Penggemar Ikan Koki di Bali Gelar Pameran, Pengunjung Dapat Giveaway
Ikan Mas Koki Bali
Perkumpulan Ikan Koki Bali
Bali Goldenfish United
Denfest
Denfest 2020
Denpasar Festival
DENPASAR, NusaBali.com
Beragam kegiatan kreatif turut memeriahkan gelaran Denpasar Festival XIII tahun 2020. Kali ini, sebagai buah kolaborasi antara Pemerintah Kota Denpasar bersama Komunitas Pelestari Ikan Koki (PIK) dan Bali Goldenfish Unitide (BGU) menggelar Exhibition dan Charity Ikan Koki di Dharma Negara Alaya, Denpasar.
Tak hanya ikan Koki Bali, ikan Koki jenis lainnya juga turut meramaikan pameran yang dilangsungkan 12-13 Desember 2020. Di antaranya ada jenis Koki Rancu, Oranda, Demekin, Tosakin, dan Yuanbo dengan berbagai warna dan ukuran. “Total ada 40 ekor ikan koki yang dipamerkan,” ungkap I Ketut Kurnia Amputra, salah satu panitia acara.
Sebanyak lima kelompok tani turut meramaikan Exhibition dan Charity Koki. Ada kelompok tani Mina Bun, Uma Sari, Wangaye Suralaga, Kepik Mas Bali dan Be Barong Mas Bali. Kelompok tani ini merupakan petani ikan Mas Koki Bali. “Di setiap komunitasnya ada 10 orang anggota,” jelas Kurnia.
Sistem charity yang digunakan juga unik. Setiap pengunjung yang datang mengisi data nama, alamat dan nomor telepon kemudian memberikan donasi sukarela pada tempat yang sudah disediakan. Menariknya, data ini selanjutnya akan diundi oleh panitia dan yang beruntung nantinya akan mendapatkan lima ekor anakan ikan mas koki Bali. “Jadi sistemnya seperti giveaway begitu ya,” ujar Kurnia antusias.
Tidak hanya eksibisi dan amal, beberapa jenis anakan ikan mas koki juga dijual dalam kegiatan ini. Kurnia mengungkap meskipun anakan, kualitas ikan yang dijual juga tetap diperhatikan. “Seperti sepakan (belahan) dan ekor ikan yang bagus harganya bisa sampai Rp 3 juta sampat Rp 5 juta,” ungkapnya lagi.
Sebanyak lima kelompok tani turut meramaikan Exhibition dan Charity Koki. Ada kelompok tani Mina Bun, Uma Sari, Wangaye Suralaga, Kepik Mas Bali dan Be Barong Mas Bali. Kelompok tani ini merupakan petani ikan Mas Koki Bali. “Di setiap komunitasnya ada 10 orang anggota,” jelas Kurnia.
Sistem charity yang digunakan juga unik. Setiap pengunjung yang datang mengisi data nama, alamat dan nomor telepon kemudian memberikan donasi sukarela pada tempat yang sudah disediakan. Menariknya, data ini selanjutnya akan diundi oleh panitia dan yang beruntung nantinya akan mendapatkan lima ekor anakan ikan mas koki Bali. “Jadi sistemnya seperti giveaway begitu ya,” ujar Kurnia antusias.
Tidak hanya eksibisi dan amal, beberapa jenis anakan ikan mas koki juga dijual dalam kegiatan ini. Kurnia mengungkap meskipun anakan, kualitas ikan yang dijual juga tetap diperhatikan. “Seperti sepakan (belahan) dan ekor ikan yang bagus harganya bisa sampai Rp 3 juta sampat Rp 5 juta,” ungkapnya lagi.
Tujuan charity sendiri untuk mendukung komunitas-komunitas kecil dalam melestarikan ikan mas koki Bali sendiri. Selain eksibisi ikan mas koki, Bali Goldenfish United juga ikut memamerkan dan menjual beberapa jenis ikan yang mereka miliki. “Kami memang saling mendukung agar masyarakat Bali semakin mengenal ikan mas ini,” tambah Kurnia lagi.
Sebagi penghobi ikan Mas Koki Bali, Kurnia lebih sering menyebut ikan mas koki Bali ini sebagai ikan Mas Be Barong. “Kita kembali pada masa lalu yang memang menyebut dengan nama ikan Mas Be Barong. Karena ini kan dari Bali juga,” ungkapnya.
Kurnia berharap dengan diadakannya eksibisi ini, selain masyarakat luas bisa lebih mengenal tentang komunitas ikan mas koki Bali dan mau belajar untuk melestarikannya. “Harapannya juga pemerintah bisa lebih memperhatikan dan mau mengembangkan komunitas-komunitas kecil kami ini,” tutup Kurnia.*cla
Sebagi penghobi ikan Mas Koki Bali, Kurnia lebih sering menyebut ikan mas koki Bali ini sebagai ikan Mas Be Barong. “Kita kembali pada masa lalu yang memang menyebut dengan nama ikan Mas Be Barong. Karena ini kan dari Bali juga,” ungkapnya.
Kurnia berharap dengan diadakannya eksibisi ini, selain masyarakat luas bisa lebih mengenal tentang komunitas ikan mas koki Bali dan mau belajar untuk melestarikannya. “Harapannya juga pemerintah bisa lebih memperhatikan dan mau mengembangkan komunitas-komunitas kecil kami ini,” tutup Kurnia.*cla
Komentar