengambil ikan-ikan berukuran kecil tersebut. "Sepanjang bentang Pantai Muaya yang panjangnya sekitar 1,4 kilometer, penuh dengan ikan Lemuru. Ikan-ikan tersebut muncul secara bergerombol dan langsung terpental ke pasir,” ungkap Made Komet di Pantai Muaya, Jimbaran, Jumat (11/12).
Menurut Made Komet, ikan Lemuru yang terdampar itu diperkirakan mencapai 200 kilogram. Adanya ikan terdampar ini menjadi berkah bagi seluruh nelayan yang saat kejadian berada di Pantai Muayai. Para nelayan bisa menjual ikan terdampar itu dengan harga Rp 3.000 per kilogram.
"Fenomena ikan Lemuru terdampar ini menjadi berkah bagi kami nelayan di Jimbaran saat pandemi Covid-19. Kami tidak perlu melaut hari itu, ikannya datang sendiri ke pantai dan tinggal ditangkap," selorohnya.
Made Komet menyebutkan, peristiwa ikan Lemuru terdampar ini merupakan kejadian musiman. Hanya saja, rentang waktu kejadiannya tidak bisa ditentukan. Bisa 10 tahun sekali, ada kalanya muncul 5 tahun sekali. “Terakhir, fenomena ikan Lemuru terdampar terjadi tahun 2010 silam,” kenang Made Komet.
Paparan hampir senada iuga disampaikan Lurah Jimbaran, I Ketut Rimbawan. Menurut Rimbawan, kejadian ikan Lemuru terdampar terjadi secara berkala, kadang sampai 10 tahun baru muncul lagi. Disebutkan, ini kejadian pertama sejak Rimbawan menjabat sebagai Lurah Jimbaran.
Rimbawan menyebutkan, fenomena ikan terdampar ke bibir pantai ini tanpa diawali pertanda alam apa pun. "Kalau ikan naik ke daratan (terdampar) memang sering terjadi pada periode-periode tertentu. Biasanya, ikan muncul begitu saja, tanpa ada tanda-tanda sebelumnya,” beber Rimbawan saat dihubungi terpisah, Jumat kemarin.
Sementara itu, Kepala Bidang Data dan Informasi BBMKG Wilayah III Denpasar, Iman Fatchurochman, mengatakan peristiwa ikan Lemuru terdampar di Pantai Muaya, Kelurahan Jimbaran tidak ada kaitannya dengan fenomena alam. Dari hasil analisanya, tidak ada tanda-tanda alam yang terjadi di Jimbaran dan sekitarnya.
Imam menduga gerombolan ikan Lemuru bergerak ke tepi pantai hingga terdampar di pasir, karena dikejar oleh predator dari tengah laut. "Dugaan kita seperti itu, dikejar predator. Kalau fenomena alam tidak ada. Semuanya normal saja,” jelas Iman. *dar
1
Komentar