Produksi Padi di Badung Tak Terpengaruh Cuaca Ekstrem
MANGUPURA, NusaBali
Meski sempat dilanda cuaca ekstrem, tak mempengaruhi produksi padi di Kabupaten Badung.
Dinas Pertanian Badung memprediksi sampai akhir tahun 2020 produksi diperkirakan 118.061 ton gabah kering giling (GKG) atau setara 67.042,88 ton beras.
Kepala Dinas (Kadis) Pertanian Badung I Wayan Wijana, mengatakan musim panen di Badung berjalan lancar tanpa terpengaruh cuaca yang belakangan cukup ekstrem. Kondisi ini sangat menggembirakan, karena berarti produksi dan stok pangan khususnya gabah masih aman.
“Sampai saat ini belum ada laporan kerusakan atau gagal panen akibat cuaca,” ungkapnya saat dikonfirmasi, Minggu (13/12).
Menurut Wijana yang notabene mantan Kabag Organisasi dan Tata Laksana Setda Badung, hingga musim tanam ketiga, produksi pangan di Kabupaten Badung mencapai 61.382 ton GKG atau setara beras 34.685 ton. Berdasarkan hasil perhitungan dan prediksi sampai akhir tahun 2020 produksi diperkirakan 118.061 ton GKG atau setara 67.042,88 ton beras. “Sedangkan kebutuhan beras selama setahun 44.540 ton, jadi kita surplus 22.502,88 ton,” kata Wijana.
Berdasarkan hasil monitoring panen raya di sejumlah subak, produksi gabah petani sudah sesuai dengan estimasi. Produksi gabah kering panen rata-rata 6 – 7 ton per hektare.
“Ya berdasarkan perhitungan memang produksi beras masih bisa memenuhi kebutuhan masyarakat, bahkan ada kelebihan,” tandas Wijana.
Seperti diketahui, dalam upaya memberikan menggenjot produksi dan dalam rangka mencegah alih fungsi lahan, petani padi di Badung telah mendapatkan asuransi. Tujuannya supaya saat gagal panen, petani tidak merugi.
Premi dari asuransi ditanggung oleh pemerintah, baik Pemkab Badung maupun pemerintah pusat. Adapun premi tersebut nilainya Rp 180.000 per hektare. Sebesar 80 persen dibiayai oleh pemerintah pusat, atau sekitar senilai Rp 144.000, sedangkan 20 persen ditanggung oleh Pemkab Badung atau senilai Rp 36.000. Untuk nilai-nilai pertanggungan ditetapkan sebesar Rp 6 juta per hektare. *asa
Kepala Dinas (Kadis) Pertanian Badung I Wayan Wijana, mengatakan musim panen di Badung berjalan lancar tanpa terpengaruh cuaca yang belakangan cukup ekstrem. Kondisi ini sangat menggembirakan, karena berarti produksi dan stok pangan khususnya gabah masih aman.
“Sampai saat ini belum ada laporan kerusakan atau gagal panen akibat cuaca,” ungkapnya saat dikonfirmasi, Minggu (13/12).
Menurut Wijana yang notabene mantan Kabag Organisasi dan Tata Laksana Setda Badung, hingga musim tanam ketiga, produksi pangan di Kabupaten Badung mencapai 61.382 ton GKG atau setara beras 34.685 ton. Berdasarkan hasil perhitungan dan prediksi sampai akhir tahun 2020 produksi diperkirakan 118.061 ton GKG atau setara 67.042,88 ton beras. “Sedangkan kebutuhan beras selama setahun 44.540 ton, jadi kita surplus 22.502,88 ton,” kata Wijana.
Berdasarkan hasil monitoring panen raya di sejumlah subak, produksi gabah petani sudah sesuai dengan estimasi. Produksi gabah kering panen rata-rata 6 – 7 ton per hektare.
“Ya berdasarkan perhitungan memang produksi beras masih bisa memenuhi kebutuhan masyarakat, bahkan ada kelebihan,” tandas Wijana.
Seperti diketahui, dalam upaya memberikan menggenjot produksi dan dalam rangka mencegah alih fungsi lahan, petani padi di Badung telah mendapatkan asuransi. Tujuannya supaya saat gagal panen, petani tidak merugi.
Premi dari asuransi ditanggung oleh pemerintah, baik Pemkab Badung maupun pemerintah pusat. Adapun premi tersebut nilainya Rp 180.000 per hektare. Sebesar 80 persen dibiayai oleh pemerintah pusat, atau sekitar senilai Rp 144.000, sedangkan 20 persen ditanggung oleh Pemkab Badung atau senilai Rp 36.000. Untuk nilai-nilai pertanggungan ditetapkan sebesar Rp 6 juta per hektare. *asa
Komentar