Pembuat Lengis Tanusan Terancam Istirahat
Para pembuat lengis tanusan (minyak kelapa dengan proses tradisional) di Kabupaten Bangli terkendala bahan baku.
Pembuat Lengis Tanusan Terancam Istirahat
BANGLI, NusaBali
Penyebabnya buah kelapa semakin langka dan harga per butir sangat mahal. Salah seorang pembuat lengis tanusan, Ni Putu Sri, 40, mengatakan kelangkaan buah kelapa sudah terjadi sejak setahun lalu. “Harga kelapa jadi mahal karena barangnya langka,” ujar Putu Sri, pembuat lengis tanusan asal Banjar Tegal, Kelurahan Bebalang, Kecamatan Bangli, Minggu (6/11). Kelangkaan bahan baku membuat produksi minya kelapa tradisional menurun. “Saya sempat tidak membuat lengis tanusan karena tak dapat beli kelapa,” ungkap Putu Sri.
Dikatakan, harga per butir kelapa di pasaran bervariasi tergantung kondisi, kualitas, dan ukuran buah kelapa. Secara umum harga kelapa di pasaran antara Rp 3.500 per butir hingga Rp 6.000 per butir. Buah kelapa yang berharga Rp 3.500 per butir, masuk kategori kualitas dua. Kondisinya serabtan. Ada yang matang sempurna, ada yang setengah matang. Namun juga ada yang kelewat matang, sehingga sampai mapujer (tumbuh tunas). Sedangkan buah kelapa dengan harga Rp 5.000 sampai Rp 6.000 per butir, merupakan buah kelapa ‘super’. Butirannya matang dan umumnya baru saja usai dipetik.
Penuturan warga di lapangan, langkanya buah kelapa disebabkan beberapa hal. Di antaranya, kecendrungan banyak petani menjual buah kelapa muda (kuud), sehingga buah kalapa tak sampai matang. Selanjutnya, banyak buah kelapa yang matang dikirim dijual ke daerah. Umumnya ke kota-kota besar di Jawa, seperti Surabaya.
Plt Kadis Pertanian Perkebunan dan Perhutanan (P3) Ni Wayan Manik menyatakan, sampai saat ini tidak ada keluhan kelangkaan kelapa dari pembuat minyak tanusan. “Sampai saat ini tidak sih ada,” ucap Manik. Namun demikian, Manik menyatakan kelangkaan kelapa karena ada beberapa sebab. Pertama, kelapa merupakan tanaman keras, yang masa tumbuhnya perlu waktu lama. Karena itu produksinya sulit diperkirakan. “Ini beda dengan hortikultura,” jelas Manik. Yang kedua, tanaman kelapa merupakan tanaman sela; bukan sebagai tanaman utama. “Di Bangli kan tidak ada kawasan khusus kelapa, seperti kebun kelapa khusus,” jelas Manik.
Antara hal itulah, dikatakan Manik menyebabkan kelapa langka di Bangli. Meski demikian, Pemkab tetap merespon setiap persoalan di lapangan. Untuk kelapa, Dinas P3 punya program memperluas budidaya kelapa. Termasuk jenis kelapa untuk upacara. “Mudah-mudahan ini nanti dapat membantu meningkatkan produksi kelapa,” harap Manik. Rencana bantuan budidaya kelapa akan direalisasikan tahun 2017, tahun depan .
Informasi di lapangan, dari tidak kurang 15 sentra pembuatan minyak tanusan di Tegal, hanya beberapa sentra yang masih mampu berproduksi teratur. Yang lainnya produksi kadang kala, karena kesulitan mendapatkan kelapa. k17
BANGLI, NusaBali
Penyebabnya buah kelapa semakin langka dan harga per butir sangat mahal. Salah seorang pembuat lengis tanusan, Ni Putu Sri, 40, mengatakan kelangkaan buah kelapa sudah terjadi sejak setahun lalu. “Harga kelapa jadi mahal karena barangnya langka,” ujar Putu Sri, pembuat lengis tanusan asal Banjar Tegal, Kelurahan Bebalang, Kecamatan Bangli, Minggu (6/11). Kelangkaan bahan baku membuat produksi minya kelapa tradisional menurun. “Saya sempat tidak membuat lengis tanusan karena tak dapat beli kelapa,” ungkap Putu Sri.
Dikatakan, harga per butir kelapa di pasaran bervariasi tergantung kondisi, kualitas, dan ukuran buah kelapa. Secara umum harga kelapa di pasaran antara Rp 3.500 per butir hingga Rp 6.000 per butir. Buah kelapa yang berharga Rp 3.500 per butir, masuk kategori kualitas dua. Kondisinya serabtan. Ada yang matang sempurna, ada yang setengah matang. Namun juga ada yang kelewat matang, sehingga sampai mapujer (tumbuh tunas). Sedangkan buah kelapa dengan harga Rp 5.000 sampai Rp 6.000 per butir, merupakan buah kelapa ‘super’. Butirannya matang dan umumnya baru saja usai dipetik.
Penuturan warga di lapangan, langkanya buah kelapa disebabkan beberapa hal. Di antaranya, kecendrungan banyak petani menjual buah kelapa muda (kuud), sehingga buah kalapa tak sampai matang. Selanjutnya, banyak buah kelapa yang matang dikirim dijual ke daerah. Umumnya ke kota-kota besar di Jawa, seperti Surabaya.
Plt Kadis Pertanian Perkebunan dan Perhutanan (P3) Ni Wayan Manik menyatakan, sampai saat ini tidak ada keluhan kelangkaan kelapa dari pembuat minyak tanusan. “Sampai saat ini tidak sih ada,” ucap Manik. Namun demikian, Manik menyatakan kelangkaan kelapa karena ada beberapa sebab. Pertama, kelapa merupakan tanaman keras, yang masa tumbuhnya perlu waktu lama. Karena itu produksinya sulit diperkirakan. “Ini beda dengan hortikultura,” jelas Manik. Yang kedua, tanaman kelapa merupakan tanaman sela; bukan sebagai tanaman utama. “Di Bangli kan tidak ada kawasan khusus kelapa, seperti kebun kelapa khusus,” jelas Manik.
Antara hal itulah, dikatakan Manik menyebabkan kelapa langka di Bangli. Meski demikian, Pemkab tetap merespon setiap persoalan di lapangan. Untuk kelapa, Dinas P3 punya program memperluas budidaya kelapa. Termasuk jenis kelapa untuk upacara. “Mudah-mudahan ini nanti dapat membantu meningkatkan produksi kelapa,” harap Manik. Rencana bantuan budidaya kelapa akan direalisasikan tahun 2017, tahun depan .
Informasi di lapangan, dari tidak kurang 15 sentra pembuatan minyak tanusan di Tegal, hanya beberapa sentra yang masih mampu berproduksi teratur. Yang lainnya produksi kadang kala, karena kesulitan mendapatkan kelapa. k17
Komentar